satu

10.6K 1.2K 156
                                        

"Kunyuk!" panggil Miu pada Byan yang sedang berbaring di salah satu kursi tunggu mahasiswa di sepanjang koridor.

Byan mengangkat wajahnya sekilas, menatap Miu dan kembali berbarinh di kursi dengan mata terpejam seolah tidak pernah dipanggil oleh Miu sama sekali.

"Brengsek si kunyuk!" maki Miu sembari mendekati kursi yang digunakan Byan sebagai alas tidur dan menendangnya brutal hingga hampir membuat pria itu jatuh.

"Apa anjeng?" teriak Byan kesal.

"Mau ikut nggak lo?" tanya Miu dengan raut kesal.

"Ke mana?"

Byan menegakan tubuhnya perlahan, sementara Miu langsung mengambil tempat di samping Byan. "Gue mau ke waterpark sama anak-anak klub renang!"

Mata Miu berbinar-binar ketika menyebut waterpark. Byan mendengus. Miu itu tidak bisa berenang. Boro-boro berenang, mencelupkan seujung kakinya ke kolam renang juga dia tak mau. Tidak sudi katanya berbagi air bekas orang lain. Lantas kenapa gadis itu kelihatan semangat pergi ke kolam renang? Tentu saja untuk cuci mata.

Anggota kolam renang itu tidak ada yang tidak tampan. Semuanya tampan, bertubuh atletis dan semampai. Beda dengan semampainya Miu dan Byan yang alias semeter tak sampai.

"Ngapain? Gue kan nggak demen kotak-kotak," cetus Byan sambil meraih air dalam tasnya.

"Lo harus ikut karena lo bakal ngeliat gue pakai bikini!" kata Miu penuh percaya diri. "Saatnya gue tepe-tepe dan menunjukan body bohai babontot gue kepada seluruh dunia. Nggak perlu disensor, seluruh dunia harus tau!"

Byan tahu selalu ada yang salah dengan sistematis otak Miu, tapi tidak pernah menyangka kalau sudah separah ini. Ia menatap Miu lama dengan tatapan penuh penilaian dan sinis.

"Apa?" tanya Miu galak.

"Lo harus ke psikiater deh. Mur-mur di kepala lo kayaknya udah kendor semua," sahut Byan sinis.

Miu menepuk tangannya sekali, meletakannya di depan dada dengan gaya sok manis. "Oh ya? Lo punya kenalan psikiater yang ganteng? Seksi? Tinggi? Minimal badannya harus kayak Pak Ceye atau Jojo gitu?"

Byan menghela napas pelan menggelengkan kepalanya tak habis pikir dan buru-buru beranjak bangkit. Satu menit lebih lama bicara dengan Miu, otaknya akan ikut-ikutan rusak juga.

"Heh, kampang mau ke mana lo?" maki Miu sambil menjulurkan kakinya dan mencolek bokong Byan dengan ujung sepatu mulletnya. Hebatnya, ujung sepatunya itu mengarah pas pada belahan bokong Byan yang berhasil membuat pria itu menjerit.

"Woi, toal-toel toal-toel! Lo kata gue bencong!" pekik Byan sambil menyentuh bokongnya.

"Ya hampir jadi bencong!" balas Miu. "Jadi mau ikut gak lo! Bacot aja si bangshat!"

Byan menghela napas kesal. "Nggak."

Miu mendengus, membiarkan Byan pergi dan menunggu mangsa lainnya. Trio chipmunksnya Garuda emas, Iyo, Ansell dan Leon. Dan tepat saat itu, ketiganya muncul.

"Hai gais! Welkam bek tu mai cheneeel!"

Iyo langsung berhenti berjalan begitu mendengar suara menggelegar Miu dan menatap gadis itu sambil mengelus dada. Sementara Ansell dan Leon meloncat mundur saking kagetnya.

"Apasih jir, ngagetin aja!" kata Ansell.

"Hehehehehe." Miu terkekeh dengan gaya menyebalkan yang sok polosnya dengan khas. "Mau main nggak Sabtu ini?"

"Leon ikut klub renangnya ke waterpark, gue mau istirahat, Ansell ada urusan."

Miu langsung tersenyum dan menggandeng paksa lengan Leon. "Bagus! Sampai ketemu di waterpark!"

Love and The Other SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang