DNA 3

1.2K 125 6
                                    

Follow me, tekan bintang, beri komentar. Sudah cukup teman-teman😘

Don't Plagiat!


Sorryyyyyyy. Aku baru bisa update sekarang because sibuk banget pekerjaan aku numpuk dikantor. Siapkan kripik cemilan karena ini special part panjang agar kangen kalian bisa terobati teman-teman.

-----DNA 3-----

-----Author POV-----
1 tahun kemudian
Keluarga Im menikmati sarapan sederhana dimeja makan keluarga. Percakapan diantara mereka pagi ini menjadi hening, karena mendengar berita yang tidak baik dari appa mereka, Tuan Im yang didiagnosa mengalami penyakit paru-paru basah.

Tuan Im meletakkan daging iris kepiring anaknya "sudah makan, kalian tidak usah memikirkan kesehatan appa. Appa masih sehat tidak selemah yang kalian bayangkan" ucap tuan Im yang belakangan ini memang sakit

"terima kasih appa" ucap Jaemin menunduk menahan tangisnya

"kenapa kau merahasiakan penyakitmu ini suamiku, kau tahu ini bukanlah penyakit biasa. Jika kau mengatakan lebih awal maka bisa saja penyakit itu tidak bersarang ditubuhmu" keluh nyonya Im

Tuan Im mengangguk "uhukk uhukk" batuk yang membuat mereka khawatir dengan segera Yoona mengambil air minum untuk appanya

"terima kasih putri appa" puji tuan Im

"sudah kuputuskan, appa akan berhenti dari pekerjaannya. Aku yang akan menyerahkan surat pengunduran diri appa" ucap Yoona

Semua keluarganya terkejut dengan ucapan Yoona "jangan berlebihan putriku, appa tidak mungkin berhenti dari pekerjaan appa. Mau makan apa keluarga kita, appa tidak ingin semakin terbebani melihat kalian menderita" ucap tuan Im lembut

Yoona meneteskan air matanya "hiks...ini semua salahku appa, andaikan aku tidak terlalu mempercayai pria itu maka keluarga kita tidak akan menerima nasib buruk seperti ini. Di busan appa menjadi manager hiks tapi disini appa harus menjadi buruh dan bertahan tidak tertidur siang dan malam hanya untuk kami. Maafkan aku appa hiks hiks" curahan hati Yoona mengingat memory pahitnya

"kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri putriku, kau tidak salah apa-apa disini. Yang harus disalahkan itu pria tidak bertanggung jawab yang meninggalkanmu. Eomma harap kau jangan menyalahkan dirimu sayang" nasehat nyonya Im

"eomma appa kumohon berikan aku kesempatan untuk menjadi anak yang berguna untuk kalian. Appa sudah sakit, aku tidak mau eomma juga. Kalian sudah berumur seharusnya aku yang mencari nafkah keluarga kita. Aku akan menjadi tulang punggung keluarga kita mulai sekarang, aku akan mencari pekerjaan lain selain pelayan cafe yang saat ini" tegas Yoona menghapus air matanya

Tuan Im menggeleng "Yoona-ya jangan, appa masih hidup dan semua tanggungan keluarga adalah tanggung jawab appa" ucap Tuan Im

"eomma kumohon bujuk appa agar mendengar ucapanku, hanya eomma yang bisa" pinta Yoona

Tuan Im dan nyonya Im hanya bisa saling berpandangan untuk menerima keputusan dari putri sulung mereka.

Yoona melihat Jaemin "kau tidak perlu khawatir, kau hanya harus belajar dengan rajin jika tidak mau menyusahkan noona. Misal dengan beasiswa ? noona akan menyekolahkanmu setinggi-tingginya Jaemin-ah" ucap Yoona mengelus kepala adiknya

Jaemin tidak bisa menahan keterharuannya mendengar ucapan noonanya yang pertama kali begitu dewasa dan tulus karena biasanya mereka selalu bertengkar.

Jaemin memeluk Yoona "noona aku suka noona yang seperti ini" puji Jaemin

"tapi aku lebih suka noona yang sebelumnya, bisa membosankan hidupku jika tidak bertengkar dengan noona, kedewasaan untuk berfikir aku suka tapi sikap masih harus tetap" lanjut Jaemin memecahkan suasana

DNA (yoonHun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang