12 / tetap bersemi

749 94 22
                                    

❝ semuanya pernah
membuat kesalahan,
bahkan aku. ❞

Dengan tegap seorang pria masuk ke dalam sebuah bangunan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tegap seorang pria masuk ke dalam sebuah bangunan sekolah. Itu sekolahnya dulu, sampai sekarang bangunan itu masih berdiri kokoh walaupun terkesan antik dan tua.

Ia baru saja kembali dari Moniyan, bukan menjadi pasukan seperti Alucard dan Fanny ataupun menjadi pembunuh serta mata-maga bayaran seperti Natalia. Gusion datang kesana untuk menjadi pegawai disana, disebuah agensi tepatnya menjadi manager.

Gusion bukanlah tipe yang suka muncul diatas panggung dan menghibur banyak orang, ia lebih memilih untuk bekerja di balik layarnya saja.

Ia juga harus berterima kasih kepada Alucard, kalau bukan karenannya tampil di acara pembagian rapot serta penerimaan murid baru Gusion tidak akan punya inspirasi untuk menjadi seorang manager agensi idola.

Ah, masa lalu. Penuh dengan kegagalan serta penemuan baru. Gusion masih sangat lugu dan belum pernah merasakan dunia bagaimana.

Kalau kalian bertanya bagaimana statusnya sekarang, ya, ia masih single. Tidak seperti teman-temannya, terutama Alucard. Istrinya si Ruby benar-benar seperti anak kecil, loli bisa dibilang, itu benar-benar membuat imagine-nya menjadi seorang om pedo.

Dilihatnya halte yang sering ia pakai untuk berteduh dari hujan ataupun menunggu bis. Halte itu penuh dengan kenangan, saksi bisu tentang dirinya dan Guinevere. Salah satu alasan dirinya kembali ke Euridito, bertemu Guinevere.

Namun nampaknya Guinevere tidak ada di Euriditio, mungkin ia sekarang bekerja sebagai guru di Magic Academy.

Ia penasaran dengan kabar wanita itu, hubungan mereka baik walaupun setelah kejadian pacaran kontrak itu, bahkan mereka masih berkomunikasi disaat Gusion sudah menjadi manager.

Bodohnya Gusion karena ia lupa untuk mengabari Guinevere kalau ia ingin bertemu dengannya disini.

Diambilnya ponsel yang berada pada saku celananya, ia membuka kontak yang terdapat pada ponselnya untuk mencari kontak Guinevere sambil berharap wanita itu tidak sibuk dan mau bertemu dengannya sekarang disini.

Nomornya berdering, menandakan kalau nomor Guinevere aktif dan anehnya suara dering telepon terdengar dari belakang Gusion dan membuat pria itu menoleh.

Wanita yang sangat ingin Gusion temui berdiri disana, dengan gaun ungu yang cantik serta senyuman yang sangat manis membuat hatinya berdebar. Gusion tahu kalau senyuman itu untuknya.

Hanya untuknya.

"Lama tidak bertemu denganmu, Tuan Paxley. Nampaknya kau tidak cukup banyak berubah."

Gusion tersenyum simpul. "Ya, namun setidaknya aku menjadi orang yang sukses. Baru saja aku ingin menghubungimu untuk bertemu, bagaimana kau bisa ada disini?"

Guinevere menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kebetulan saja, aku ingin melihat keadan sekolah sekarang, tau-tau ada dirimu disini."

"Kebetulan lagi ya?"

Suasana kembali hening, angin berhembus lembut membuat hati kedua orang itu saling mengingat kenangan yang sudah berlalu. Pohon yang berdiri tegap tepat disamping mereka hanyalah saksi bisu pertemuan mereka.

Gusion ingat kalau ia dan Guinevere sering bersantai di bawah pohon ini, dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka serta mimpi-mimpi yang nampak mustahil.

"Guinevere, aku baru menyadari perasaan ini sekarang," sang pria angkat bicara sambil tersenyum.

Guinevere hanya bisa memberikan tatapan bingung kepada Gusion.

"Apakah kau ingin menikah denganku?"

Sang wanita hanya bisa terdiam namun tidak lama air mata haru membanjiri pipinya, Gusion mendekat dan menyapu air mata yang menghiasi pipinya itu.

"Seratus persen, ya."

Pada akhirnya walaupun banyak cobaan dan halangan, cinta mereka tetaplah bersemi. Cinta yang berawal dari sebuah janji konyol yang dipenuhi kesedihan berakhir bahagia.

end。

Berlalu┊GuGu ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang