lima

107 76 19
                                    

"Yang bayar kakak itu ya Bu!" Ujar Nesya menunjuk ke arah Arka yang sedang berdiri.

Nesya memesan makanan dua porsi untuknya dan Arka yang saat ini masih melongo.

"Kak Arka ayok sini makan." Panggil Nesya melihat Arka yang masih setia berdiri.

Arka menuju meja kantin itu dan mengambil alih tempat duduk di sebelah Nesya yang kebetulan kosong, eh memang kosong.

"Gue heran sama lo. " Arka yang tampak berfikir kini menunjukkan ekspresi yang salah.

" Kak kalo mau sok mikir pake eskpresi nya yang bener dong. Masa muka kelaparan gitu yang di tunjukkin." Sanggah Nesya melihat ketidaksinkronan ekspresi dan ucapan Arka.

"Aih otak lo sekali aja jangan komen dulu dong." Tungkas Arka melihat adik kelas yang menyebalkan ini lagi-lagi membuatnya sebal.

"Padahal aku komentar pake mulut bukan otak, hmm."

"Serah dah serah. Intinya gue heran sama lo!" Tandas arka dengan wajah serius.

Dan Nesya hanya menghendikan bahu acuh sambil menerima pesanan yang di bawa oleh ibu kantin.

Respon yang menyebalkan!

"Lo gak mau tanya gitu kenapa gue heran?" Tanya Arka penasaran.

"Sebenernya gak pengen tapi karena mukanya melas gitu yaudah lah pengen tau aja biar seneng."

"Bangke!"

"Ihh pagi-pagi udah ngumpat mending istighfar kak."

"Astaghfirullah kok Lo makin nyebelin sih!"

"Semuanya gak sesuai yang kakak perkirakan." Sungut nesya acuh dengan nada kemisteriusan.

"Maksud Lo?" Otak cetek Arka ternyata tak paham bahasa Nesya.

"Dah lah males."

"Gak jelas Lo!"

"Memang!"

"Dih"

"Apasih!"

"Diem!"

"Udah berantemnya?"

Eh?

Itu bukan suara berat arka atau suara menyebalkan dari Nesya. Demi kepiting rebus yang ada di Spongebob itu bukan suara mereka berdua!

"Eh bapak.." sahut Arka cengar-cengir melihat kedatangan bapak berkumis tebal yang sedang berkacak pinggang.

" Arka ngapain kamu disini?"  Tanya bapak itu yang membuat lawan bicaranya mendengus kesal dengan pertanyaan retoris yang dia ujarkan.

"Ya makanlah pak!" Sungut Arka dengan nada santai.

"Udah bolos dari rapat OSIS bolos dari kelas dan alasan klasik yang kamu utarakan adalah makan?" Tegas pak Bambang sambil membenarkan posisi kumisnya memasang wajah garang segarang kak Ros di Upin Ipin.

"Bapak kan tahu di salah satu ciri makhluk hidup itu memerlukan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Maka dari itu saya makan pak." Arka kembali mengelak.

"Hus saya itu guru IPS jangan kamu ajarkan biologi saya gak bakal mudeng, yang ada malah mubeng!"

"Yaudah pak kalo gitu intinya nih ya manusia itu butuh makan hehe."  Masih kekeuh dengan alibinya itu Arka memasak wajah sok polosnya.

"Ngeles aja ke ruang OSIS sana banyak kerjaan malah pacaran!" Usir pak Bambang dengan gerakan tangan yang menyertai.

"Ihhh bapak nanti aja deh ya." Tolak Arka lagi.

Deepest Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang