❝ aku tidak akan pernah
percaya mitos benang merah
jika itu bukan karenamu. ❞Alucard menepuk punggung temannya itu kemudian merangkulnya. "Kayak gimana bimble-mu itu?"
Sedangkan yang dirankul, Gusion, berusaha melepaskan tangan Alucard. "Aku tidak membuka usaha bimble, hanya menjadi tutor."
"Dibayar enggak?"
"Ya, sama Pak Roger. Sebenarnya itu tidak perlu tapi lumayan untuk menambah uang jajan."
"Jadi pinter, enak ya?"
Mereka berhenti di depan gerbang sekolah. Gusion mengecek jam di jam tangannya, awalnya ia berencana untuk mengganti pakaiannya dulu sebelum menjadi tutor Guinevere namun nampaknya ia akan terlambat jika harus berganti baju dulu.
"Bro, mau numpang sama aku?" Lelaki berambut pirang melihat temannya itu.
Gusion menggeleng. "Enggak usah, aku naik bis."
Tanpa sepatah kata apapun lagi, Gusion pergi menuju halte sedangkan Alucard berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.
Seperti biasa, Gusion pergi ke rumah Guinevere.
Berita kalau ia menjadi tutor untuk seseorang memang sudah menyebar ke segala penjuru sekolah, bahkan ada beberapa siswa yang mengajukan diri untuk menjadi tutor juga. Tetapi, untung bagi Gusion kalau mereka tidak tahu kalau dirinya adalah tutor Guinevere.
Bukan karena ia takut Guinevere di hantam oleh fans-nya (lagipula Gusion rasa ia tidak mempunyai fans) tetapi ia takut dirinya di hantam oleh Lancelot (karena berani mendekati adiknya) atau yang lebih buruk lagi teman-temannya.
Gusion menekan bell rumah Guinevere dan seperti biasanya, Guinevere mempersilahkan Gusion masuk dan mereka akan belajar di ruang tamu.
"Apakah kau mau teh? Atau yang lainnya? Kau nampaknya lelah," Guinevere menawarkan bantuan kepada Gusion.
Gusion menggeleng. "Tidak, terima kasih," tolaknya halus. Lelaki itu mengeluarkan peralatan tulisnya serta buku yang berisi pelajaran yang akan dia ajarkan ke Guinevere.
Guinevere membawa buku tugasnya kemudian menunjukkannya kepada Gusion. "Apakah kau bisa membantuku menyelesaikan soal nomor enam? Aku tidak terlalu mengerti yang itu."
Gusion mengambil buku yang disodorkan oleh Guinevere kepadanya, ia membaca soal yang dimaksud oleh Guinevere dengan seksama dan perlahan-lahan memahaminya.
"Oh ... jadi, kau sisa menambahkan nomor yang sudah kau dapatkan kemudian ditambah dengan nomor yang itu barulah dibagi," terang Gusion. Ia mengembalikan buku itu kepada Guinevere.
Sang gadis violet mengangguk mengerti, ia mengambil pensil yang berada di meja kemudian duduk di seberang Gusion sambil mengerjakan tugas rumahnya.
Gusion memperhatikan Guinevere sambil membaca buku novel yang ia bawa. Novel itu bukanlah novel misteri yang biasa Gusion baca melainkan itu novel dengan genre romansa.
Entahlah, Gusion hanya merasa bosan dengan novel misteri dan ingin mencoba genre baru.
Guinevere memperhatikan novel yang dibaca oleh Gusion. "Apakah kamu pernah jatuh cinta?" tanya Guinevere spontan.
"Apa?"
"Tidak apa-apa."
Gusion merenungi pertanyaan Guinevere, kemudian sebuah peristiwa terlintas di dalam benaknya. "Aku pernah jatuh cinta, kepada seseorang."
Guinevere mulai tertarik dengan cerita Gusion.
"Lesley namanya, dia adalah guru olahraga di sekolahku dan dia empat tahun lebih tua dariku jadi kupikir menyukainya adalah hal yang wajar."
Sang gadis tertawa kecil. "Tidak kusangka seseorang yang sangat serius sepertimu pernah mengalami hal yang begini."
"Hey, aku juga manusia."
Guinevere terdiam. "Benar juga ya, tapi, hahaha! Tetaplah lucu."
"Bagaimana dengan dirimu?"
"Maksudmu?"
"Apakah kau pernah jatuh cinta?"
Sang gadis kembali terdiam. "Ceritaku sama sepertimu, aku menyukai seorang guru di sekolahku. Granger namanya."
Suasana menjadi canggung, Gusion kembali membaca bukunya sedangkan Guinevere kembali mengerjakan tugasnya.
Jadi ... kita terjebak dalam situasi yang sama lagi ya? Guinevere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlalu┊GuGu ✔︎
Hayran Kurgu✧ berlalu ✧ gusion x guinevere ❛ kita disatukan oleh waktu bukan karena cintaku kepadamu. ❜ © moehyung, 2020 all cast © mobile legends, moonton