Tentang Juni
Di tahun 2019Aku hebat dalam bersandiwara ,aku mampu melukis sebuah senyuman manis yang kian dinanti.
Mencoba tegar dan tegas tuk menuai perasaan .Berjalan semampu ku,bertahan sekuat ku dan mulai melepas segala puing puing ingatan tentang nya .
Tapi apa boleh buat jika satu titik tentang nya masih belum terhapus ,bahkan dalam hati dan pikiran ku masih ada banyak jutaan titik titik tentang dirinya nya yang membekas dilara hati .
Mencoba tuk tak mencintai nya tapi Naif,mencoba tuk tak merindukan nya padahal suatu kebohongan .
Lalu luka mana lagi yang akan aku pikul dan tutupi seperti ini ?
Rasa nya lelah ?
Memang, tapi aku harus kuat bukan.
Tuhan ku tak menyukai jika aku terlarut lama dalam kesedihan .Setelah beberapa hari tanpa nya meski belum terbiasa tapi sedikitnya sesak itu telah hilang perlahan lahan,detak jantung ku kembali berpacu seperti biasa nya .
Meski kini tak ada lagi sapaan hangat setiap pagi ,tak ada pelukan erat lagi ,dan bahkan kini tak ada lagi kecupan manis yang selalu mendarat dikeningku .Hampa ,Mungkin satu kata itulah yang mampu menjabarkan apa yang kini terjadi ,semangat ku hilang tapi aku harus tetap kuat tuk melangkah meski tak bersamanya .
Kala senja datang ,aku masih termenung meski ketika bercengkrama dengan banyak suara kurasa kenapa sepi seperti ini padahal dikerumunan banyak orang ,terlihat biasa saja meski menyimpan banyak luka terasa sangat sulit .
Apalagi harus terlihat nyata oleh banyak mata .
Ketika sebuah notifikasi datang ,rasanya aku tak ingin cepat cepat membuka pesan masuk itu karena mungkin itu bukan sesuatu yang istimewa ,sudah terlalu lama aku tak terlalu fokus pada ponsel ku membiarkan notifikasi notifikasi masuk begitu saja ,karena bagiku tak ada notifikasi istimewa selain notifikasi pesan dari nya .
Aku membuang seluruh ego ku ,berusaha membuka notifikasi itu walau dengan raga yang terpaksa .
" Apa kabar ? "
Dua kata .
Satu sapaan .
Satu pertanyaan .Aku begitu tertegun ,membuka lebar kelopak mata hitam ini .kembali sesak didalam dada yang tak bisa tertahan lagi .
Bagaimana mungkin sang pemilik tatapan teduh itu kini kembali dan mengirim sebuah pesan ,meski bukan sebuah pesan istimewa namun ada rasa aneh yang menjalar diseisi kepala .
Kenapa harus mengirim pesan apa kabar ?
Kenapa tidak mengirim pesan aku rindu saja .Ego ku tinggi masih membiarkan pesan itu begitu saja ,padahal dalam hati aku ingin sekali membalas nya .
Dengan segala ketetapan aku meruntuhkan egoisku kubalas pesan nya dengan singkat dan mencoba tuk meminimalisir kan senyuman ku kembali .Aneh ,
Kini ada senyum yang telah lama hilang
Ada rindu yang telah lama tak menemukan temu dan ada ego yang kerap melanda meski harus mengaku.Dan kini dia kembali pada ku ,meski bukan kembali pada hati ku namun kembali bercengkrama dengan ku ,kembali menyajikan tatapan teduh serta senyuman tipis nya .
Aku begitu tertegun ,air mata ini lolos dari pertahan ku .
Kala kalimat terakhir nya membuatku begitu sedih ." Jangan pernah membenci aku ya " pinta nya .
Permintaan apa itu ?
Bagaimana mungkin aku mampu membenci mu ,ketika hal sekecil apapun tentang dirimu masih selalu saja menarik perhatian ku .Aku tak akan pernah bisa membenci tatapan teduh itu yang selalu ada dalam benak hati dan benak pikiran ku .
Kini harus bagaimana aku berlaku pada mu ,aku masih merasa bahwa ini adalah kamu seorang kamu dengan tuturkata lembut dan senyuman manis .
Masih kamu yang selalu aku rindu ,
Dalam setiap belaian kasih yang terperangkap lebih jauh dalam relung Sukma .Angin berhembus kasar di dasar pikiran ku , menertawakan diriku serta ego ku .
Sebenarnya apa ya g telaah terjadi.Mempersilahkan atau selesai ?
Aku tak pandai memilih pilihan diantara dua pilihan itu,mempersilahkan segalanya tuk kembali tapi apa akan bertahan lebih lama lagi ?Selesai ? Menyudahi segalanya ? Namun hati tak siap jika harus rela melihat dia dengan tatapan mata yang lain .
Aku begitu egois bukan ?
Lebih memilih menunggu dia yang memang aku pun tak tau sebenarnya pada siapa hati nya akan singgah dengan sungguh .Aku menangis dengan keras ,kala seluruh tubuh nya kembali memeluk dengan erat raga ku tatapan teduh nya berubah menjadi sayu ketika mendaratkan kecupan lembut yang telah hilang beberapa waktu .
Memang benar ,aku masih mencintai nya tentang dirinya tak pernah ada yang hilang dalam benak ingatan .
Dirinya tak akan terhapus dengan mudah oleh ratusan air mata .Memeluk erat tubuh nya menangis dalam dekapan nya ,ratusan air mata lolos jatuh dari pertahanan ku sang pemilik mata teduh itu menatapku mencoba menenangkan ku seraya mengusap lembut ujung rambut ku .
"Maaf "( tukas nya )
Apa harus seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak rasa
Dla nastolatkówMenuai hikmah dari sebuah kisah . Menyemai pesan dari setiap pertemuan . Ini hanyalah sebuah cara untuk lebih mengenal diri . Karena hidup sama seperti puzzle . Setiap pribadi berhak menyusun dan merangkai puzzle nya masing masing begitupun aku memi...