O2 / tutor

922 132 68
                                    

❝ disaat dunia sedang sendu,
hatiku ikut membiru. ❞

Suasana dikantin sangatlah ramai, seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana dikantin sangatlah ramai, seperti biasa. Kursi serta meja disana juga tidak memungkinkan untuk memuat semua siswa yang berada dilingkungan sekolah, untungnya bagi Gusion ia memiliki teman-teman yang selalu mendapatkan kursi paling nyaman di kantin.

Didekat jendela besar tepatnya, pemandangan pegunungan Land of Dawn akan terlihat jelas dari sana. Pencahayaan disana juga cukup bagus, serta tidak terlalu menyilaukan.

Gusion meneguk bubble tea rasa cokelat miliknya sambil mendengarkan gosip ataupun yang lainnya dari teman-temannya.

"Kayak gimana nasib Odette, Lan?" lelaki dengan rambut cokelat yang katanya keturunan naga bertanya kepada Lancelot.

Lancelot menelan makanan yang ada di mulutnya untuk menjawab. "Sehat."

Alucard tiba-tiba datang dengan antusias. "Kabar adikmu kayak gimana Lance? Cantik lho!"

Sang pria dengan marga Baroque--Lancelot memutar matanya malas. Ia tidak membenci adiknya hanya saja Lancelot tidak ingin membahasnya, karena seperti biasa, Lancelot-lah kelinci percobaan adiknya. Jadi, ia memilih untuk diam.

Lancelot punya adik? Gusion daritadi menyimak menangkap sebuah informasi yang sepertinya sangat baru untuknya. Mengapa ia tidak mengetahuinya?

"Darimana kau tahu kalau Lancelot punya adik?" Gusion angkat bicara.

Zilong (sang keturunan naga), Lancelot serta Alucard menoleh ke arah Gusion. Menurut mereka, Gusion ikut bergabung dengan pembicaraan absurd mereka adalah hal yang langka.

Tidak dengan pertanyaan Alucard yang diabaikan Lancelot, ia menjawab pertanyaan Gusion. "Ya! Aku punya seorang adik dan namanya itu Guinevere, sekolahnya tidak jauh dari sini."

"Jangan lupakan kalau Guinevere itu cantik!" tambah Alucard.

Zilong menyetujui apa yang dikatakan Alucard. "Sedikit tambahan, gadis itu pintar!"

Gusion ber-oh-ria. Ia tidak tertarik dengan gadis seperti teman-temannya yang lain, menurutnya pendidikkan itu penting, jika pendidikkannya tinggi mencari wanita itu nampaknya mudah. Apalagi tampang Gusion cukup tampan.

Sang lelaki bermarga Paxley itu kadang bingung dengan selera gadis zaman sekarang. Badboy? Yang benar saja! Apakah mereka sadar kalau badboy dingin bisa berubah jadi goodboy hanya karena cinta.

Sebuah omong kosong.

"Perhatian kepada Gusion Paxley, silahkan ke kantor kepala sekolah, terima kasih," suara seseorang laki-laki yang maskulin menggelegar melewati speaker sekolah disusul dengan bel waktunya masuk ke dalam kelas.

Alucard menepuk punggung Gusion. "Wiss orang penting dipanggil lagi."

Ya, ini bukanlah yang pertama kalinya Gusion di panggil. Bisa dibilang Gusion adalah teacher pet, semua guru hingga kepala sekolah pasti mengandalkannya.

Gusion tidak menghiraukan perkataan Alucard dan berjalan ke kantor kepala sekolah.

Lelaki bermarga Paxley itu mengetuk pintu ruangan kepala sekolah, wakilnya, Bu Alice membukakan pintu. Terlihat di kursinya, Kepala Sekolah Roger menunggu Gusion.

"Apakah kau bersedia untuk menjadi seorang private tutor?" Pak Roger langsung saja keintinya tanpa berbasa-basi.

Bu Alice mempersilahkan Gusion duduk. "Kalau boleh tahu, untuk siapa? Saya bisa dan bersedia saja."

Roger menyeruput kopinya. "Seorang gadis dari sekolah dekat sini. Dia adalah gadis yang jenius namun dia mengiginkan seorang tutor, sungguh gadis itu punya rasa keingintahuan yang besar."

"Dan kebetulan gadis itu adalah sahabat dari anaknya Pak Roger, Ruby kau tahu kan? Karena itulah ia tidak bisa menolak," tambah Alice.

"Jadi, apakah kau mau, Tuan Paxley?"

"Tentu Pak! Saya akan menerimanya dengan senang hati."

🌉。

Berlalu┊GuGu ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang