"You right, he fucked up. Dia ada diluar klub milik Suho. Kemungkinan besar akan membunuhnya demi informasi."
"..."
"Iya. Aku tahu. Gak perlu ngajarin aku." Wanita itu mengakhiri panggilan. Mata kucingnya memindai keadaan sekitar dengan terlatih. Menghitung jalan keluar dan mencari titik buta.
Ketika sosok yang telah dia buntuti akhirnya memutuskan masuk klub, dia mengekor. Sengaja menurunkan jumpsuit bagian atasnya memamerkan sport bra hitam miliknya, trik murahan agar mudah dibiarkan masuk bouncher.
Tangan kanan mafia Lee itu masih belum sadar diikuti, C juga akan begitu kalau dia tak tidur dan mengonsumsi alkohol seakan itu air.
Dia pernah bertemu Jiyong. Gadis itu cerdas dan mempesona. Tapi pembunuh bayaran itu tahu gadis itu sama sekali tak lemah. Itulah kenapa pria seperti Jaehyun bisa terpikat olehnya. Ini bukan sekedar perasaan, tapi dia tahu orang-orang dunia hitam tak akan terpikat hanya karena fisiknya. Ada sesuatu tentang Ji yang membuat semua orang mencintainya. Itulah kenapa kebodohan Jaehyun saat ini cukup bisa dimengerti.
C menemukan pengawal di pintu VIP tertembak. Memeriksa nadi keduanya yang lemah, wanita itu bersyukur Jaehyun masih cukup waras untuk memakai peredam suara. Kalau tidak, tak peduli betapa bising klub malam ini suara tembakan pasti membuat keadaan semakin rumit.
Jaehyun menembak pengawal yang berada di lorong VIP tanpa berkedip. Dia tahu dimana ruangan Suho. Dia tak peduli dengan siapa dia berhadapan. Sampai Jiyong ditemukan, tak peduli sebanyak apa orang yang harus dia bunuh dia akan membunuh mereka.
"What the-"
Jaehyun melempar pisau ke dada pengawal Suho, sebelum pria itu berhasil menarik pistolnya keluar.
Mulut Revolver 47 itu mengarah tepat diantara mata Suho.
"Apa-apaan ini, Jaehyun."
"Jangan berlagak bodoh, Suho. Katakan dimana kamu menyekap Ji!"
"Siapa, Ji? Ada apa denganmu? Apa kamu ingin memancing perang!"
"AKU BILANG DIMANA DIA!"
"Siapa?"
"Dimana tunanganku, Kim Suho? Jika aku harus memotong tubuhmu didepan istri dan anak-anakmu.. I will."
"Aku gak tahu! Aku bahkan gak tahu dia siapa!"
"Pembohong!" Jaehyun semakin menodongkan pistolnya. "Kita lihat sejauh mana kamu memilih untuk melindungi si brengsek itu."
Belum sempat Jaehyun menarik pelatuk, pintu terbuka dan dua tembakan dilepaskan pada dua orang di ruangan selain Suho dan Jaehyun.
"Jaehyun, ada polisi dan KIS dibawah. Kita harus bawa Suho keluar sekarang."
Jaehyun dan Suho membatu. Keduanya sama-sama bingung dan terkejut.
"Aku C. Johnny mengirimku. Ayo!" Menyeret Suho seolah dia bukan manusia dewasa.
Jaehyun tak mempercayai wanita berambut hitam itu, tapi mengingat keadaan sekarang dia akan mengikutinya dulu.
"Lewat sini."
Ketiganya keluar lewat pintu belakang klub dan mendapati mobil-mobil yang berjajar. Tak yakin apa itu polisi atau pasukan Suho.
Senyuman Jaehyun tak lama bertahan, karena tinju Taeil mengarah tepat ke rahangnya.
C mengernyit, tahu benar dengan suara seperti itu setidaknya rahang Jaehyun bergeser beberapa sentimeter.
"Idiot." Ucapnya kesal.
Taeil lalu berjalan ke arah C, menyerahkan amplop tebal yang disambut wanita itu dengan senyuman.
"Good luck with your Ji hunt."
"Tunggu!" Doyoung keluar dari mobil. Mengejar C yang belum berjalan jauh. "Kamu Charlene Kim kan? Gimana kalau kamu bantu kami cari Jiyong. Kami butuh sebanyak mungkin bantuan yang bisa kami dapat."
