Behind The Scenes: From Impression Becames Possession

32.1K 2.6K 332
                                    

Behind The Scenes part 3 is UP! ;)

Enjoy!

WARNING! CONTENT NC+++ Readers under 18 y.o , please go back :) 

.

.

.

.

.

Langit mendung menggantung. Hujan gerimis mulai turun membasahi Kota Bangkok. Angin dingin berhembus, masuk melewati jendela yang lupa ditutup disuatu kamar kondominium.

"Phi,.. Ssh... Angh,.. dingin.. Kau lupa.. angh.. menutup jendelanya Mew!"

"Phi!!! Tutup dulu jendelanya,.. Ahh,.. ahh"

"Mew, nghh,... ah.. jendela... ah..."

"Gulf,.. Hah,.. kau ingin aku menutup ,.. ahm,.. jendela disaat seperti ini!!?"

Mew tidak mengerti jalan pikiran Gulf. Bagaimana mungkin ia bisa menutup jendela ditengah-tengah miliknya akan mencapai klimaks pada hole sempit Gulf? FUCK!

"Phi tutup! Aku tidak nyaman! AHKK... Phii.. Kau... Ahh.. AH..."

Mew tidak memperdulikan ocehan Gulf dan terus konstan pada sodokannya. Bibirnya yang sensual menjelajahi leher jenjang pemuda jangkung itu. Sesekali ia meninggalkan hisapan kecil yang membuat Gulf melenguh keenakan. Tangan berurat itu dengan lihai memainkan nipple merah muda milik Gulf. Menggoda di bagian areola kemudian memelintirnya. Meremas, hingga menjadikan nipple si pemuda sedikit bengkak. Puas disana, tangan itu lalu turun membelai batang bunga yang sedang mengeluarkan sedikit nectar-Pre cum. Diremasnya perlahan hingga membuat Gulf menjadi gila. Nikmat dimana-mana.

Tangan Gulf tidak berhenti mencakar punggung si pria kekar. Sementara mulutnya terus mengeluarkan erangan kenikmatan. Adegan itu begitu panas walau dalam hawa yang dingin. Hingga akhirnya..

"AH!!!"

Mereka keluar secara bersamaan. Mew melihat Gulf terengah-ngah. Dengan perlahan bangkit dari tubuh pemuda itu, melepaskan daging berurat miliknya dari hole sempit milik Gulf. Membuat Gulf sedikit meringis pelan.

Tubuh itu mendekat kearah jendela. Menutupnya rupanya. Agar "Si Nyonya" tidak lagi mengomel ditengah kegiatan panas mereka. Tubuh itu berbalik. Kembali, mendekat dan mengkungkung tubuh "Nyonya" Kanawut. Bibir itu, kembali melumat bibir ceri dibawahnya. Melumatnya dengan perlahan dengan hisapan-hisapan kecil yang menggairahkan.

Sejujurnya, mata Gulf sudah terpejam. Hampir saja ia pergi ke alam mimpi jika tidak tiba-tiba ia merasakan ada tubuh berat yang mengkungkung tubuhnya. Lagi. Dengan disertai ciuman memabukan yang selalu ia dapatkan dari calon dosen muda itu.

"HHNGG.. Mew... Aku mengantuk..."

"Tidak bisa,.. Setelah kau membuatku terburu-buru untuk datang hanya agar aku bisa menutup jendela sialan itu untukmu,. Kau tidak boleh tidur. Aku masih mau lagi."

"Oooh Phi,.. Tapi aku mengantuk na.."

Mew seakan menulikan pendengarannya. Memasang kondom yang baru pada miliknya dan milik gulf kemudian mengangkat kembali kedua kaki gulf. Dengan gel pelumas, mendorong milik beruratnya masuk dengan sekali hentakan.

"AHHNG!!! PHI!!!"

"Sudah kubilang bukan, jangan tidur."

"SAT!"

"Hey jaga cara bicaramu. Aku bukan Tharn yang manis, HMMM" (Kata Hmmm dibaca dengan nada menggoda ala Bapak Mew Suppasit :) )

"AHn.. ahn.. Kau menyebalkan Phi... ih..a hn.."

Mew melanjutkan kegiatan ciumannya pada bibir Gulf sementara kedua tangannya menopang paha pemuda itu. Pinggangnya bekerja dengan baik memaju mundurkan daging keras yang membuat Gulf kembali melenguh keenakan.

'Drrtt...drrtt ... Drrt... drtt' Suara ponsel Gulf menggema diantara erangan pergerumulan panas itu. Membuat mereka mau tak mau mengalihkan pandangan pada ponsel Gulf yang berada di nakas. Takut-takut jika itu dari orang tua Gulf. Tangan bergetar Gulf meraih ponsel itu, tubuhnya masih "dihajar" Mew dari bawah.

"Puicharu"

Baik Gulf dan Mew melihat nama yang tertera di layar ponsel itu. Mew menatap lurus mata Gulf, sejenak, aktivitas tubuh itu berhenti.

"Kau ingin mengangkatnya?"

Gulf membalas tatapan Mew. Mata yang menurutnya sangat sexy, bagian dari wajah Mew yang paling disukainya. Mereka saling berpandangan diantara alunan nada milik ponsel Gulf.

"Kau tahu jawabannya, Phi"

Gulf kembali meletakan ponsel itu ke nakas. Dikalungkannya tangannya pada leher Mew. Kemudian mencium lembut bibir si pria kekar. Kemudian berkata..

"Jangan membicarakan orang lain saat kita sedang bersama,"

Ciuman kedua..

"Maafkan aku.."

Ciuman ketiga..

"Saat bersamamu, aku milikmu.."

Dan ranjang itu kembali bergoyang.

.

.

.

.

Gulf terbangun ditengah tidurnya. Tangan kekar memeluk perut telanjangnya. Ia menoleh kesamping dan mendapatkan wajah damai tidur seseorang dengan nafas halus yang berhembus. Gulf menyentuh wajah itu. Tampan, namun bersamaan seperti bayi. Bayi yang besar. Gulf tersenyum Karena pikirannya sendiri.

Gulf tidak tahu bagaimana semua ini berawal. Antara dirinya dengan P'Mew dan hubungan yang mereka jalani. Jujur, dia senang dimanjakan oleh P'Mew. Pelukan itu, perlakuan itu, semua yang P'Mew lakukan untuk dirinya. Gulf menyukainya. Gulf tahu bagaimana hati orang yang ada disampingnya ini. Hati itu pernah disakiti. Pernah dicampakan. Serta terluka. Ia ingat betul saat P'Mew mulai terbuka dengan dirinya. Menceritakan kisahnya dengan Art-mantan couplenya di series sebelumnya. Juga kesalahpahaman yang terjadi diantara keduanya.

Gulf mulai membayangkan saat-saat itu...

.

.

.

.

Behind The Scenes: From Impression Becames Possession, To Be Continue..

.

.

.

.

Please comment & Vote :)
See you next Part~

Warning: CERITA PERCOBAAN Author, jika 4 chapter awal peminatnya banyak, cerita akan author lanjut..

Behind The Scenes : MEWGULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang