11 / jadi?

571 87 8
                                    

❝ penyesalan selalu
datang terakhir namun
kesalahan bukanlah
akhir dari segalanya. ❞

Ini adalah hari penentuan, bukan hanya karena pembagian rapot kenaikan kelas dan penerimaan murid baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah hari penentuan, bukan hanya karena pembagian rapot kenaikan kelas dan penerimaan murid baru. Namun ini adalah hari yang spesial serta tepat untuk menyatakan perasaan Gusion kepada gurunya--Lesley.

Gusion menatap kertas tugas kemudian memantau semua kerja dari teman-temannya. Tugas mendekorasi pintu gerbang selesai tepat pada waktunya, murid-murid baru berdatangan ke lingkungan sekolah.

Pembagian rapot serta penerimaan murid baru memang sengaja digabungkan, menurut para osis ini membuat acara penutupan tahun menjadi lebih meriah. Setelah apa yang para siswa lewati selama ini, acara ini sangat sebanding.

"Hey, Gusion apa yang harus kulakukan lagi?" seorang lelaki yang menggunakan masker bertanya kepada Gusion yang sedang memegang kertas tugas.

Gusion membaca kertas tugas kemudian memastikan. "Kurasa tidak ada, terima kasih atas kerjasamamu, Hayabusa."

Hayabusa menunduk tanda berterima kasih kembali, kemudian ia pergi menuju meja prasmanan untuk beristirahat dengan yang lainnya.

Sang pria bermarga Paxley itu sebenarnya juga ingin beristirahat namun ia adalah panitia. Ia memang bukan salah satu anggota osis maupun pengurusnya, mau bagaimana lagi, Gusion adalah murid kesayangan guru. Jauh berbeda dengan Guinevere.

Walaupun Guinevere sangat berprestasi serta berpotensi (dan juga kesayangan guru) namun Guinevere tidak diandalkan dalam event-event seperti ini, hanya diandalkan dalam acara cerdas cermat.

Kadang Gusion iri dengan Guinevere. Mereka memang sedang bersatu sekarang setidaknya hanya sampai Gusion ataupun Guinevere berhasil mengambil hati guru yang mereka sukai itu.

Alucard menepuk punggung Gusion. "Kapan aku dan band-ku akan bisa tampil?" tanyanya.

"Setelah pesan dari kepala sekolah kepada murid baru yang diterima," jelas Gusion, "Dan berapa kali aku harus mengatakannya lagi? Kau sudah bertanya berkali-kali."

Sang bule abal-abal terkekeh. "Hanya ingin memastikan."

Gusion menggeleng-gelenggkan kepalanya heran kepada temannya itu. "Itutuh kepala sekolah hampir selesai pidato, cepetin tuh ke backstage."

"Iya-iya." Alucard pergi meninggalkan Gusion sendiri dan tepat, kepala sekolah sudah turun dari panggung.

Entah apa yang merasuki Alucard saat ini namun Gusion sangat heran, kenapa temannya sang sangat bobrok dan tidak jelas itu mempunyai suara emas. Harus diakui, suara Alucard yang husky itu dapat membuat wanita mana saja jatuh pingsan.

Gusion berharap kalau yang pingsan itu bukan Guinevere. Ah, apa yang ia pikirkan? Ia tidak perlu mencemaskan Guinevere lagi sekarang, ia satu langkah lebih dekat untuk menggapai Lesley.

Omong-omong soal Lesley, Gusion belum ada melihatnya dari tadi. Apakah mungkin ia sakit?

Ia hanya bisa menghela napas, dengan lemas ia pergi meninggalkan area panggung menuju ruang musik. Aneh, Gusion mendengar alunan biola saat mendekat ke ruangan musik.

Mungkin itu orang iseng. Pikir Gusion.

Sang lelaki dengan berani mendekat ke arah pintu kemudian mengintip dari sela pintu, betapa terkejutnya dirinya saat menemukan Granger sedang memainkan biola dan Lesley menontonnya.

Granger berhenti memainkan biolanya, kemudian Lesley berdiri untuk bertepuk tangan. Granger langsung berdiri dengan lututnya dan memegang kedua tangan Lesley.

"Lesley, aku tahu kita hanya teman namun aku menyimpan perasaan yang lebih kepadamu."

"Apa yang kau maksud? Granger?"

"Will you marry me?"

Hati Gusion rasanya seperti tertusuk jutaan bahkan milyaran jarum. Padam sudah harapannya, ia tidak bisa menerima kenyataan yang pahit ini.

"Nampaknya kita gagal."

Sebuah suara yang familiar mengagetkan Gusion dan membuatnya menoleh. "Ya, kita benar-benar gagal total."

"Jadi, mau bagaimana?"

Gusion berpikir sejenak. "Kita disatukan oleh waktu, biarlah kejadian ini berlalu. Kita juga masih sangat muda, kita belum siap dengan urusan yang seperti ini."

Guinevere tertunduk kecewa namun kemudian sebuah senyuman mengembang di kedua pipinya. "Bagaimana kita membuat janji baru? Kita anggap kejadian kita pacaran serta kejadian ini tidak pernah terjadi?"

"Aku setuju."

🌉。

(n.) ini bukanlah bab terakhir.

Berlalu┊GuGu ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang