delapan

6.9K 1.3K 87
                                    

"Weh tukang ngintip!"

Jojo berbalik, mendapati Miu yang berdiri di belakangnya. Gadis itu mengenakan blus krem dengan belahan dada rendah dan rok cokelat sebatas paha. Jojo menghela napas dan berkacak pinggang.

"Ngapain sih lo?" omelnya jengkel, tetapi langsung menciut ketika melihat Nabila muncul beberapa langkah di belakang Miu.

Gadis itu nampak kasual seperti biasanya, dengan kaus kuning dan celana jeans biru muda yang melekat pas di tubuhnya. Jojo menutup mulut, berdiri tegak seolah akan ikut upacara.

"Kak Jojo lagi ngapain?" tanya Nabila bingung.

Jojo merasa seperti tertangkap basah. Niat awalnya kemari adalah ingin mencari Nabila. Jojo rindu Nabila dan ingin melihatnya walau sebentar saja. Jadilah ia berdiri di jendela kelas, mengintip ke dalam dengan harapan dapat melihat gadis itu.

"Hahaha, nggak. Lagi nyariin Miu," kata Jojo asal sambil menunjuk Miu.

Nabila manggut-manggut sementara Miu memutar bola mata malas. "Bilang aja lo nyari Nabila bukan gue. Kan di mana ada gue, di situ ada Nabila juga!"

Jojo mendelik pada Miu, tapi kemudian memasang senyum canggung pada Nabila yang nampak heran. "Nggak usah didengerin si cunguk ini." Jojo mendekati Miu, menarik tangannya agak menjauh dari Nabila. "Lo kenapa sih anjir! Ntar dia ilfil sama gue!"

Miu memasang wajah malas, mendorong Jojo menjauh dan berbalik pada Nabila. "Lo nggak mau ngasih nomor lo ke dia? Jojo lumayan kok, biar goblok-goblok gini."

Jojo lagi-lagi melotot pada Miu. Sementara Nabila menatapnya lekat dan menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Ngomong apa sih?"

"Jojo udah naksir lo lama nih. Kesel juga gue liat dia nggak gerak-gerak." Miu mengibaskan rambutnya sok cantik. "Udah deh, kasih dia kesempatan tanpa banyak cing-cong. Biar sekalian lo move on dari si Jeffrey."

"Si bego!" maki Jojo tertahan sambil menatap Miu membunuh.

Miu tak ambil pusing. "Udah ah, lo ngobrol dulu deh berdua. Gue mau makan dulu."

Kemudian, Miu melangkah dengan gaya model pakaian dalam, berlenggak-lenggok seolah koridor kampus adalah catwalk. Nabila menggeleng melihat Miu yang pergi meninggalkan mereka, menatap Jojo sambil tersenyum tipis.

"Dia emang nyebelin, jangan diambil hati," kata Nabila sambil tertawa kecil.

Jojo mengusap tengkuknya, merasa gugup harus berhadapan dengan Nabila. "Emang dia nyebelin banget."

Nabila kembali terkekeh, kemudian beranjak hendak menyusul Miu ketika Jojo menahan tangannya. "Soal yang dibilang Miu tadi-"

"Gue nggak bakal ambil hati kok. Tenang aja," kata Nabila santai.

"Dia bener. Gue mau mengenal lo," sambarnya cepat.

Nabila terdiam. Ia masih belum sepenuhnya lupa pada sakit di hatinya. Jojo menatapnya lekat sambil tersenyum gugup.

"Boleh gue mulai mengenal lo?" tanyanya hampir tergagap. "Maksud gue, kalau lo nggak mau-"

"Lo punya nomor hape gue emang?" balas Nabila membuat Jojo menatapnya bingung.

"Ada kok. Dari Miu."

"Kalo gitu, lo bisa kok mulai gerakan awalnya," kata Nabila lagi kemudian memberi senyum tipis pada Jojo.

Hanya seulas senyum dan efeknya luar biasa. Jojo seolah terbius dan mati rasa. Hingga gadis itu pergi untuk menyusul Miu, ia masih terdiam di tempatnya. Jojo berbalik untuk menatap Nabila yang melangkah menjauh, kemudian tersenyum dan meninju udara saking senangnya.

Love and The Other SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang