enam

7K 1.3K 162
                                    

Hari ini, Miu kembali bertingkah. Gadis eksentrik itu datang ke kampus dengan limousin, lengkap dengan tukang payungnya. Nabila yang memang sedang mencari Miu sampai tercengang melihat Miu yang diperlakukan bak bangsawan kerajaan. Ia melirik penampilan Miu hari ini, blus motif bunga dengan lengan berumbai dan rok ketat selutut warna merah pekat yang membuat penampilannya kelihatan lebih eksentrik.

"Lo ngapain sih?" celetuk Nabila ketika Miu tiba di hadapannya.

Miu melirik Nabila sejenak, merapikan lipatan pakaiannya dan memutar tubuhnya di depan gadis itu. "Hari ini, gue mau jadi Kate Middleton."

"Terserahlah," ujar Nabila malas, tak mau meladeni Miu lebih lanjut. "Gue kirain lo mau titip absen lagi."

"Nggak ah, gue mau ngampus aja. Biar bisa tepe-tepe," kata Miu sembari beranjak lebih dulu diikuti Nabila.

Nabila tak mau menjawab ucapan Miu karena ia tahu gadis gila itu akan membalas dengan sesuatu yang lebih absurd dan aneh. Sejak awal bertemu dengan Miu juga anak itu sudah aneh. Namun, Nabila tak mempermasalahkan keanehan Miu. Yah, karena bagaimanapun juga mereka cukup mirip.

Bukan soal urusan fisik atau cara berpakaian, karena ia dan Miu beda jauh kalau urusan itu. Ia lebih suka tampil santai dan apa adanya, bukan feminin dan eksentrik seperti Miu. Ini soal jalan pikir mereka yang sering kali sama. Kadang, Nabila hanya perlu mengatakan sepatah kata saja dan Miu akan langsung mengerti dan melanjutkan perkataannya. Seolah mereka punya kontak batin. Karenanya, Nabila nyaman bergaul dengan Miu. Terlepas dari tingkah seenak perutnya yang membuat jengkel.

"Ada mantan lo tuh," kata Miu sembari menunjuk seorang pria tinggi berkulit putih dan seorang lagi yang berwajah super maskulin. "Double J, double trouble. Udah move on dari yang mana lo? Johnny atau Jeffrey?"

"Johnny," balas Nabila singkat.

"Oke kalo gitu gue sikat Jeffrey," kata Miu yang membuat Nabila mendelik.

Miu melangkah lebar lebih dulu darinya, mendekati kedua pria itu dan menyapanya dengan gaya sok dekat.

"Hai ganteng!" ujar Miu sambil tersenyum. "Nungguin gue?"

Johnny menggeleng pelan, sudah tahu jika Miu akan bertingkah seperti ini kapan pun, di mana pun, dengan siapa pun. Sementara Jeffrey melangkah mundur, sedikit risih dan tak mau bersentuhan dengan Miu karena ada Nabila di depannya. Sayangnya, Jeffreylah yang menjadi incaran Miu.

"Jadi, gimana kabar lo sama cewek baru lo?" tanya Miu sambil menggandeng lengan Jeffrey.

Jeffrey melirik Nabila sejenak sebelum akhirnya melepaskan gandengan Miu. "Baik."

"Kirain udah putus," kata Miu frontal. "Biar gue bisa gebetin lo."

"Jeffrey ketemu lo mah, kabur kali. Ngeri cuy," balas Johnny sambil melirik Nabila yang terdiam di tempatnya. "Tapi kalo sama Nabila masih okelah kayaknya."

"No, no, no, balikan sama mantan tuh ibarat baca buku yang sama dua kali. Endingnya udah ketahuan," sahut Miu sambil merapatkan jaraknya dengan Jeffrey. "Jadi, kalau lo putus sama Ciara, tinggal cari gue aja."

Nabila menghela napas, menggeleng dan meninggalkan Miu tanpa berpamitan. Miu melirik Nabila yang melangkah pergi, memberi jarak antara dirinya dan Jeffrey.

"Sengaja ya lo?" tanya Jeffrey sambil menatap Miu jengkel.

"Obviously, yes." Miu menepuk-nepuk pakaiannya, seolah membersihkan debu dari tubuhnya. "Ngomong-ngomong, baik-baik aja lo sama Ciara. Jangan berpikir buat balikan sama Nabila lagi. Be like Johnny, oke? Bye!"

Love and The Other SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang