Prolog

1K 105 11
                                    

Musim gugur memasuki periode pertengahan sekali ini. Angin berhembus kencang, menggugurkan daun-daun kuning dari pohon-pohon. Semua jalan tertutupi dengan warna kuning kecoklatan, pun begitu juga dengan bunga-bunga lainnya yang gugur tak lama kemudian.

Awan gelap terlihat berarak di langit yang memutih. Seperti pertanda akan segera hujan, namun titik air juga tak kunjung datang.

Segelap itu hari ini karena akan turun hujan, dan segelap itu pula perasaan seorang pria kali ini. Dengan bersimpuh ia melihat sang ibu bersimbah darah tergeletak di lantai rumahnya.

Tidak...

Dia tidak hanya melihat itu.

Ia melihat semuanya dari awal, ketika pisau tajam itu mulai mengacung dan menebas tubuh sang ibu.

Pria itu gemetar ketika melihat pisau panjang terhunus dan meneteskan darah merah. Ia histeris kemudian ketika menyaksikan itu semua.

Sang pelaku, orang yang paling ia percaya di dunia ini setelah kepergian sang ayah, kini berbalik, menatap pria itu. Dengan tatapan tajam, membuat pria itu semakin ketakutan.

"Sekarang giliranmu, Kim Taehyung."

Pria itu mulai menebaskan pisaunya ke arah pria yang dipanggil Taehyung itu. Namun Taehyung berhasil menghindar dengan cepat. Nafasnya memburu ketika ia berusaha berlari keluar dari apartemen kecilnya yang kumuh. Ia harus menyelamatkan diri dari monster itu. Ia tidak mau berakhir seperti ibunya.

"KIM TAEHYUNG!"

Pria itu terjatuh kemudian ketika turun dari tangga apartemen karena terpeleset. Tubuhnya menghantam balkon tangga yang mengarah langsung ke tempat parkir. Hujan mulai turun ketika ia mendongakkan kepalanya untuk melihat keadaan dan menahan sakit yang mendera tubuhnya.

Ketika ia berdiri, ia berharap ia bisa berlari turun ke bawah yang tinggal lima lantai lagi. Namun terlambat ketika ia melihat pria yang mengejarnya kini telah berada di depannya.

"Hyung..." lirih Taehyung memanggil pria itu, memohon pengampunan.

"Sekarang akan kubiarkan kau bertemu dengan ibumu di sana. Kalian berdua tidak ada gunanya lagi hidup!" teriak pria itu dengan kencang.

Pria itu menghunuskan kembali pisaunya kepada Taehyung. Namun dengan kekuatan yang tersisa dari rasa sakit yang mendera tubuhnya, Taehyung mencoba melawan pria itu dengan segenap tubuhnya. Menahan tangan pria itu agar pisau tidak mengenai tubuhnya. Taehyung berusaha keras mendorong pria itu dengan kencang dan berhasil menjatuhkan pria itu ke lantai.

Ketika Taehyung kembali bangkit untuk berjalan, kakinya kemudian disandung oleh pria itu. Taehyung kembali terjerembab jatuh kali ini dari tangga lantai enam, menuju lantai lima.

Remuk ia rasakan menghantam punggungnya ketika Taehyung mengenai balkon pembatas sekali lagi. Matanya sudah berkunang karena ia sadar kepalanya kini mulai berdarah. Dadanya terasa sakit, dan ia juga ketakutan. Taehyung tidak bisa berkutik ketika ia melihat pria itu kembali turun dengan langkah perlahan membawa sebuah pisau di tangannya.

Dengan gerakan kasar, pria itu kemudian mengangkat tubuh Taehyung dengan menarik kerah pria itu.

Taehyung menangis ... rasa sedih yang ia rasakan dan juga sakit sudah mencapai puncaknya. Ia menatap wajah orang yang ia percaya  setengah mati itu dengan tatapan perih.

"Tidak usah menangis, Taehyung. Karena kupastikan sebentar lagi kau takkan menangis lagi. Kau akan bertemu ibumu, bukan?"

Ketika pria itu mencoba menghunuskan pisau, Taehyung sekali lagi memberontak dengan menahan tangan pria itu dan menarik dirinya lepas dari cengkraman sang pelaku. Namun usaha perlawanan diri tersebut membuat pria itu terdorong ke sisi balkon dan karena hujan yang membasahi lantai balkon, membuat pelaku tersebut kemudian terpeleset. Pria itu kemudian terjatuh, namun tidak sepenuhnya. Pria itu masih mencoba bertahan berpegangan pada tiang balkon, menyelamatkan dirinya.

"Hyung..." ujar Taehyung. Panik mulai hinggap pada dirinya. Ia mengalami ketakutan yang sangat ketika melihat pria itu kini menatap dirinya dengan tatapan meminta tolong.

"Taehyung,"

"Hyung... aku akan membantumu, eoh... aku akan menyelamatkanmu. Tapi kumohon jangan bunuh aku..." ujar Taehyung dengan suara gemetar. Ia kemudian mengulurkan tangannya kepada pria itu. Namun ketika hendak menolong, pegangan pria itu terlepas kemudian.

"Hyung!!" seru Taehyung saat melihat pria itu terjatuh ke tanah. Sesaat setelah pria itu terjatuh, darah mengalir dari kepala pria itu. Beberapa orang yang tinggal di apartemen lantai bawah mulai melihat kejadian tersebut dan mengerubuni pria yang telah meninggal tersebut.

Taehyung terduduk lemas. Ia menatap kedua tangannya yang gemetar dengan hebat. Pria itu menangis dan meraung kencang serta memukul dirinya sendiri dengan rasa takut yang teramat sangat.

Sejak itu, hidup bagi Taehyung adalah gelap.

Sejak itu, Taehyung membenci dirinya sendiri ... sama dengan ia membenci seorang pembunuh yang menghancurkan hidupnya.

***

Hai haii 😂😂

Tangan author gatel banget pengen nulis cerita ini 😆

Pas lagi magang, author menghabiskan waktu beberapa saat untuk menulis di hp.

Ini jg nuansa baru bagi author krna utk pertama kalinya setelah 2 tahun terakhir, author nulis wattpad pake hp. Krna selama ini author selalu ngetik di komputer.


Terima kasih author ucapkan kepada Kak Fara_13 dan Kak juan151012 atas saran dan masukkannya untuk cerita ini... aku seneng banget bisa diskusi bareng kalian untuk cerita ini ^^

Mohon pengertiannya ya 😅 utang cerita lain bakal author lunasin deh. Ini cerita author publish untuk preview cerita aja...

Atau...

Cerita yg sempet masuk vote list mau dibuat juga preview ny dan dipublish?

Tapi yg akan author lanjutkan yang di vote aja ceritanya. Gmana? 😎

See u soon 😁😁😁😁

I Need You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang