Part 08

1.2K 117 31
                                    

Typo bertebaran, happy reading 💕💕💕

**

"Ah.... kenyang...." ucap Copter seraya mengelus perutnya "masakanmu benar-benar lezat, sangat enak" pujinya.

Tee meletakkan alat makannya lalu meraih segelas susu coklat dan meminumnya sedikit "jangan berlebihan, jika dibandingkan dengan Mama, rasa masakanku tidak ada apa-apanya"

"Hei, aku serius!" ujar Copter kukuh. Tee mengabaikannya dan kembali meminum susu coklatnya hingga tandas.

"By the way, kenapa cepat sekali kau datang? Apa malam ini kau sedang ada urusan dengan seseorang di gedung asrama ini?" tanya Tee penasaran. Tangannya memegang erat gelas kosong bekas minumnya "apa permintaanku membuatmu membatalkan urusan penting dengan temanmu?" tanyanya khawatir.

Bukan menjawab, Copter malah terkikik geli melihat raut wajah Tee "aku tidak ada janji dengan siapapun" ucapnya disela-sela tawanya "tempatku ada di sebelah tempatmu, kita sudah jadi tetangga"

Tee makin cemberut melihat Copter terus menertawakan ucapannya. Kalimat mana yang membuat ipria manis di depannya itu terus tertawa!

Copter meminta maaf. Dia menarik Tee dan membawa pria cantik itu ke tempatnya yang memang di sebelah rumah Tee. Dalam keadaan hati sedikit kesal Tee dipaksa masuk dan Copter dengan senang hati menunjukkan seluruh ruangan yang ada di tempatnya. Isinya tidak jauh berbeda dengan tempat Tee, hanya beberapa tambahan barang mahal dan yang pasti branded.

Tee berpamitan kembali ke tempatnya. Namun saat dia hendak keluar dari pintu Copter menawarkan sesuatu yang membuat senyum bahagia terlihat di wajahnya.

*

Dua bulan telah berlalu. Tidak ada tanda-tanda ataupun petunjuk mengenai tunangan misteriusnya. Usahanya sia-sia. Dia juga sudah meminta bantuan Copter untuk mengetahui siapa saja yang memiliki nama Kin. Tapi tidak ada seorang pun yang memiliki ciri-ciri seperti petunjuk yang diperolehnya. 

"Bagaimana?!" tanya Copter saat melihat ekspresi kecewa di wajah Tee setelah menemui pria terakhir yang bernama Kin.

Copter menyodorkan sebotol air putih pada Tee. Tee meminumnya sedikit lalu mendesah pelan. Dari awal Copter tidak tertarik dengan masalah Tee. Siapa itu Kin, mengapa dia sangat berusaha menemukan seseorang bernama Kin dan apa tujuannya dengan Kin. Dia tidak keberatan menemani Tee kemanapun. Asal dia bisa menikmati makanan yang Tee buat itu sudah cukup. Namun melihat keseriusan Tee menemukan seseorang bernama Kin itu membuat Copter sedikit penasaran.

"Apa pria bernama Kin itu seseorang yang sangat spesial?" tanya Copter lagi. Dia perlahan meminum jus kemasan sambil menunggu jawaban Tee.

Tee menghela nafas lelah. Manik hitamnya menatap Copter sedih. Dia ingin membagi beban pikirannya pada Copter namun apa hubungannya!
Tee sudah menganggap Copter sebagai sahabatnya karena kapanpun dia meminta tolong Copter selalu ada untuknya. Beruntung Copter mau membantu tanpa meminta imbalan apapun.

Tee menggeleng lemah "aku bahkan tidak tahu siapa itu Kin" dan jawaban Tee seketika membuat dahi Copter mengerut.

Copter memaksa Tee untuk jujur. Awalnya Tee tidak mau mengaku tapi karena Copter terus memaksa dengan sedikit berat hati dia menceritakan apa yang tengah dihadapinya. Tee menceritakan semuanya. Dia yang ingin kuliah di universitas Harvard. Dia yang ingin menjadi dokter hebat di Thailand. Dan dia yang sudah ditunangkan dengan seseorang tanpa sepengetahuan dirinya.

Copter tidak terkejut sama sekali. Perjodohan di antara sesama konglomerat tidak lagi menjadi hal baru di negeri ini. Dia mengerti. Hal tersebut dikarenakan agar kekayaannya di antara keduanya tidak sampai turun pada golongan orang-orang sederhana, terlebih kaum bawah. Dia kembali meminum jusnya sampai....

My FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang