sebelas

72 44 45
                                    

"Loh kok?"

Wajah yang tampak setelah kupluk itu dibuka, tidak asing baginya. Wajah menjengkelkan.

"Ngapa? Lo tersepona sama kegantengan gue?" Tanya Arka yang menaik-turunkan alisnya.

Dasar jahanam!

Disaat Nesya masih terikat dengan tali sialan itu, sableng satu ini malah narsis tingkat tinggi.

"Terserah deh, bukain ikatan Nesya dulu kak!" Pintanya.

Arka mendekat. Nesya dapat tersenyum senang akhirnya ada yang menyelamatkannya walau ternyata kakak kelas yang satu ini.

Senyumnya pudar saat wajah tampan itu melemparkan senyum penuh arti sambil menjulurkan tangannya.

Meminta sesuatu?

" Apaan sih kak? Bukain duluuuu." Teriak Nesya hampir darah tinggi.

"Enak aja, mana novelnya? Lo mau give away gue novel ya!" Astaghfirullah jadi dia dengan nggak tahu diri minta novel? Padahal jadi penyelamat aja belum!

Tadi kan Nesya bilangnya bakal give away novel kepada yang berbaik hati menolongnya.

"Nggak mau, di tolongin aja belum udah minta novel." Nesya memanyunkan bibirnya menatap Arka kesal.

"Bawel Lo, tapi janji dulu lo bakalan ceritain  ini semua karena gue capek nyari tau sendiri!"

Nesya mengerjap. Eh bentar? Ini maksud lain dari kalimat Arka, selama ini Arka nyari tahu sendiri soal kehidupan Nesya? Iya nggak sih?

"IYA IYA IYA." Nesya memutar bola matanya.

Arka mendekat, melepas semua ikatan yang ada di tangan dan kaki Nesya. Saat melepas tali di tangan Nesya, bukannya melalui belakang justru dari depan.

Membuat jarak dari tubuhnya dan Nesya dekat. Nesya ingin mengumpat, sambil memejamkan matanya.

'astaga jantung Nesya tolongg!!'

Arka memasang wajah tanpa dosa. Tersenyum guna menutupi kegugupannya.

"Ciee deg-degan ya sedekat ini sama gue?"

"Bodo amat!"

Setelah tali itu lepas, Arka menarik tangan Nesya untuk keluar dari ruangan gelap. Nesya sedikit tersentak melihat pria dengan setelan hitam, di padukan masker yang menutupi sebagian wajahnya itu  tergeletak mengenaskan.

Apa iya ini ulah Arka? Tapi Arka nggak mungkin sakti banget ngalahin ini orang. Yang ada Arka justru yang babak belur, bukan orang misterius ini.

"Ngapa lo? Nggak nyangka gue sehebat ini? Hello gue mah emang jago dari janin." Nada angkuhnya membuatku kesal.

Malas membalas, lebih baik Nesya meninggalkan tempat ini daripada nanti si Boy apalah ini bangun.

"Tunggu!"

Seseorang dengan penampilan tak jauh berbeda dengan Boy tadi, muncul sedetik setelah Nesya berniat pergi.

Deepest Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang