Gabriel Solomon
New York, Desember 2010
Sudah pernah ku katakan sebelumnya bukan, bahwa aku sangat menyukai bulan Desember. Walaupun Desember tahun ini aku tidak bisa memasang dan menghias pohon natal bersama keluarga karena Mama, Papa dan Gisel kembali ke Jakarta untuk menetap disana, akhirnya aku menemukan lagi kebahagiaanku yang lain.
Berawal dari keisengan membuka akun facebook dan menemukan postingan Sky yang berada di studio Sizuka-New York, aku langsung buru-buru mencari tahu tempat tinggalnya, sengaja memberinya kejutan dengan tidak menelepon atau menghubunginya terlebih dulu. Padahal kalau mau, aku bisa mengirim email untuknya, mengingat akulah yang membuatkan alamat email, akun Friendster dan juga facebook untuk Sky yang terlalu malas untuk membuatnya. Entah apa gadis pemalas itu sudah mengganti passwornya, aku pun tak tahu dan tak berniat untuk membajak akunnya.
Aku sendiri cukup menyesal karena selama hampir tiga tahun terakhir ini hanyut dalam kesibukanku sendiri hingga lupa untuk sekedar bertegur sapa lewat ponsel.
Dan hari ini, aku merasa teramat bahagia karena kembali bertemu dengan Sky Saralee, gadis pemalas yang sangat menyenangkan. Aku akan terlalu betah untuk tinggal disisinya selama mungkin.
Kemarin, saat pertama bertemu, aku mengatakan bahwa ia tidak berubah. Tapi, saat menatap wajahnya, aku menemukan banyak perubahan. Sky terlihat begitu dewasa dan manis. Senyumnya begitu cantik, hingga membuatku ingin terus menatapinya.
Sungguh, aku tak ingin merusak persahabatan kami yang begitu baik ini dengan perasaan lain, tapi aku benar-benar tak bisa mengendalikan diriku. Bahkan aku selalu tersenyum begitu bahagia ketika ia hanya mengirimiku sticker kartoon lewat Line.
Aku sedang memarkirkan mobil ketika Sky mengirimiku pesan bahwa ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan menungguku di lobby. Setelah memastikan bahwa penampilanku sudah rapi, aku segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju bangunan besar bertuliskan SZ by Sizuka.
"Gabe..!" Suara Sky membuatku menghentikan langkah dan segera menoleh. Ia tersenyum lebar sambil melambaikan tangan. Tangan lainnya menjijing paperbag besar dan mantel bulu tebal miliknya. Seperti biasa, gadis itu memilih blouse dengan warna yang bertabrakan dengan trousersnya. Dan itu cukup membuatku tersenyum, dia benar-benar Sky Saralee.
Aku segera menghampiri gadis itu dengan senyuman mengembang diwajah. Sepersekian detik setelah aku berhadapan dengannya, ia langsung menarik pergelangan tanganku dengan cepat dan menariku untuk pergi dari sana.
"Yuk cepat. Aku laper banget.." Ucapnya. Aku terkekeh tanpa bisa membantah.
"Mau makan apa?" Tanyaku. Sky langsung tersenyum lebar sambil mengutak-atik layar monitor di dashboardmobil. "Nih.. kita kesini.." Gumamnya.
Aku melirik kearah monitor, melihat apa yang sedang gadis itu lakukan.
"Aku udah reservasi tempat, dan kali ini aku yang traktir, tugasmu hanya mengikuti GPS ini aja, Gabriela.." Ucap Sky sambil kembali menarik tubuhnya untuk duduk bersandar di jok mobil. Ia duduk dengan tenang sambil berkonsentrasi pada jalanan yang kami lewati. Sesekali ia menatapku, memberikanku senyuman lebar, lalu kembali fokus menatapi jalanan.
"Gabe.."
"Hm?"
"Aku masih berasa mimpi deh, ketemu kamu disini.." Ucapnya tiba-tiba. Aku meliriknya lalu tersenyum. "Jangan-jangan ini memang cuma mimpi, Sky.." Godaku. Sky langsung mendengus sambil melemparkan tinjuan pelan ke lenganku, membuatku lantas terkekeh pelan sebelum mengacak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU ITU ✅
RomanceCOMPLETED Waktu itu, kau dan aku adalah dua orang remaja yang dipertemukan tanpa sengaja, meja kantin menjadi saksi. Waktu itu, kau dan aku sama-sama menyusun cerita. Tawa, suka, canda dan perpisahan turut kita sisipkan pada kisah tanpa akhir terse...