"Aku bukan sukarelawan." Tangannya bertengger di pinggangnya. "Berani bayar berapa?"
Doyoung tersenyum, reputasi C di dunia hitam tak diragukan lagi. Dia pekerja lepas untuk berbagai badan intelejen dunia. Pembunuh bayaran kesukaan para mafia dan katanya legenda dalam bidang ini. Pekerjaannya selalu tepat, cepat, dan bersih. Walaupun tentu saja, harga sewanya sangat mahal.
***
"You back, baby?"
C menghantam pundak Johnny dengan helmnya. "Don't call me that!" Lalu berbalik pada Doyoung, "Dimana aku bisa mulai kerja?"
"Jeno! Bawa dia ke ruangan Taeyong."
Johnny nyengir karena berhasil membuat C kesal. Bara jiwanya lah yang memikat Johnny sejak mereka bertemu beberapa tahun lalu.
"Holy crap! You look like shit, Jeff."
"Ayo, biar aku obati."
Doyoung mendorong Jaehyun menuju ruang medis. Keduanya mengabaikan Johnny.
"You punched him?"
Taeil menggerakkan tangannya yang masih kaku. Dan seperti dua orang sebelumnya, memilih mengabaikan bos mafia Chicago itu.
"Seriously!"
***
Mata tajam, rahang lancip dan wajah seputih susu. Lee Jeno adalah perwujudan dari tampan dan berbahaya. Dia bukan hanya pengawal Doyoung tapi murid bagi komando nomor tiga mafia Lee. Itulah kenapa dia bekerja paling keras untuk mencari keberadaan Jiyong. Gadis itu sudah seperti kakak baginya.
"Ada yang gak beres, Jen. CIA, BIN, KIS, gak ada informasi berharga dari mereka. Bahkan Intel dan aset aku juga gak punya informasi. Manusia gak menghilang begitu saja. Kecuali-"
"Jangan coba-coba!" Potong Jeno. Melepas kacamatanya dia berbalik pada wanita yang menjadi rekan barunya. "Semua properti yang berhubungan dengan Kim bersih. Legal, palsu, perusahaan cangkang. Bahkan yang di luar negeri pun kosong. Gak ada tanda-tanda Jungwoo pernah kesana."
"Aku juga udah periksa imigrasi, bandara, dan pelabuhan. Gak ada satupun orang Kim yang pergi terlibat dengan Jungwoo. Bahkan Jungwoo sendiri sudah gak kelihatan berminggu-minggu."
Keduanya menghela nafas.
"Kalau ini Jungwoo, hanya ada dua orang yang akan bersamanya. Lucas dan Mark."
"Tsk!" Berdecak sebal, C menyilangkan tangan di dada. "Aku beberapa kali melawan mereka. Keduanya sinting. Aku mengambil pekerjaan untuk uang, tapi mereka? Mereka melakukannya karena menikmatinya. Hell Eyes menembak target dengan peluru racun dan melihat mereka mati perlahan lewat teropong senapannya. Lalu Hell Spear.. tinju dan teknik pisaunya luar biasa. Dia interogator dan penyiksa langganan mafia Rusia dan Satgas Anti Teror."
Jeno tahu. Dia gak bergerak dalam dunia hitam tanpa dengar rumor dan gosip mengenai tokoh-tokoh besar mereka. Mendengar C - yang notabenenya adalah pembunuh bayaran kompeten memuji kedunya, berarti mereka bukan sembarang orang.
"Sekarang hampir seminggu dan kita belum buat kemajuan apapun. Sebenarnya dimana mereka menyekap Kak Ji."
"Suho belum juga buka mulut?"
Jeno menggeleng. Para ketua mafia punya reputasi tangguh dan tak kenal takut. Dan Suho membuktikannya.
"Siapa yang ada di basemen?"
"Bang Doyoung dan Johnny."
"Jaehyun?"
"Bang Doyoung gak membiarkan dia kesana."
"Baguslah. Jaehyun saat ini terlalu emosional. Johnny memang usil tapi dia ahli dalam mengorek informasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
WICKED
FanfictionNCT FANFICTION [OC x Kim Jungwoo] Lee Ji-yong terlalu naif berpikir jarak mampu menghentikan pembalasan atas dosa-dosa keluarganya.