-part8-

13 2 0
                                    

Seiringnya mereka berdua beriringan berjalan...
Akhirnya pun sampai pada tujuan dan aji menyuruh juna menjaga dagangannya sebentar.
Aji pun pamit pergi setelah itu.

"Jun jagakan dulu yah buah buahan ku ini"

"Loh mau kemana kamu ji"

"Aku mau kesana sebentar" Sambil menunjuk kesebrang jalan.

"Lah nanti kalo ada yang beli gimna?!!"

"Ya kamu jualin dong"

"Kan aku tidak tau caranya dan harga jualnya"
Tanya juna dengan raut wajah yang bingung.

"Sini aku ajari"
Sambil memperlihatkan kepada juna cara meracik rujak.

"Oh gituuu" sahut juna.

"Iya jun"

"Lah terus harganya?"

"Perpotong buah harganya seribu rupiah saja jun dan kalo satu bungkus rujak harganya dua ribu rupiah"
Aji menjelaskan dengan rinci.

"Ohh baiklah ji"
Juna pun akhirnya paham dan mengerti.

"Ya udah..aku tinggal dulu ya jun"
Sambil menepuk pundak juna.

Juna pun mengangguk...

Ketika aji pergi tak lama datang seorang pembeli anak anak.

"Bang beli"

"Beli apa dek?"

"Semangkanya tiga ya bang..terus pepaya nya dua"

Juna pun lansung memasukan buah yang telah dipesan adek itu kedalam kantong plastik.

"Berapa bang?"

"Lima ribu dek"

Adek itu pun membayar dengan uang pas.

"Makasih ya dek"
Juna sambil tersenyum.

"Iya bang"
Jawab adek itu sambil meninggalkan tempat.

Selang beberapa saat pembeli pun mulai ramai.
Juna pun keteter...

"Berapa buk?"

"Tiga bungkus ya mas"

"Iya iya...tunggu ya buk"

Pembeli lainnya pun heboh...

"Mas  mana punya saya"

"Mas saya dulu"
Pembeli lainnya...

"Tunggu ya pak"
Pinta juna sambil tersenyum.

Aji pun kembali dan melihat dagangannya ramai ia pun lansung berlari membantu juna.

"Ji...tolongin"

"Iya iya ini ditolongin"
Aji sambil tergesa gesa dengan raut wajah yang sumringah.

Dan kini pembeli pun beransur ansur pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa buah yang dibeli dari tempat itu.

Sela sela berjualan aji berkata"

"Junnn"

"Iya..."

"Makasih ya"

"Makasi atas apa?!"
Tanya juna dengan heran.

"Makasih untuk yang lalu dan hari ini daganganku laris manis"

Juna pun tertawa dan menjawab"

"Bisa aja kamu ji"

"Hmm..sudah lah ayuk duduk"
Pinta aji pada juna yang sedari tadi berdiri. Dan aji pun sudah membelikan juna nasi bungkus.

"Ayo jun sini kita makan"

"Lah gimana nanti kalo ada yang membeli lagi"
Tanya juna dengan polos.

"Ya sudah makan aja dulu nanti aku yang urus"

"Ohh..baiklah"

Selesai makan aji dan juna pun lansung bergegas pulang.
Walau dagangannya tidak ludes tapi setidaknya hanya sikit yang tersisa.

Juna berjalan kaki sambil membawa barang barangnya dan aji berjalan sambil mendorong sepedanya.
Mereka berdua beriringan melangkah.
Tak terasa hari pun mulai petang...
Tak berselang lama adzan magrib pun berkumandang.
Pada saat itu juna dan aji sedang melintasi masjid. Ketika mendengar adzan lansung saja juna mengajak aji untuk menunaikan shalat magrib terlebih dahulu.

"Ji...shalat dulu yuk"

"Ohh ya udah ayok jun"

Mereka berdua pun lansung bergegas...

Aji memakirkan sepedanya dan juna menaruh barang barangnya dipenitipan barang yang telah disediakan pihak masjid.

Dan mereka berdua pun lansung mengambil air wudhu.
Terus masuk kedalam masjid dan shalat dalam satu barisan yang sama atau shaf yang sama.
Selesai shalat dan berdoa juna dan aji pun lansung keluar masjid.
Juna mengambil barangnya kembali. Lalu menghampiri aji yang sudah terlebih dahulu diparkiran.

"Sudah jun??"

"Sudah ji"

"Ayok lanjutttt"
Semangat aji ingin segera pulang rindu rebahan.

Seketika beberapa langkah meninggalkan masjid..
Aji mendengar suara anak anak mengaji dan aji pun menoleh kebelakang. Benar saja banyak anak anak mengaji didalam masjid.
Aji melihat kearah masjid dan melihat kearah dagangannya.
Tanpa pikir panjang lagi aji memasukkan buah atau dagangannya kedalam satu kantong plastik dan menyuruh juna untuk tunggu sebentar.

"Jun tunggu bentar ya"

"Kamu mau kemana lagi"

"Udah pokoknya kamu tunggu"
Aji terlihat terburu buru kembali kemasjid.

"Iya iya jangan lama ya"

Dan masuklak aji kedalam masjid.
Lalu memberi sisa dagangannya tadi serta memasukkan sejumlah uang kedalam kotak amal.
Juna yang memantau dari tempat yang disuruh aji untuk menunggu.
Saat aji memberikan buah dagangannya dan memasukkan uang kedalam kotak amal juna pun merasa haru,,mata juna pun berkaca kaca....
Hati juna benar benar tersentuh..
Juna tau padahal aji hidup pas pas'an. Namun tidak serta merta menghalangi aji untuk bersedekah...




-JUMA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang