Tanda Tanya: Awal

23 0 0
                                    

Sudah nyaris sebulan kita mendadak akrab. Semua di awali dari momen ketika kamu menawarkan tumpa- eh, tidak-tidak. Semua di awali dari momen ketika kamu mendengarkan sambatku sewaktu kita berjumpa di car free day

Entah hanya pikiranku semata atau bagaimana, tapi kehadiranku belakangan di hidupmu juga tampaknya kau nikmati. Kita sama-sama santuy terbuai oleh waktu ketika bersama. Kita juga enggan menciptakan jarak dan memilih mengisi kekosongan waktu dengan cerita-cerita kita. Kita menikmati semuanya. Bersama.

Selalu ada banyak kesempatan bagi kita untuk menghabiskan waktu bersama, mulai dari mendapat pekerjaan yang sama dari program kerja himpunan, tidak sengaja bertemu di toko buku, atau bahkan tawaran berupa menonton bioskop atau sekadar makan bersama.

Kamu dan segala tawaran menarik akan hal yang aku sukai, aku yang menyukai tawaran yang kau tawarkan — ah, sialan. Aku semakin bingung dengan pikiranku!

Hal lain yang menjadi tanda tanya besarku adalah, mengapa perkembangannya secepat ini? Mengapa kita yang dulunya berdiri di depan batas canggung mendadak jadi rekan bersendagurau?

Sebetulnya, ada sebuah tanda tanya besar yang belakangan menghantuiku. Tanda tanya ini sebenarnya tidak begitu penting, tapi setidaknya aku yakin tanda tanya ini akan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Semakin lama semakin besar, apalagi kalau kamu terus berada di sisiku.

Sebenarnya, aku ini kenapa? Kenapa aku menjadi kecanduan 'tuk bertukar sapa denganmu?

Sebenarnya, perasaanku padamu ini bagaimana? Apakah definisi kagum dan berhasil dekat dengan sosok yang dikagumi memang menyenangkan seperti ini?

Sebenarnya, kita ini bagaimana? Kita ini siapa?

Pusing. Aku benar-benar pusing! Mengapa aku jadi memikirkan hal-hal yang tidak mau aku pikirkan? Mengapa semakin sering berdua denganmu justru menimbulkan banyak tanda tanya?

Pertanyaan lainnya: Kenapa harus kamu yang menjadi sumber tanda tanyaku?

Kamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang