"Bisakah?"

82 4 0
                                    

***

Aku membuka mataku, dan berbalik arah kekanan. Aku melihat Justin tepat didepanku sedang tertidur pulas dengan rambutnya yang tidak beraturan. Dan oh, dia tidak mengenakan pakaian. Aku melihat wajahnya dengan teliti, mulai dari alis, bulu mata, hidung, dan yang terakhir bibir. Mungkin ini terlihat gila, melihat orang tidur dan memperhatikannya betapa sempurnanya ia.

"Berhenti menatapku seperti itu" ucap Justin yang tersenyum dengan mata yang masih tertutup.

"Aku bahkan tidak menatapmu"

"Kau sama sekali tidak berbakat dalam berbohong"

"Shut up"

"Apa yang kita akan lakukan hari ini?"

"Aku tidak tahu"

"Kau sudah ada janji dengan Cameron?"

"Tidak"

"Baiklah, hari ini kau sepenuhnya milikku" ucap Justin dengan riang. Tak lama ponselku bergetar, aku melihatnya terdapat panggilan dari Cam. Bagus, ini samasekalibukanwaktuyangtepat.

"Ya?"

"SelamatpagiRose" Kata Cam yang meniru suara Augustus Waters

"Awwh, selamatpagi. Ada apa?"

"Tidak, tidakada. Akuhanyainginjadiorangyangpertamamengucapkan 'SelamatPagi'"

"That'ssweet"

"Apakitabisakeluar? Siangnanti, akuakanmenjemputmu"

"Hmm, Cam. Akutidak bisa, akusudahadajanjidenganJustin"

"Ohh, akuterlambat. Baiklahtidak apa. Bye" ucapnya, aku menaruh ponselku ketempat semula.

"Ada apa dengan wajahmu seperti itu?"

"Pertama, aku tidak suka cara kalian berdua memberi salam seperti 'Selamat Pagi', kedua aku tahu Cameron pasti mengucapkan sesuatu yang membuatmu menjawab 'That's Sweet', dan ketiga. Aku senang disaat kau mengatakan, bahwa kau ada janji denganku. Tetapi sebagian besar aku tidak suka. Jadi, OK"

"Sejak kapan kau banyak bicara seperti ini"

"Sejak kau mengenal Cameron, dan aku sama sekali tidak suka"

"Mengapa?"

"Aku hanya tidak suka"

"Okay, okay. Jadi kemana kita akan pergi?"

"Lihat saja nanti"

***

"Apa kau siap?"

"Yep" kataku sambil mengenakan seatbelt. "Tidak seperti biasanya kau mengajakku jalan. Setahuku kau sibuk" lanjutku

"Kau pasti merindukanku"

"What? Tidak, buat apa aku merindukan seseorang seperti kau"

"Aku sangat merindukanmu"

shutup, tidaktidakMegan. Kautidakbolehpercayadenganomongannya.

"Oh"

Sesampai ditujuan, aku mengajak Justin ke toko buku. Aku senang, karna Justin tidak menampakkan wajah bosannya. Setelah kami ke toko buku, kami mengelilingi mall dan mencicipi makanan Jepang.

***

Hari ini sangat melelahkan, tapi cukup menyenangkan. Tiba-tiba Justin masuk kekamarku. Ia ingin tidur bersamaku, aku menganguk. Setelah itu aku membelakanginya, mencoba tidur.

2-3 jam aku membuka mata dan melihat jam beker yang tepat berada disebelahku.

"Aku mencintaimu" ucap Justin, yang mengagetkanku. Aku berbalik badan.

Tidak, tidaksekarang. YaTuhan. Akurasainimemangwaktuyangtepat, jujurdiasangatromantis. Dipagiini, denganposisikamiyangmasihdikasur. Salingmenatap, akumenemukansesuatuindahdimatanya.
"Ini masih pukul 2 pagi, dan kau mengatakan itu. Kau sudah gila?"

"Tidak, aku tidak gila. Apa kau mencintaiku?"

"Ya"

"Aku tidak bercanda Meg"

"Apa wajahku terlihat sedang bercanda?"

"Aku rasa tidak" ucap Justin, ia memperhatikanku dari rambut hingga berhenti tepat dibibirku. "Can I kiss you? Aku ingin menghilangkan ciuman Cameron yang ada dibibirmu" jelasnya. 

Aku hanya menganguk, mengiyakan. Justin menciumku dengan lembut dan perlahan-lahan. Ia terus memasukkan lidahnya kemulutku, yang membuatku semakin menginginkannya. Lalu ia berada diatasku menciumku terus menerus. "I love you" bisiknya sambil menggigit telingaku.

***

"Hey, bangun" ucapku sambil mengelus pipinya

"Megan, aku masih ingin tidur"

"Aku membuatkanmu pancakes, cepat bangun"

"Can I get a kiss before I get up?" pinta Justin, aku mengecup pipinya yang lembut itu. Lalu, ia tersenyum

Pagi ini sangat indah, aku tidak tahu pasti. Apakah aku kekasih Justin atau tidak. Sesudah kejadian dikasur tadi terjadi, aku tidak bisa tidur lagi. Aku berniat untuk membuatkannya sarapan.

***

Aku menaruh pancakes dipiringku dan dipiring Justin. Lalu, menuangkan sedikit madu dan menambahkan buah stroberi diatasnya agar terlihat cantik.

Kami duduk di sebuah meja makan yang hanya memiliki dua kursi yang berhadapan. Justin terlihat lahap memakan pancakes tersebut.

astaga, lucusekalidia

"Hey, apa yang ada dipikiranmu?"

"Tidak ada"

"Kau yakin? Dikeningmu, terlihat tulisan 'bohong'", dengan reflek aku menyentuh keningku dan mengusapnya.

"Bodoh", aku hanya diam dan menundukkan kepalaku sedikit.

"Jadi, kau resmi menjadi kekasihku?"lanjutnya.

"Ya"

"Apa kau bisa menjaga jarak dengan Cameron?"

Aku diam sejenak, dan berpikir. Aku sama sekali tidak bisa jauh dengannya. Hanya dia yang menemaniku disaat Justin pergi.

"Bisakah?" tanyanya lagi

"Akanku usahakan"

****

tobecontinued
5+ votes?tysm.

ALWAYSHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin