you got me

314 29 5
                                    

LULUS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LULUS.

Tanda cap besar berwarna merah di tugas akhir Seulgi. Akhirnya ia mendapatkan statusnya sebagai sarjana ekonomi dan bisnis, dan bisa memulai impiannya: bekerja menjadi staff HR di salah satu perusahaan besar di Seoul.

Jimin tidak ada siang ini, sebab ia dipanggil dosennya. Entah ada apa. Oh ya, Jimin sudah mendapatkan tanda kelulusannya sebulan yang lalu, tapi ia belum diwisudakan, beralasan menunggu neneknya datang dulu, padahal Jimin menunggu Seulgi menyelesaikan tugas akhirnya.

Kini semuanya berserakan, bunga, kertas, gunting, pita sudah berserakan di lantai rumah Seulgi. Seulgi ingin memberikan kejutan pada Jimin tentang kabar kelulusannya. Mereka membeli bunga di toko bunga milik nenek Park, namun nenek Park hanya memberi bunga itu secara gratis, istimewa untuk Jimin katanya.

Taehyung sibuk mengganggu Inha yang sedang merangkai bunga lavender dan beberapa bunga yang lain. Seulgi yang melihat jadi tertawa, bagaimana bisa mereka berdua kembali romantis seperti ini?

"Bagaimana kalian bisa kembali lagi?" Tanya Seulgi, masih merangkai bunga. Tangannya sudah lincah merangkai bunga karena diajarkan nenek Park.

Inha jadi senyum-senyum sendiri, begitu juga Taehyung. Sambil mendorong satu-sama lain. Gemas sekali.

"Aku dan Taehyung sudah tak mempermasalahkan hal itu lagi, aku sadar aku mencintainya bukan karena hal itu. Aku jadi teringat ucapanmu saat itu, saat kau bilang kau mencintai Jimin karena ia Jimin. Aku jadi tertampar saat itu, namun aku belum berani mengatakan apa-apa pada Taehyung." Inha menatap Taehyung, menyuruh melanjutkan. Ini memang bagiannya.

"Iya... iya. Aku juga merasakan itu waktu itu, sampai akhirnya dua bulan yang lalu aku datang ke rumahnya dan bilang: Aku mencintaimu karena kamu adalah Lee Inha. Inha saat itu belum mengerti, hanya tertawa terbahak-bahak mendengarkanku pertama kali berucap seri‒"

"Benar sekali. Aku saat itu tertawa terbahak-bahak." Potong Inha. Membuat Taehyung menatap kesal padanya. Seulgi hanya tertawa mendengar kedua sahabatnya itu gemas sekali.

"Jangan memotong pembicaraanku! Oke, aku lanjut. Setelah itu, karena melihatnya tertawa terbahak-bahak. Aku langsung memeluknya dan mengatakan aku mencintainya karena ia Lee Inha, bukan karena yang lain." Taehyung kini tersenyum lebar kepada Inha.

"Saat itu aku sudah sesak napas karena dipeluk erat oleh dia." Ucap Inha.

"Aku jadi bahagia juga mendengar kalian kembali lagi. Akanku tunggu undangan pernikahan kalian." Ujar Seulgi.

"Ya! Kami belum berpikir sampai di situ." Ucap Taehyung.

"Jadi kau belum berpikir untuk menikahiku? Kalau bukan aku siapa yang akan menikahimu?!" Inha berteriak kepada Taehyung. Pria tampan itu jadi sedikit takut.

"Setelah ini aku akan memikirkannya." Ucap Taehyung sambil nyengir tak bersalah.

"Setelah kapan?!" Geram Inha.

"Setelah ini." Taehyung mendapat tatapan kesal Inha. Seulgi jadi tertawa sekali, lucu sekali pasangan ini. Semoga saja mereka tak akan berpisah lagi.

"Kapan Jimin akan pu‒ JIMIN?!" teriak Taehyung, ia sampai kaget sendiri. Inha terdiam menatap ke depan. Seulgi bingung apa yang terjadi.

"Jimin?" Akhirnya Seulgi berbalik dan pria itu sedang menatapnya, bingung melihat banyak bunga dan kertas berserakan.

"Kalian sedang apa?" Tanya Jimin.

Seulgi menunduk. Menatap Inha sebagai isyarat: jawab pertanyaan Jimin. Aku malu jika harus memberi tahu.

"Ka-kami.. Kami sedang membuat bunga. Haha... benarkan, Taehyung-ah?" Inha mencubit paha Taehyung.

"I-iya, benar. Kami sedang membuat bunga. Apa kau buta?" Ujar Taehyung.

"Untuk apa?" Taehyung dan Inha geram, kenapa Jimin banyak bertanya.

"Se-sebenarnya, Seulgi sudah mendapat kelulusannya, hari ini." Mau tidak mau Inha harus jujur. Kejutan itu berakhir gagal. Jimin duduk di samping Seulgi yang menunduk. Kenapa Jimin harus datang lebih awal dari yang dia janjikan, sih?

"Ahaha.. kami berdua balik dulu, ya. Kucing Taehyung akan menikah hari ini. Iya kan, Taehyung-ah?" Inha kembali mencubit paha Taehyung. Dan mereka berdua meninggalkan rumah Seulgi dengan canggungnya. Inha kembali geram di atas sepeda Taehyung: Kenapa Jimin harus pulang lebih awal?

Jimin pulang lebih awal karena dosennya punya jadwal lain hari ini. Mereka hanya membicarakannya sebentar saja dan berakhir dengan Jimin yang pulang lebih cepat. Ia juga sedikit kaget melihat sepeda Taehyung di depan rumah Seulgi, terlebih lagi mendengar celotehan Inha di dalam.

"Kenapa kau datang lebih cepat?" Entah kenapa Seulgi malu sekali sampai ingin menangis.

"Hei, lihat aku." Ucap Jimin. Seulgi mengangkat kepalanya, menatap Jimin di sampingnya.

"Selamat, kau sudah lulus. Aku bangga sekali padamu, tak bisa dibayangkan aku menjadi pacar dari seorang calon manajer." Jimin tersenyum lebar, mengelus pipi Seulgi pelan.

"Aku sebenarnya ingin memberimu kejutan. Tapi, tidak jadi." Seulgi menatap bunga lavender yang masih belum selesai ia rangkai.

"Tidak apa-apa, melihatmu datang dengan kabar itu menjadi kejutan yang amat membahagiakan untukku." Ucap Jimin lagi, menenangkan gadis di depannya itu. Mengelus rambutnya. Jimin tahu Seulgi kecewa karena tak bisa memberikannya kejutan.

Seulgi kemudian mendaratkan ciumannya sebentar. Jimin agak terkejut merasakannya, karena yang selama ini lebih dulu melakukannya adalah Jimin.

"Aku mencintaimu." Tutur Seulgi.

"Aku juga mencintaimu." Balas Jimin.

Jimin meraih bunga lavender yang belum selesai dirangkai Seulgi.

"Kau tahu tidak kenapa aku menyukai bunga ini?" Tanya Jimin. Seulgi menggeleng tak tahu.

"Bunga ini simbol keanggunan dan kecantikan, itu yang dikatakan nenek Park. Tapi, aku menyukainya karena saat aku melihat bunga ini, aku selalu mengingat bagaimana kecantikan dari seorang Kang Seulgi."



***

Inha teh saha :")

OUR PROMISE, pjm x ksg #SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang