lima

7.3K 1.3K 168
                                        

Miu benci Senin. Ia juga tak suka hari Selasa.

Dan pada hari Selasa Miu lagi-lagi harus pergi ke kampus, walau ia sama sekali tak berniat belajar. Akhir pekan masih lama dan ia juga tak suka berada di rumah jika orang itu juga di rumah. Ia hanya ke kampus untuk menghindar dari rumah, sekalian tebar pesona sana-sini ke adik tingkat. Seperti biasa, Miu hanya datang untuk absen, pada saat jeda ia akan pergi ke restoran vegetarian dekat kampus yang harganya benar-benar memeras kantong mahasiswa. Kemudian, kembali ke kampus untuk melanjutkan perkuliahan dan pulang.

Hanya saja, khusus hari ini, ia ketiban sial. Ban mobilnya bocor saat baru melewati gerbang. Miu mau tak mau menepikan mobilnya dan menelepon asisten Papanya untuk menderek mobil dan menjemputnya. Mungkin ini hukuman karena ia tak tulus memberikan sup jagung untuk orang itu kemarin. Sambil menunggu, gadis itu sesekali keluar dari mobil, berusaha mencari dongkrak, tapi kemudian tebar pesona juga ketika melihat adik tingkat yang keluar dari gerbang kampus.

Kemudian gadis itu kembali masuk ke mobil dan menunggu hingga sebuah mobil range rover berhenti di depan mobilnya. Miu langsung memasang wajah malasnya ketika melihat siapa yang keluar dari mobil. Mau tak mau, Miu keluar dari mobilnya.

"Kok lo yang jemput? Pak Har mana?" tanya Miu tak sabar.

Pria itu menatap Miu sekilas, melirik pakaiannya yang ketat dan terlalu menampakan bentuk tubuhnya dan kembali menatap Miu. Gadis itu selalu cantik dengan rambut sebahunya yang dibiarkan tergerai dan juga blus pas badan warna putih gading dengan rok warna krem mini lima centi di atas lutut yang membuat orang lain langsung menyadari eksistensinya. Namun, ia tak pernah suka setiap kali gadis itu menunjukan tubuhnya yang berlekuk. Itulah yang menjadi alasan Miu tak jadi menggunakan bikini saat pergi ke waterpark. Ia sudah melarangnya sejak dari rumah dengan ultimatum akan membekukan semua kartu kredit dan menghentikan uang jajannya jika ia berani mengenakan bikini. Tentu saja jika taruhannya adalah kartu kredit dan uang jajan, Miu tak akan berani.

"Kamu ngampus atau nyari selingkuhan?" balasnya membuat Miu memutar bola mata malas. "Kenapa kamu juga nggak balas pesan aku?"

Sakit apanya. Pria itu bisa mengomel lagi hari ini. Miu tahu seharusnya ia tak membelikan sup jagung untuknya. Miu berdecak pelan.

"Bukan urusan lo." Miu menatapnya kesal. "Mana mobil dereknya?"

"Sebentar lagi. Kita pulang dulu."

Pria itu meraih tas Miu dan membawanya masuk ke mobil bersamanya tanpa menunggu gadis itu. Miu mendengus kasar, tapi buru-buru masuk ke dalam mobil range rover tanpa membuang waktu. Mobil itu terlalu khas dan siapapun dari anggota klub renang yang melihatnya akan tahu milik siapa.

Siva Alterio. Pria yang disukai semua orang, tapi dibenci Miu setengah mati. Alasannya? Pria itu suaminya. Suami hasil dari perjodohan. Walau Siva sebenarnya juga tak pernah berbuat jahat, Miu tetap membencinya dengan semua alasan relevan maupun irelevan (kebanyakan irelevan) yang bisa ia buat. Pokoknya, Miu masih tak terima kebebasan dan masa mudanya terenggut begitu saja karena Siva setuju menjadi suaminya.

"Besok kita ke rumah keluargaku. Mama mau ngomongin soal anak," kata Siva datar membuat Miu menatapnya sinis.

Dari awal mereka menikah juga, Miu akan langsung berubah jadi iblis jika Siva sampai menyentuh seujung rambutnya. Membicarakan soal anak? Siva tak yakin ucapan orang tuanya bahkan akan didengar oleh Miu. Gadis itu begitu keras kepala sampai Siva sendiri tak tahu bagaimana menanganinya.

"Siapa yang mau punya anak?" gerutu Miu sambil menarik kasar sabuk pengaman dan mencoba memasangkan ke tubuhnya. "Abis ini, nggak usah jemput gue. Ketahuan anak-anak ntar panjang ceritanya."

Love and The Other SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang