photograph

354 32 2
                                    

Jimin menyimpan kamera di atas meja, kamera itu masih merekam Seulgi yang membawa semangkok besar ramyeon ke meja makan, di mana Seulgi sudah menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin menyimpan kamera di atas meja, kamera itu masih merekam Seulgi yang membawa semangkok besar ramyeon ke meja makan, di mana Seulgi sudah menunggu.

"Hati-hati." Jimin membantu Seulgi menurunkan semangkok ramyeon ke atas meja. Seulgi meraih dua pasang sumpit dan langsung memakannya.

"Hm.. enak sekali!" Girang Jimin, Seulgi memang benar-benar pintar memasak.

Ramyeon di mangkok sudah habis. Kenyang sekali mereka saat ini.

Kamera masih tetap merekam aktivitas mereka, mulai dari memainkan video game, memasak, bermain pistol air di atas rumah, bahkan merekam bagaimana Jimin mengecup bibir Seulgi dengan tiba-tiba. Kamera merekam semua bahagia mereka.

Camera off.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms." Jimin memainkan gitarnya di atap gedung apartemen mereka. Malam itu sempurna sekali, angin berhembus hangat seakan setuju dengan suasana mereka. Mereka berdua duduk di atas sofa.

Seulgi menatap pria yang tengah bernyanyi itu sembari tersenyum.

"Barefoot on the grass, we're listenin' to our favorite song. When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath~" Jimin memainkan gitarnya sembari menatap wajah Seulgi. Kini gadis itu mengganggu petikan gitar Jimin dengan kakinya.

"Yaa... jangan menggangguku." Kesal Jimin.

"But you heard it, darling, you look perfect tonight." Jimin menyelesaikannya dengan suara paling merdu. Seulgi selalu saja bahagia mendengarkan bagaimana Jimin menunjukkan rasa bahagianya dengan mengatakan bahwa Seulgi selalu sempurna di mata pria itu.

Jimin menyimpan gitarnya.

"Aku masih tak menyangka masih bisa bersamamu sampai saat ini." Ujar Seulgi. Merebahkan kepalanya di pundak Jimin.

"Kau dulu hanya pria pemalu, hanya mengiyakan perkataanku, sekarang kau malah jadi orang yang membuatku mengiyakan segalanya. Lihatlah sekarang, aku tinggal bersamamu di sini. Membesarkan cinta kita." Lanjut gadis itu. Jimin hanya tersenyum menatapnya.

"Asal aku terus bersamamu, kemanapun kau pergi aku akan selalu ikut." Janji Seulgi.

"Baiklah. Kemanapun aku pergi, kau selalu akan bersamaku." Balas Jimin.

Tak terasa waktu berjalan selalu lebih cepat dari yang dibayangkan. Satu tahun sudah pasangan itu tinggal di apartemen yang dibeli Jimin. Namun, ada satu hal lucu. Seulgi membayangkan apartemen itu punya satu kamar yang akan diisi oleh Jimin dan Seulgi. Tapi sebenarnya malah Jimin membeli apartemen dengan dua ruangan bersebelahan. Mau tidak mau, Seulgi tidak apa-apa untuk itu.

Mereka punya kebiasaan. Siapapun yang bangun tidur terlebih dahulu, mereka harus membangunkan satu-sama lain, dengan lompat ke kasur atau langsung memeluk satu-sama lain. Satu tahun itu selalu mereka lakukan.

Pasangan ini punya planning untuk ke depannya. Saat ini, mereka menghabiskan waktu untuk berdua saja. Beberapa bulan lagi, mereka harus mencari pekerjaan dan menjadikan impian mereka sejak kecil menjadi kenyataan. Seulgi menjadi seorang staff HR dan Jimin menjadi ketua Tim untuk tim Editing and Design.

Merekam kegiatan mereka sudah menjadi kebiasaan Jimin. Seperti sekarang, ia merekam Seulgi yang tengah memasak ramyeon di dapur, entah mengapa mereka berdua saat ini sama-sama memakai kaos putih, terlihat seperti pengantin baru.

Jimin menyimpan kamera di atas meja, kamera itu masih merekam Seulgi yang membawa semangkok besar ramyeon ke meja makan, di mana Seulgi sudah menunggu.

"Hati-hati." Jimin membantu Seulgi menurunkan semangkok ramyeon ke atas meja. Seulgi meraih dua pasang sumpit dan langsung memakannya.

"Hm.. enak sekali!" Girang Jimin, Seulgi memang benar-benar pintar memasak.

Ramyeon di mangkok sudah habis. Kenyang sekali mereka saat ini.

Kamera masih tetap merekam aktivitas mereka, mulai dari memainkan video game, memasak, bermain pistol air di atas rumah, bahkan merekam bagaimana Jimin mengecup bibir Seulgi dengan tiba-tiba. Kamera merekam semua bahagia mereka.

Camera off.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms." Jimin memainkan gitarnya di atap gedung apartemen mereka. Malam itu sempurna sekali, angin berhembus hangat seakan setuju dengan suasana mereka. Mereka berdua duduk di atas sofa.

Seulgi menatap pria yang tengah bernyanyi itu sembari tersenyum.

"Barefoot on the grass, we're listenin' to our favorite song. When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath~" Jimin memainkan gitarnya sembari menatap wajah Seulgi. Kini gadis itu mengganggu petikan gitar Jimin dengan kakinya.

"Yaa... jangan menggangguku." Kesal Jimin.

"But you heard it, darling, you look perfect tonight." Jimin menyelesaikannya dengan suara paling merdu. Seulgi selalu saja bahagia mendengarkan bagaimana Jimin menunjukkan rasa bahagianya dengan mengatakan bahwa Seulgi selalu sempurna di mata pria itu.

Jimin menyimpan gitarnya.

"Aku masih tak menyangka masih bisa bersamamu sampai saat ini." Ujar Seulgi. Merebahkan kepalanya di pundak Jimin.

"Kau dulu hanya pria pemalu, hanya mengiyakan perkataanku, sekarang kau malah jadi orang yang membuatku mengiyakan segalanya. Lihatlah sekarang, aku tinggal bersamamu di sini. Membesarkan cinta kita." Lanjut gadis itu. Jimin hanya tersenyum menatapnya.

"Asal aku terus bersamamu, kemanapun kau pergi aku akan selalu ikut." Janji Seulgi.

"Baiklah. Kemanapun aku pergi, kau selalu akan bersamaku." Balas Jimin.


***

Yuhuu kali ini random banget :"))))

OUR PROMISE, pjm x ksg #SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang