M.

3.6K 405 55
                                    

Gio bingung.

Melihat sikap aneh dari adik sepupunya tersebut.

"Kamu lagi jatuh cinta ya, Mer?"

Merinda menggelengkan kepalanya, tapi tersenyum manis. Hal yang jarang diperlihatkannya, yang malah membuat kakak sepupunya itu heran.

"Abis menang undian?"

Lagi, Merinda hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh, pasti dapet uang jajan tambahan ya?"

"Gak juga sih, Kak. Hehe."

Kemudian memeluk Gio begitu aja, dan cengengesan nggak jelas.

Gio semakin yakin kalau ada yang ganjal menimpa sosok cewek berambut pirang tersebut.

Apa mungkin, adik sepupunya itu lagi kesambet ya?

Entahlah.

.
.
.

Really Bad Boy

Present

.
.
.

Happy Reading

Belakangan sosok Hera susah banget untuk ditemui, kayanya selain sibuk dengan tugas mata kuliahnya, tuh cewek satu juga lagi hobi ngintilin Mitha.

Dimas jadi semakin jarang bersama dengan sahabat ceweknya tersebut, bahkan setiap dia nge-chat tuh di balasnya bisa lama banget. Yang bisa bikin dirinya kesal.

Padahal, dia lagi butuh banget oknum yang bernama Hera itu. Soalnya masih banyak hal yang mau dirinya tanyain mengenai kakak tingkatnya tersebut.

Tut...tut...tut...

"Lagi dimana?", baru aja Hera mengangkat panggilan darinya. Tapi dia langsung menanyakan mengenai keberadaan sahabat ceweknya tersebut.

"Sama Mitha, lagi makan siang bareng Jaka. Ada apa?"

"Dimana?"

"Ada apaan emangnya?"

Dimas mendengus kesal, bukannya menjawab pertanyaan darinya eh Hera malah mengajukan pertanyaan balik.

"Ada yang mau gue omongin."

"Perihal?"

"Nanti gue nyamperin lo aja deh, chat gue kalau misalnya lo udah kelar sama si Mitha Mitha itu."

"Oh yaudah..."

Dan panggilan pun terputus, sedangkan dirinya makin uringan.

Kayanya Dimas harus konsultasi sama kakak sepupunya aja kali ya...

Dimas pun mengacak rambutnya frustasi.

.
.
.

"Kenapa kak?", melihat muka asam anaknya, sang ayah sedikit heran. Pasalnya, kalau udah ditekuk kaya gitu udah pasti ada hal yang membuat anak semata wayangnya bete.

Sedangkan yang di tanya mendudukkan dirinya, kemudian menyandarkan kepalanya dibahu lebar sang ayah.

"Ada yang mau kakak ceritain?"

Tentu aja Gio menganggukkan kepalanya, sembari memejamkan matanya.

"Kejadian buruk lagi?"

Ya, rasanya tuh dia mau mengadu aja sama ayahnya mengenai rumor yang tersebar mengenai dirinya di kampusnya itu. Tapi, Gio masih cukup waras. Dia belum berani atau lebih tepatnya masih memikirkan tindakan yang akan ayahnya lakukan jika mengetahui perihal tersebut..

Really Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang