sepuluh

7.9K 1.3K 129
                                    

Setelah menonton di hari Sabtu itu, Siva dan Miu banyak mengobrol dan menghabiskan sisa hari membicarakan banyak. Miu tak ingat apa yang mereka bicarakan, tetapi gadis itu merasa hubungannya dengan Siva paling tidak sedikit membaik dari sebelumnya. Lalu pada hari Minggu, mereka tak bertemu seharian karena Siva pergi dengan klub renang dan Miu sibuk dengan urusannya sendiri.

Miu menatap ponselnya. Siva lagi-lagi mengirimi pesan singkat yang tak pernah ia balas. Ia menyimpan ponselnya, berjalan menuju kelasnya ketika bertemu dengan Jojo yang memasang wajah sumringah. Tanpa menyapa, Jojo langsung melompat dan memeluk Miu dengan gaya khas laki-laki.

"Bro! Makasih, bro!" kata Jojo senang sambil mengguncang-guncang tubuh Miu.

"Apa sih bangsat!" maki Miu berusaha keras melepaskan cengkeraman tangan penuh euforia Jojo di bahunya. "Woi, baju gue lecek!"

Jojo langsung mengangkat tangannya dan merapikan baju Miu. "Ampun Tuan Puteri! Jangan sampe deh baju lo rusak. Bisa jual rumah buat gantiin baju doang."

Miu mendengus, menepis tangan Jojo dan merapikan baju dan rambutnya, kemudian menatap Jojo dengan tatapan sinis.

"Ngapain lo larinya ke gue?" balas Miu membuat Jojo menyeringai.

"Ya jelaslah karena lo best of bestfriend gue! Biar lo nyebelin ada gunanya juga ternyata," kata Jojo antusias.

"Mau makasih apa menghina lo?" ketus Miu. "Lagian, ngapain lo nyari gue bukan nyari Nabila?"

"Ya ini gue mau nungguin dia," jawan Jojo.

Miu kontan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Lima menit lagi, kelas akan dimulai. Tumben sekali Nabila masih belum datang.

"Bukannya dia harusnya udah di-" ucapan Miu terputus kala ia melihat Nabila berjalan ke arahnya. Tak sendirian, dengan Jeffrey. "Kok bisa sama dia?" desis Miu pada Jojo.

Jojo menatap keduanya terkejut, berbalik pada Miu dengan wajah bingung dan menggeleng tanda tak tahu. Ya bagaimana cara Jojo tahu? Ia tidak bersama Nabila setiap jam dalam sehari. Miu menghela napas, memasang wajah angkuhnya begitu Nabila sampai di depan wajahnya.

Gadis itu agak menghindari tatapan Miu sementara Jeffrey di belakangnya menatap Miu sinis. Pria itu menepuk bahu Nabila, kemudian berpamitan pergi hanya padanya. Miu menatap Jeffrey yang melangkah pergi dan beralih pada Nabila.

"Mau ngomong sesuatu?" tanyanya bak seorang juri acara milyarder yang memberi kesempatan untuk pesertanya.

Nabila menggeleng, menatap Jojo dan tersenyum tipis untuk sekedar menyapanya. Jojo membalas senyumannya.

"Nggak mau ke kelas? Bentar lagi loh," kata Nabila mencoba menghindar.

Miu menatapnya menilai, tetapi gadis itu menghiraukannya. Ia beralih pada Jojo dan mengajak pria itu ke kelas sebagai gantinya.

"Yuk, Jo!"

Jojo langsung mengangguk kesenangan dan mengikuti Nabila yang melangkah pergi meninggalkan Miu. Diam-diam, Miu menatap kedua orang itu dan melirik ke arah perginya Jeffrey. Perasaannya berkata ada hal buruk yang direncanakan Jeffrey, tetapi Miu memutuskan tak mau ikut campur. Nabila tak memberitahunya, jadi ia lebih suka pura-pura tak tahu dan tutup telinga saja.

Kalau gadis itu memutuskan kembali pada Jeffrey, ia pasti tahu konsekuensinya. Sampai saat itu terjadi, Miu memutuskan untuk tidak ikut campur bahkan sekalipun Jeffrey menyeret Nabila tenggelam ke dasar laut.

---

"Frappucino satu mbak!"

Safiera langsung melirik ke sampingnya, menatap orang yang memesan minuman yang sama dengannya. Ceye. Pria itu ikut menatapnya dan tersenyum begitu melihat Safiera.

Love and The Other SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang