Sinar yang menembus tirai menyilaukan matanya. Kembali tidur bukan pilihan bagi Mark. Lelaki itu duduk dan memindai sekeliling.
Keadaan sekitarnya seolah ada pesta bujangan semalaman. Makanan dan cemilan bertebaran di lantai. Begitu juga botol alkohol dan bir berbagai ukuran.
Lucas tertidur tak jauh darinya. Hanya mengenakan kaus tanpa lengan putih. Rambutnya berantakan dan bibirnya sedikit terbuka. Mereka bermain poker dan minum semalaman.
Mark terlalu mabuk untuk ingat siapa yang menang. Dia juga tak yakin pukul berapa saat ini. Tapi bukan berarti lelaki itu sepenuhnya kehilangan kesadaran akan keadaan sekeliling.
Suara asing dari lantai bawah membuatnya waspada.
Menendang Lucas hingga dia bergerak bangun. Menggunakan jari telunjuknya untuk memberi isyarat diam.
Mata cokelatnya bertemu manik Mark. Kebingungan Lucas terjawab saat dia menangkap suara yang membuat Mark waspada.
Lucas mengeluarkan Lucifer - belati kesayangannya, setelah memahami situasinya. Mereka pembunuh terlatih dan berpengalaman.
Suara asing terdengar jelas walaupun mereka ada di lantai dua.
Mereka mengendap menuju asal suara. Mark melepas pengaman senjatanya, sedangkan Lucas sudah siap menggunakan belatinya.
Keduanya mengangguk untuk menyergap.
"Siapa bosmu?!"
"Holy food!"
Keduanya menurunkan senjata mereka.
"What are you doing out here?" Bingung meliputi Lucas. "Wait, is that my shirt?"
Mengabaikan pertanyaan Lucas, cewek itu menuangkan jus dengan cueknya.
"Kenapa kamu bisa ada diluar sini?"
"The door was open."
Jawaban Ji tak memuaskan Mark, karenanya dia menarik lengan Ji dalam cengkraman kuat. Matanya menyala penuh amarah. "Aku gak bercanda!"
Menghentakkan tangannya agar dilepas, Ji membuka mulut saat tak sedikitpun usahanya berhasil. "Pick a lock not exactly a genius's deed."
"Don't lie! Who helped you, huh?!"
Ji membeku. Bara amarahnya kini menyamai Mark. "Kamu harusnya paling tahu, berbohong bukan karakterku."
Mereka masih adu tatap sampai akhirnya Mark melepaskan pergelangan Ji.
"Kamu beneran bobol pintunya? Pakai apa?"
"That's for me to know and you to find out."
"My Lady.." Nada Lucas memperingatkan dan penuh ancaman.
"Terus kenapa kamu gak pernah buka kuncinya selama ini?"
Matanya beradu dengan Mark, seolah menyatakan bahwa jawabannya sudah jelas. "Emang aku gila? Buat apa. Ngapain juga aku berkeliaran pakai baju kurang bahan gini."
Mark dan Lucas saling lirik. Sejauh pengamatan mereka, tak ada yang harus dicurigai. Walaupun fakta kalau cewek itu keluar dari kamar cukup mengejutkan, tapi mereka yakin dengan tempat persembunyian ini.
"Terus kamu ngapain disini?"
"Pertanyaan kalian dari tadi gak penting banget sih." Rasa tak sabar membuat Ji kesal. "Orang di dapur ya masaklah! Untuk apa lagi disini."
"Kamu masih lapar?"
"Masih? Gak ada yang kasih sarapan untukku, Mark Lee." Sengaja mengucapkan namanya dengan nada menghina. "Dan melihat keadaan ruang tengah tadi, gak heran sih. Kalian pasti mabuk-mabukan semalaman suntuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
WICKED
FanfictionNCT FANFICTION [OC x Kim Jungwoo] Lee Ji-yong terlalu naif berpikir jarak mampu menghentikan pembalasan atas dosa-dosa keluarganya.