"Assalamualaikum." Nesya mengetuk pintu.
Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar dan pelaku kekerasan terhadap pintu tersebut adalah Nella.
"Abis dari mana Lo? Jual diri? " Tanya Nella menyorot Nesya dengan tatapan tak suka.
"Astaga Nella jaga ucapanmu."
"Lo berani ngelawan gue? Hah?!"
Nella mendekat dan langsung mengambil alih rambut Nesya. Menjambaknya sesuka hati, dan Nesya hanya diam tanpa niat membela diri.
"Argh sa..kit."
"Rasain lo! Gue tanya sekali lagi Lo abis darimana sama kakel? Di bayar berapa Lo?"
"Aku abis bantu ibu kantin nyuci piring kotor. Argh le..pas nella.. sa..kit."
"Cih lo ngelawak mana ada kantin buka jam segini," Nella masih setia menjambak rambut Nesya tanpa rasa iba.
"Ta..di ka..kak ke..las itu pu..nya kun..ci serep."
"Dah lah Lo tuh banyak bohongnya, pergi lo." Ujar Nella seraya melepaskan tangannya dari rambut Nesya dan mendorongnya hingga tersungkur ke lantai.
Nella berjalan angkuh dah berhenti tepat di tangan Nesya yang sedang tersungkur. Di injaknya tangan itu tanpa tahu sang empunya mengerang kesakitan.
Nesya tertunduk menangis dalam diam dan segera bangkit ke kamarnya.
Tak butuh waktu lama dia pun sudah selesai membersihkan diri. Selepas mandi dia bergegas mengambil buku tugas dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Tiba-tiba pintu di buka dengan hentakan kasar dengan pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Nella.
"Heh kerjain pr gue!" Perintahnya seraya melempar sebuah buku tepat di wajah Nesya.
"Kamu harus mengerjakannya sendiri Nella." Bantah Nesya dengan nyali kecil.
"Lo berani bantah gue lagi??"
"MAMIIIIII...." teriak nella memanggil ibunya itu.
Dengan langkah tergesa-gesa ibunya datang dengan raut wajah gelisah. Bertanya ada apa sampai putri kesayangannya ini berteriak.
"Ada apa sayang? Kenapa teriak-teriak?"
"Ini Mi masa dia gak mau bantu aku ngerjain pr, mentang-mentang pinter jadi sombong." Adu Nella mengarang cerita.
"Cih masih bocah sudah belagu. Sok pintar sekali! Tidak bisakah kau membantu putriku hah?!" Bentak wanita paruh baya itu.
"Tapi dia tapi minta aku yang menger.." ucapnya terhenti saat kembali di bantah oleh saudara kembarnya itu.
"Apasih Lo! Gue kan minta tolong bilang aja lo tuh capek abis jual diri makanya males bantu gue. Iya kan? Di bayar berapa lo hah?" Nella lagi-lagi membahas tentang jual diri.
"Jual diri apa maksudmu sayang?" Tanya ibunya tak mengerti.
"Oh iya mami gak tahu kan? Tadi si babu pulang magrib dah gitu di anterin kakak OSIS. Ngapain lagi coba dia sama kakak kelas sampe larut?" Nella membuat ibunya itu kembali menatap Nesya nyalang dengan penuh kebencian.
"Tidak tahu diri! Sudah bagus di kasih makan dan sekolah sekarang kau justru ingin menjatuhkan harga diri keluarga saya?! Memuakkan! Dasar jalang!" Seru ibunya berapi-api membuat Nesya tak mempunyai kesempatan membela diri.
"Lihat tubuhmu ini! Sudah di sentuh laki-laki. menjijikkan!" Ujar ibu mendorong bahunya lalu meninggalkan Nesya dengan Nella yang tersenyum kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deepest Side
RandomSelamat membaca, bahagia, sedih, kecewa dan tertawa. Karena Nesya akan mengajarkan banyak hal kepada kita Terutama sisi terdalamnya. Salam manis Yaya.