▪️Vomentnya ya. Ayo belajar menghargai orang lain:)▪️
Day 19.
Kalau berbohong harus mengaku
Jangan sampai harus dihukum dahulu
Kemarin ada yang mengaku-ngaku
Heran, ada saja yang ingin menjadi diriku.Besok saja, aku pastikan tak ada yang mengaku menjadi diriku.
Jangan terkejut jika bertemu denganku nanti.
"Hehe. Bener, kan bukan si Jinyoung. Huh, nyebelin banget. Ku tunggu kamu besok."
▪️▪️▪️
Day 20.Jisoo menunggu seseorang datang padanya. Ya, seseorang yang selama ini menghiburnya dengan pantun-pantun yang ia buat.
Tak terasa, sebentar lagi ia akan bertemu dengan sosok tersebut.
"Hei!" seseorang menyapa Jisoo.
"Ya?"
"Sebelum makan bacalah basmalah
Setelah itu gunakan tangan kananmu
Ramalanku ternyata salah
Kau tidak terkejut melihatku."Jisoo melebarkan matanya. Pipinya sudah memerah.
"Jadi, itu kamu?"
"Ya. Terkejut?"
"Gak sih, tapi aku sangat penasaran. Katamu, kau dekat denganku, tapi sepertinya, aku tak pernah melihatmu?" tanya Jisoo bingung, tanpa sadar, bahasa yang Jisoo gunakan berubah menjadi persis seperti bahasa pengirim pantun itu.
"Yakin, tak pernah?" tanya orang itu lagi. Jisoo mengangguk.
"Pasti pernah, coba ingat lagi. Aku bertemu denganmu, di gerbang sekolah, di depan kelas mu, di perpustakaan, di kantin, di halte, di angkutan umum, di depan gang rumahmu," jelas orang itu.
Jisoo kembali mengingatnya. Ah, iya!
Bagaimana mungkin Jisoo lupa dengan orang yang ada di hadapannya ini.Penampilannya yang sederhana, namun sangat elegant. Jauh dari kata kuno ataupun nerd. Dan satu lagi, ia tampan, eh.
Jisoo mengingatnya, ia adalah orang yang membantu Jisoo saat Jisoo hampir terlambat.
Ia adalah orang yang membantunya merapihkan buku-buku Jisoo saat bukunya berjatuhan karena ditabrak oleh teman sekelasnya yang tidak bertanggung jawab.
Ia adalah orang yang membantunya mengambil buku biologi yang berada di rak paling atas.
Ia yang menemani Jisoo menunggu angkutan umum di halte saat hujan petang itu.
Ia yang pernah membantu Jisoo saat Jisoo hampir terserempet motor di depan gang rumahnya.
Ah, tidak. Ternyata pengirim pantun itu orang asing yang sering membantunya.
"Oh, i'm sorry. I forgot you, my miracle," ucap Jisoo tulus.
"It's okey. Sekarang senang sudah bertemu pengirim pantun itu?" tanya nya.
"Ya, sangat senang, sampai lupa bertanya siapa namamu?" kata Jisoo.
"Padika Taehyung Narendra, panggil saja Taehyung."
"Pantas, namanya saja seperti itu," ucap Jisoo sambil tersenyum.
"Tau tidak arti Padika?" tanya Taehyung.
"Tidak. Memangnya apa?"
"Syair," jawab Taehyung.
Jisoo mengulum senyum. "Pantas."
"Jisoo, aku suka padamu." Perkataan Taehyung membuat Jisoo mematung, terkejut.
"Tak apa, jangan terburu-buru. Aku juga tak perlu jawaban dari mu."
"Enggak. Memang sepertinya terlalu cepat. Tapi, aku juga suka padamu." Pipi Jisoo terasa panas, ia malu, pasti pipinya sudah memerah.
Taehyung tersenyum.
"Di pasar bantul membeli ikan
Cara kenalan ku mantul, kan?" tanya Taehyung."Haha, gak usah sok bilang mantul deh, kamu!"
"Kenapa? Aku gak kuno tau."
"Iyaa ... iyaa."
▪️E N D▪️
A/n
Wkwkwk, bentar banget kan? Gaje juga ya?😂 maklum aja soalnya dibikin cuma seharian dan pas lg gabut aja hihi.
Okedeh makasi semuanya yang udah baca, vote, dan komen sampe akhir.
Kalo mau baca cerita Vsoo versi panjang, silahkan cek profil😂 baca aja yang judulnya MOVE. Tapi, itu juga gak panjang-panjang banget sih😂
See youu! 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Letters | VSOO✔
Cerita Pendek[Completed] Apa jadinya jika kamu tiba-tiba mendapat secarik kertas berisi pantun yang tertempel di loker sekolahmu? Senang atau justru risih? Tentu Jisoo memilih opsi kedua. Namun, saat pengirim pantun itu tak mengiriminya pantun lagi, ia justr...