"Fuck!"

94 5 0
                                    

Setelah kami sarapan, Justin pergi ke kamar mandi. Aku mulai membersihkan meja makan dan mencuci piring. Disaat aku ingin menuju kamar, ponsel Justin berdering. Aku mengambilnya, dan mendapatkan nama wanita dilayarnya.

"Justin!" panggilku dari dapur. "Aku rasa ponselmu berbunyi. Aku tidak tahu dimana" teriakku, aku berpura-pura tidak tahu. Aku lekas meletakkan ponselnya lalu menuju ruang tengah.

Tak lama, Justin keluar dari kamarku. Dia sudah berpakain rapi, aku rasa dia akan pergi lagi.

"Ponselmu tadi berbunyi, aku malas berdiri"

"Tidak apa", aku melihat raut wajah Justin disaat ia melihat ponselnya. Ia terlihat ketakutan dan panik. Justin langsung menelfonnya kembali.

**

"Siapa?"

"Bukan siapa-siapa" katanya, sambil duduk disebelahku.

"Jangan coba berbohong"

"Hanya temanku"

"Siapa?"

"G-, Jesse maksudku", aku diam. Kami diam selama beberapa menit. "Masih tidak ingin jujur denganku?" 

"Aku sudah katakan, Jesse yang menelfonku" ucap Justin. Suaranya mulai meninggi

"Kau bohong"

"Aku tidak pernah bohong padamu"

bajingan. batinku

"Teruslah berbohong, aku tidak akan. Menghiraukanmu" sambil kutekankan kata 'menghiraukanmu'

"Coba saja kalau kau bisa"

"Diam Justin cukup! Aku bukan wanita bodoh yang bisa kau bodohi"

"Kau benar-benar gila. Ada apa denganmu!?" suaranya yang hampir teriak itu memekakkan telingaku

"Seharusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu! Kau kira aku tidak tahu siapa yang menelfonmu?!"

"Apa?! Ini sama sekali bukan urusannmu!" ia berdiri lalu berjalan menuju pintu keluar sambil mengambil kunci mobil yang digantungkan.

"Justin! Tidak ada salahnya kau jujur denganku"

Justin berbalik arah menatapku dalam dalam.

"Belum saatnya kau tahu"

"Siapa Grace?" ia diam, "Cepat katakan!"

"Shut up Meg! Kau tidak perlu tahu!"

"Aku berhak tahu siapa dia, aku kekasihmu!"

"Terserah apa yang kau katakan" ketusnya lalu pergi.

Justin membawa mobilnya lalu pergi, entah kemana. Aku berkeinginan untuk menelfon Cameron aku sangat membutuhkannya. Tetapi ada sesuatu yang menghalangiku untuk tidak menelfonnya.

Justin's POV

"Fuck!"

Ia melihat ponselku, fuck. Tidak seharusnya ia melihat ponselku 

***

Saat ini aku menemani Grace, ia sedang berbaring lemah dikasurnya. Aku sangat senang melihatnya tersenyum lebar disaat aku datang. Dia sangat cantik.

"Ada apa menelfonku?"

"Aku bosan, apa aku mengganggumu?"

"Oh tidak"

"Bagaimana kau dengan Megan?"

"Baik" bohongku

Satu hari penuh ini, aku akan menemani Grace, aku mengajaknya keluar agar dia bisa meghirup udara segar. Walaupun menggunakan kursi roda, ia tetap terlihat senang. Satu jam lebih kami berada diluar, lalu kami masuk kembali. Matahari mulai muncul, Grace tidak suka dengan panasnya matahari. Sampai saat ini aku tidak tahu mengapa.

ALWAYSHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin