▪️Vomentnya ya. Ayo belajar menghargai orang lain:)▪️
Day 5.
Setiap hari, Jisoo memang selalu pergi ke loker. Mengambil kotak bekalnya. Ya, hitung-hitung irit uang jajan, kan?
Tapi, 5 hari terakhir, ia selalu dijengkelkan dengan pantun-pantun dari orang asing, yang isinya selalu tidak jelas menurutnya.
Jennie yang selalu menemani Jisoo pergi ke loker pun sudah tidak asing dengan kiriman pantun di loker Jisoo.
Seperti sekarang ini.
Potong bawang di atas talenan
Bawang membuat perih mata Riri
Kalau nona tidak berkenan
Saya pamit undur diri."Akhirnya, doa gue dikabulin juga. Nyerah juga, kan lo! Udah pergi aja. Gak peduli gue." Jisoo membanting pintu lokernya.
Jennie yang sudah paham betul, sahabatnya itu pasti akan merasa jengkel ketika selesai membaca pantun itu, hanya geleng-geleng melihat Jisoo membanting pintu lokernya dengan sangat keras dan menimbulkan keributan.
▪️▪️▪️
Day 6.
"Jisoo, ke kantin, yuk!" ajak Jennie.
"Bentar, ke loker dulu," jawab Jisoo.
"Ngapain? Mau bacain pantun lagi?" goda Jennie.
"Gak! Orang mau ngambil sesuatu."
Mereka berjalan bersama ke loker. Sesampainya di loker, Jisoo tidak menemukan secarik kertas berisi pantun lagi. Rasanya, sedikit lega karena ia sudah lama risih diganggu, ya walaupun pantun itu tidak terlalu mengganggu.
Tapi, mengapa rasanya seperti ada sesuatu yang hilang?
Tak mungkin kan, Jisoo rindu orang yang mengiriminya pantun setiap hari?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Letters | VSOO✔
Nouvelles[Completed] Apa jadinya jika kamu tiba-tiba mendapat secarik kertas berisi pantun yang tertempel di loker sekolahmu? Senang atau justru risih? Tentu Jisoo memilih opsi kedua. Namun, saat pengirim pantun itu tak mengiriminya pantun lagi, ia justr...