11. Promise?

376 76 20
                                    

Taehyung melangkah masuk ke dalam kamar dengan gontai. Wajahnya terlihat sedih, juga terpukul. Kejadian hari ini meruntuhkan sebagian hidupnya.

Ketika tadi akhirnya ia memutuskan untuk bertemu Kangil, pria tua itu menangis tiba-tiba. Kangil menunjukkan hasil pemeriksaan terhadap keadaan Nayeon, dan Taehyung hanya bisa diam tanpa bisa berkomentar apa-apa. Keadaan ini cukup mengejutkan untuknya karena Nayeon tidak pernah mengalami sakit parah sebelumnya. Dan lagi, Kangil bukanlah orang kaya. Pria itu bahkan tak sanggup membayar semua pengobatan yang pernah Taehyung dapatkan dalam waktu yang cepat, apalagi pengobatan Nayeon.

Taehyung mengusap wajahnya kasar sembari duduk di tepi tempat tidur. Harinya menjadi kacau sekarang. Ia bahkan tak punya semangat lagi untuk bertemu dengan Sohyun padahal sebelumnya ia ingin sekali menemui gadis itu dan memberikan roti-roti miliknya.

"Taehyung?"

Pria itu mendongak ketika pintu kamarnya terbuka, menampilkan Suster Park yang masuk ke kamarnya.

"Ada apa, Suster?" tanya Taehyung. Wanita paruh baya itu mendudukkan dirinya di sebuah kursi tak jauh dari Taehyung.

"Aku dengar kau dan Sohyun tidak ke rumah Dr. Kim hari ini. Apakah ada masalah?" tanya Woohee.

"Sohyun sedang sakit tadi, dan aku habis menemui temanku," kata Taehyung. Woohee melihat sikap Taehyung yang terlihat murung dari biasanya.

"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Woohee.

Taehyung mendongak sembari menatap Woohee dengan tatapan penuh harap, "Suster Park, apakah kanker otak bisa disembuhkan?"

Woohee tertegun mendengar pertanyaan Taehyung yang tiba-tiba seperti itu, "Kenapa kau bertanya seperti itu? Siapa yang sakit kanker?"

"Temanku, Nayeon. Anak Paman Cho," jawab Taehyung, membuat Woohee sekali lagi terkejut karena berita buruk tersebut. Woohee tentu saja mengenal Nayeon, gadis yang ceria, yang selalu menjenguk Taehyung kapan saja. Tidak ia sangka gadis itu mengalami sakit parah yang kemungkinan sembuhnya sedikit.

"Aku turut berduka cita atas berita buruk ini," kata Woohee, "Kanker otak bisa disembuhkan, tapi kemungkinannya untuk sembuh sangat sedikit, Taehyung-ah."

"Apa ... apa yang harus kulakukan, Suster Park? Apa yang harus kulakukan untuk membantu mereka?" tanya Taehyung lirih. Woohee sendiri hanya bisa diam. Ia juga tak punya jawaban yang bisa membantu meringankan perasaan Taehyung.

"Jika aku punya jawabannya, aku ingin sekali membantumu, Taehyung," jawab Woohee lirih, mata wanita tua itu berair karena ikut merasa sedih.

***

Jika Taehyung punya sebuah kemampuan, ia ingin sekali mengembalikan semua uang yang pernah digunakan demi dirinya. Ia juga ingin membantu Nayeon dalam pengobatan melawan kanker. Tapi semuanya mustahil untuk terjadi karena Taehyung kini pun tak bisa apa-apa. Memang belakangan ini PTSD-nya sudah membaik. Ia sudah jarang mengingat masa lalunya yang menyeramkan itu. Tapi itu belum cukup untuk membuat dirinya keluar dari rumah sakit.

Ah, mungkin harusnya ia mencoba bertanya pada Woohee bagaimana caranya bisa keluar dengan cepat dari sini dan mencari pekerjaan.

"Apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini?"

Taehyung menoleh cepat ke sumber suara. Kim Sohyun sedang berdiri di belakangnya dengan tatapan datar.

"Aku hanya sedang berpikir," jawab Taehyung lalu mengalihkan kembali atensinya ke arah rumput-rumput yang bergoyang karena angin malam.

"Memikirkan apa?" tanya Sohyun.

"Bagaimana cara mendapatkan uang," kata Taehyung.

Sohyun diam sejenak. Wajahnya terlihat tengah berpikir. Gadis itu kemudian menatap keadaan sekelilingnya, kemudian berkata,

I Need You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang