▪️Vomentnya ya. Ayo belajar menghargai orang lain:)▪️
Day 15.
Haha, untuk kali ini saja bukan pantun.
Kamu tidak kecewa, kan?
Sadar tidak kemarin kau memakai bahasa aku-kamu pada diriku?
Padahal, biasanya juga, gue-lo.
Aku senang:)
Jika yakin, tunggu pantun berikutnya. Ada beberapa clue untuk mu."Siap, captain! Hehe."
Karena si pengirim pantun, Jisoo dikira sudah gila oleh pemilik loker lainnya karena berbicara pada kertas.
▪️▪️▪️
Day 16.
Jisoo sudah menarik tangan Jennie untuk menemaninya ke loker. Jujur, Jisoo sangat tidak sabar mendapat clue dari pengirim pantun itu.
Terbang menari layaknya kupu-kupu
Yang dikejar selalu menjauh dariku
Aku berada di dekatmu sejak dulu
Mungkin kau tidak sadar itu."Dekat sama gue? Siapa, ya?" tanya Jisoo.
Jisoo membuat tatapan menyelidik ke Jennie. "Bukan lo, kan, Jen?" tanya Jisoo kepada Jennie.
"Bukan, lah, Soo. Kurang kerjaan banget, gue!" jawab Jennie.
"Pengirim pantun, aku tidak peka, sungguh. Bisa kau datang pada ku? Besok, di jam yang sama seperti saat aku membaca pantun darimu."
"Soo, apaan, sih? Kenapa lo ngomong sendiri? Bahasanya baku banget lagi," ujar Jennie.
"Suka-suka gue, lah. Gue gak ngomong sendiri, gue ngomong sama pengirim pantun itu, dia selalu ada di sekitar gue kalau gue baca pantunnya."
Jennie mengedarkan pandangannya ke seluruh lorong tempat loker. Tidak ada siapa-siapa. Lalu, kenapa bulu kuduknya meremang?
"Soo, kok jadi serem gitu, sih. Gue takut. Cabut ah, yuk!" ajak Jennie menarik lengan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Letters | VSOO✔
Historia Corta[Completed] Apa jadinya jika kamu tiba-tiba mendapat secarik kertas berisi pantun yang tertempel di loker sekolahmu? Senang atau justru risih? Tentu Jisoo memilih opsi kedua. Namun, saat pengirim pantun itu tak mengiriminya pantun lagi, ia justr...