"Cameron?"

123 7 0
                                    

*****

Megan's POV

Kemarin malam, aku merasa tidak enak badan. Entah, mungkin karena kurang tidur atau istirahat. Aku melihat Justin tertidur disampingku dengan keadaan masih memakai baju yang ia kenakan diwaktu pergi, dan terdapat baskom disebelahnya.

sejak kapan dia peduli denganku

"Justin? hey bangun"

"Kau sudah bangun?"

"Pertanyaanmu memang bodoh, kau tidak liat aku sudah bangun atau belum. Kau pikir ini roh ku?"

"Kau tau aku sudah merawatmu dan kau tidak berterima kasih" ucapnya yang masih duduk disebelahku, awalnya memang aku bercanda. Tapi kenapa jadi begini.

"Oke oke terima kasih"

"Kau menungguku?" kalimat itu tiba tiba membuatku diam sejenak

"T-tidak, buat apa menunggumu. Tak ada gunanya" aku bangkit dari sofa lalu menuju kamar mandi, untuk membersihkan badanku.

Setelah itu aku meminta Justin untuk mengantarkanku ke supermarket. Ia terlihat tampan dengan kaos hitam dan celana jeans ditambah dengan rambut yang sedikit berantakan.

"Untuk apa ke supermarket? Aku rasa stock kita masih banyak" tanya Justin yang sedang fokus menyetir

dia bilang kita? oh, ayolah Megan. Kenapa kau jadi begini. Tidak usah terlalu senang, ia hanya mengatakan 'kita'. 

"Hey, kau masih sakit?" ia menoleh dan menyentuh keningku. "Badanmu masih panas Megan, seharusnya kau dirumah istirahat. Kau bisa mencatat di kertas apa saja yang kau butuhkan dan aku bisa pergi sendiri" jelasnya

"Sudahlah Justin aku tidak apa apa, aku bosan dirumah. Kita sudah setengah jalan, tidak mungkin kau mengantarkanku pulang lagi"

*****

Aku bergegas turun dan mengambil keranjang, Justin mengikutiku dari belakang. Beruntung hari ini supermarket tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang saja.

"Justin bisakah kau mengambil obat obatan di bagian sana?" aku menunjuknya

"Oke"

Disaat aku ingin mengambil soda di bagian atas, aku tidak bisa mencapainya. Benar-benar memalukan, apakah aku sependek ini sampai-sampai tidak bisa menggambil soda. ugh 

"Ini untukmu" seorang laki laki mengambilnya untukku, aku mengucapkan terima kasih. Lalu menaruhnya dikeranjangku. Aku melihatnya, dan aku pikir aku mengenalnya.

"Cameron?"

"Hm, apa kita pernah kenal sebelumnya?"

"Kau lupa? Aku Megan, Megan Rose. Sebelumnya kita pernah bertemu di depan rumahmu. Kau jatuh, dan tidak bisa membawa buku buku tebal yang sangat banyak"

"Oh, ya aku ingat. Bukankah kita tetangga? Maksudku tidak terlalu dekat, aku tidak pernah melihatmu jalan sore lagi"

"Ya aku sedikit malas"

Disaat kami berbicara, Justin sudah menunggu dibelakang Cameron. Memang aku tidak menyadarinya. Ia berdeham kencang yang membuat aku dan Cameron menoleh ke arahnya.

"Oh Cameron, ini Justin. Justin ini Cameron"

aku mengenalkan Justin begitupun sebaliknya.

"Hmm, baiklah. Senang bisa bertemu denganmu lagi Rose" aku tersenyum, lalu ia pergi menuju kasir. 

"Sejak kapan dia memanggilmu Rose, dia benar benar menyebalkan. Lihat saja wajahnya, aku ingin sekali menghantamnya" jelas Justin yang membuatku tertawa. "Tak ada yang lucu Meg"

"Aku rasa lucu, kau cemburukan" 

Justin tidak menjawabnya ia mengambil beberapa snack, coklat dan candy sour patch kids permen kesukaan Justin. Lalu menaruhnya dikeranjang, setelah aku dan Justin mendapatkan semuanya kami menuju kasir. Ia mengeluarkan beberapa dolar didompetnya. Dan kembali pulang.

****

"Malam ini, kau ingin membuat apa?"

"Spaghetti, makanan kesukaanmu. Tapi aku akan membuat Spaghetti Carbonara, momku suka membuat ini. Jadi, aku tau cara memasaknya. Aku juga sudah membeli bahan-bahannya"

"Kadang kau romantis dan kadang tidak sama sekali"

"Oh begitu" ketusku

Aku tidak peduli apa yang ia bicarakan, aku tetap menyiapkan bahan-bahannya lalu membuatnya. Aku melihat Justin masih memandang tv ia tampak serius. Tak lama, aku mendengar bel berbunyi. Aku mengecilkan apinya lalu membukakan pintu.

"Hey Cam" ia memelukku, aku membalas memeluknya. "Ada apa?"

"Aku hanya ingin berkunjung, tidak apa kan?"

"Ya tentu saja, aku sedang memasak. Kau bisa duduk" aku mempersilahkan Cam masuk, mungkin dia juga kaget mengapa Justin disini. Justinpun juga. Aku melihat mereka diam tidak berbicara sama sekali. Tak lama Justin menghampiriku, dengan tampang tidak suka.

"Apa yang dia lakukan disini?" bisiknya

"Dia hanya ingin berkunjung, tidak masalah kan"

"Dia sudah mengganggu kita, kau baru pertama kali membuatkanku spaghetti. Seharusnya yang pertama kali mencoba duluan adalah aku bukan dia"

"Justin bisakah kau berhenti mengomel, aku bisa memasaknya untukmu lagi kan. Sekarang diam bantu aku menaruh di piring"

Ia mengambil dua piring, lalu menuangnya disana. "Justin, kau gila. Ada tamu disana, tidak mungkin hanya kita yang makan. Cepat ambil piring lagi"

"Ugh Meg, ok ok" ia mengambilnya, setelah itu aku menyuruh Justin untuk memarut keju di ketiga piring tersebut lalu mengaduknya. "Dimana bumbu yang lain? Kau lupa?"

"Tidak, sudah aku campur semua Justin. Kau bisa menabur seledri cincang diatasnya"

****

"Darimana kau dapat resep ini? Ini benar benar enak Rose, aku kira kau tidak bisa memasak" ujar Cam sambil tertawa kecil

"Dia bisa memasak man, bahkan ia memasak untukku tiap hari. Bukankah itu menakjubkan?" ia melihatku, dasar Justin ugh! Aku menginjak kakinya, ia membalas dengan mengedipkan matanya.

"Hmm, aku dapat dari momku dia suka membuat ini"

"Bumbunya juga terasa pas"

"Sudahkah kau memuji masakan pacarku?" sahut Justin. Kalimat itu terdengar tajam ditelingaku.

Meja makan terasa sunyi disaat Justin melontarkan kalimat itu, dia benar benar gila. Disaat kami selesai makan, Cameron pamit untuk pulang. Aku meninggalkan Justin, lalu mengantarkan Cameron

"Terima kasih Rose, oh dan maafkan aku. Aku tidak tau, kalau kau dan Justin ada hubungan"

"Tidak, tidak apa, lain kali kau bisa kesini lagi. Sampai Jumpa", ia tersenyum lalu pergi. Aku menutup pintu dan melihat Justin sedang menatapku

"Ada apa?"

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Astaga, Kami tidak membicarakan apa-apa. Sekarang bantu aku mengangkat semua ini"

****

TO BE CONTINUED

++10 votes for the next chapter

ALWAYSHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin