kencan

1.3K 80 2
                                    

Sesibuk-sibuknya schedule pasti ada saja waktu luang untuk bisa bersama dengan orang yang kita sayangi walau sebentar.

BTS dan Red Velvet diberi waktu istirahat sebelum memulai comeback lagu baru mereka. Ya, walaupun ada sedikit perbedaan tanggal comeback.

Kini mereka sedang berada di Jepang. Mereka berdua menyetujui 'kencan' ini sudah sejak lama.

Walaupun secara diam-diam, namun mereka tetap bersyukur bisa bertemu satu sama lain, mengingat kalau RV dan BTS sedang dalam puncak kepopulerannya.

Apa ada pasangannya yang kencan di jam 1 malam? Yap, mereka berdua ini.

Aneh memang, tapi ini satu-satunya jalan untuk mereka bisa berjalan bebas tanpa ada orang yang tahu. Ups kecuali kalau ada dispatch.

Mereka berdua berada di dalam mobil yang sengaja di pinjam Manajer BTS untuk mereka berdua.

Jimin yang sedang menyetir, menoleh ke arah Seulgi.

"Kita mau kemana?" Tanya Seulgi.

"Kau lapar?" Jimin balik bertanya.

"Mmm.. Sepertinya. Karena sejak tadi aku belum makan apa-apa." Jawab Seulgi.

Karena sedang musim gugur, udaranya mulai dingin, sebab Seulgi selalu membuka sedikit kaca mobilnya.

"Kan sudah ku peringatkan, makanlah tepat waktu, noona. Ah, kau selalu mengkhawatirkanku." Ucap Jimin sembari memperbaiki jaket milik Seulgi dibagian leher.

"Mianhae. Aku terlalu fokus untuk terus berlatih untuk comeback ini." Ucap Seulgi sedikit merasa bersalah. Karena saat itu, Seulgi pernah dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan dan kurang asupan, membuat Jimin yang sedang latihan untuk konser harus menjenguk Seulgi ke rumah sakit.

"Tidak apa-apa, aku maafkan. Tapi jangan ulangi lagi, ya. Aku sangat mengkhawatirkanmu jika kamu sakit. Kalau kamu sakit, aku jadi tidak fokus dance." Ucap Jimin.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku sebesar itu." Ucap Seulgi memandangi Jimin.

Jimin lalu mengusap puncak kepala Seulgi sebagai balasan atas bahagianya.

"Kau mau makan apa?" Tanya Jimin.

"Aku tidak tahu mau makan apa."

"Kau mau makan Sushi? Biasanya member kami makan di sana ketika berada di Jepang."

"Ku rasa itu ide yang bagus, kajja! Jimin-ie yang bayar!" Seulgi mulai tertawa memperlihatkan eye-smile nya.

"Haha, iya iya." Jawab Jimin. Siapa yang tidak suka saat ditraktir?

Mereka berdua akhirnya sampai, suasana kota saat itu sepi hanya beberapa pejalan kaki dan beberapa orang menutup toko.

"Paket 2 untuk dua orang. Terima kasih." Ucap Jimin pada pelayan.

Setelah membayar, Jimin menemui Seulgi yang menatap meja, menunduk.

"Seulgi-ya. Waegurae?" Jimin langsung sigap memegangi kedua bahi Seulgi.

"Aniya. Gwenchana." Ucap Seulgi sambil mengelus tangan Jimin yang berada di bahunya.

Jimin kemudian duduk di depan Seulgi. Menunggu Sushi mereka datang.

Entah kenapa mereka saling bertatap-tatapan. Dan, tatapan-tatapan itu masih seperti saat pertama kali mereka melakukan kontak mata, mendebarkan.

"Seulgi-ya."
"Jimin-ah."

Mereka saling menyahut.

Jimin diam sebentar, lalu berkata "Mianhae. Aku tidak bisa terus bersamamu." Ucapnya menatap mata cokelat milik Seulgi.

"Kau tidak perlu minta maaf, Jimin-ah. Aku mengerti, aku sangat mengerti. Jangan merasa bersalah, karena aku sangat mengerti perasaanmu." Seulgi lalu memegang pipi Jimin dengan tangannya, mengelusnya.

"Tidak apa-apa. Selagi kita masih punya komitmen kita pasti selalu bersama. Lihat, aku mencintaimu sebesar yang aku berikan. Kau juga mencintaiku dengan cinta yang kau punya, kita impas kan?" Ucap Seulgi menghibur Jimin.

Jimin sedari tadi selalu mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Seulgi yang membuatnya merasa kembali lagi menyadari bahwa memang benar jika ia mencintai Seulgi dengan cinta yang ia punya.

Cuma satu, Percaya.

"Terimakasih sudah bersamaku, Jimin-ah." Ucap Seulgi.

"Kau ingin aku menciummu setelah kau mengatakan itu?" Tanya Jimin bercanda.

"Ya! Kam- ah sudahlah." Seulgi mengibaskan tangannya, menahan kesal dan... Malu.

Setelah itu, sushi mereka datang. Lalu melahapnya sampai benar-benar kenyang.

"Sudah kenyang?" Tanya Seulgi kepada Jimin.

"Harusnya aku yang menanyakan itu." Jawab Jimin.

Akhirnya mereka memutuskan untuk keluar dari restoran itu.

"Kau ingin jalan-jalan sebentar?" Ajak Seulgi.

"Kajja."

Mereka akhirnya berjalan pelan tak tahu arah, namun saat berdua semua menjadi arah tujuan mereka.

Jimin menggenggam erat jemari Seulgi.

"Jimin-ah." Panggil Seulgi.

"Wae? Kau mau kucium?"

"Ya! Ini seri-"

Cup!

Bibir Jimin mendarat sekejap di bibir Seulgi, membuat Seulgi mematung.

"Ya! Kam-"

Cup!

Sekali lagi, namun sedikit lebih lama. Keduanya menunjukkan kerinduan mereka lewat ciuman itu.

Sampai salah satu diantara mereka mulai kehabisan nafas.

Seulgi yang memegang saku jaket milik Jimin kini menatap ke bawah, mengambil beberapa kali udara.

"Bogosipeoseo, neomu." Jimin mengucapkannya dengan suara berat.

"Nado." Ucap Seulgi masih menatap ke bawah.

"Seulgi-ya, lihat aku." Ucap Jimin. Namun, Seulgi masih menatap ke bawah. Seulgi merasa bahwa ia sangat dicintai oleh pria satu ini, sampai ia tidak berani menatap wajahnya. Pria yang benar-benar ia rindukan.

"Kang Seulgi." Panggil Jimin lagi.

Akhirnya Seulgi memberanikan diri untuk menatap wajah pria yang ia cintai itu.

Jimin merapikan rambut Seulgi.

"Seulgi-ya." berkali-kali ia panggil. Seulgi membalas dengan gumaman.

"Tetaplah bersamaku dikala aku sedih dan sedang." ucap Jimin menatap dalam mata Seulgi.

"Jimin-ah." Panggil Seulgi.

Kedipan mata Jimin sebagai balasan.

"Terima kasih sudah mencintaiku. Aku mencintaimu juga dengan seluruh hatiku." Ucap Seulgi.

Jimin menarik Seulgi dalam pelukan hangatnya. Udara dinginpun tak bisa merusak suasana hangat itu, mereka terlelap dalam pelukan dan selalu saling mencintai walaupun masalah selalu ada di depan.

OUR PROMISE, pjm x ksg #SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang