"Latihan yang benar, Bass. Jangan sering melihat ke belakang. Fokus dan berkonsentrasilah."
Tee menegur Bass yang selalu melihat ke belakang, lebih tepatnya melihat Tee yang sedang mengawasinya dari belakang. Bukan hanya Tee, Copter dan para pengawas latihan juga bergantian menegur. Kimmond juga sesekali melihat ke belakang tapi ia tidak pernah sekalipun mengacaukan formasi latihan.
"Hei bocah pendek, jika kau tidak serius latihan lebih baik pulang dan jangan pernah kembali ke sini lagi." Kali ini Godt juga ikut menegur.
"Bocah katanya?!" Bass geram, ia benar-benar keluar dari formasi dan datang untuk melabrak Godt. "Hei, Tuan Muda Tiang Listrik, meski pendek aku tetaplah seorang Tuan Muda yang terhormat." Ucapnya sambil menunjuk tepat di wajah Godt. Tidak terima jika ia dipanggil bocah.
"Kau memanggilku apa tadi???" Godt mengernyit, telinganya menangkap kalimat memastikan ia tidak salah dengar.
"Tuan Muda Tiang Listrik."
"Coba katakan lagi?!"
"Tuan Muda Tiang Listrik. Tuan Muda Tiang Listrik. Tuan Muda Tiang Listrik. Tuan Muda—"
"Hentikan!!!"
Tee berteriak, benar-benar kesal. Hari ini ia sungguh merasa sangat sial. Hari paling sial sepanjang hidupnya. Dimulai dari beberapa gadis yang sengaja menggodanya, cerita fanfiction yang terlalu mengada-ada, Godt dan Copter yang menertawakannya, Bass yang bertingkah dan banyak bicara, dan kini Godt yang mulai terpancing amarah.
Tee menasehati Godt dan Bass dengan suara naik satu oktaf. Ia juga menasehati keduanya untuk bersikap layaknya First yang selalu tenang dan tidak pernah membuat masalah. Daripada menasehati, Tee terlihat seperti sedang marah. Semua orang di tempat pelatihan mendadak terkejut. Melihat dari sifatnya yang periang lagi sederhana, mereka tidak pernah menduga bahwasanya seorang Tuan Muda Jaruji bisa marah seperti sekarang ini.
Merasa kekesalannya belum reda, Tee keluar dari tempat tersebut dan memutuskan untuk mencuci muka. Ia juga menekankan untuk tidak membiarkan siapapun mengikutinya. Dan benar saja, setelah membilas wajahnya Tee kembali tenang, rasa segar di wajah membuat kekesalannya menghilangkan. Tee menepuk-nepuk ringan pipinya beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar.
"Bisakah kita bicara sebentar?!"
Seseorang tiba-tiba menahan pergelangan tangan Tee sesaat setelah ia keluar dari toilet.
Tee sedikit terkejut. Ia membalikkan tubuhnya dan melihat siapa orang yang menahannya. Begitu tahu siapa dia, Tee sedikit bingung. Matanya beberapa kali mengerjap lucu. Siapa pria ini? Apa dia mengenalnya?
Pria tersebut mengerti kebingungan Tee, dengan segera ia melepas pergelangan tangan Tee sambil meminta maaf.
"Bintang dari fakultas ekonomi , Tull Pakorn. Kau bisa memanggilku Tull."
Pria itu, Tull Pakorn mengulurkan tangan dan memperkenalkan dirinya secara resmi di depan Tee. Tee juga balas memperkenalkan diri tapi dengan tidak menyematkan status dan identitas keluarga.
Tull lega karena mengikuti Tee tak lama setelah pria itu keluar adalah pilihan yang tepat. Ia juga tidak menyangka jika sedikit kebohongan mampu meluruskan niatnya. Karena takut ada yang mengganggu Tull memutuskan untuk mengajak Tee ke tempat yang lebih aman. Tee tidak bertanya dan hanya mengikuti sang senior beda fakultas kemana dia pergi. Toh dia juga butuh ketenangan saat ini.
Setelah berjalan sekitar dua puluh menit akhirnya mereka berdua sampai di depan gedung asrama. Tee bingung, saat hendak bertanya Tull tiba-tiba mengatakan jika bangunan tersebut adalah asramanya. Setelah mengatakan kalimat tersebut Tull memegang tangan Tee dan membawa juniornya masuk ke dalam kamar asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance
RomanceBerniat ingin melanjutkan jenjang pendidikannya ke Harvard university, Tee Thanapon Jaruji tiba-tiba dikejutkan dengan berita bahwa dia sudah ditunangkan oleh orang tuanya tanpa sepengetahuan dirinya. Dia yang marah dan menolak memutuskan untuk masu...