sembilan

7.1K 1.3K 174
                                    

Jumat malam, biasanya Siva lembur. Jadinya Miu bisa bebas berkeliaran dengan gaun tidur tipis dan tanpa mengenakan bra. Gadis itu juga bisa menonton di televisi 90 inci di rumahnya. Rasanya seperti menonton di bioskop pribadi. Miu biasanya suka menonton drama korea dan sejenisnya. Kadang ia sampai tertidur di depan televisi saking asiknya menonton.

Namun, hari ini Miu ingin menonton film horor. Gara-gara Rae yang suka film horor, Miu jadi penasaran dan menonton juga. Ujung-ujungnya, gadis itu jadi ketakutan dan mengganti film horor dengan drama korea terbaru. Memang yang paling benar itu menonton oppa atau ahjussi. Miu tak terlalu ingat sampai mana ia menonton drama sekolahan yang sedang jadi trend itu. Namun, di pertengahan ia tertidur karena mengantuk.

Jam dinding menunjukan pukul setengah dua belas malam ketika Siva pulang. Wajahnya kusut dan nampak lelah. Proyek kerjanya semakin banyak karena memang sedang diadakan pembukaan cabang besar-besaran di beberapa tempat. Siva menarik napas panjang, melepaskan jasnya dan beranjak hendak menuju kamar ketika ia mendapati televisi di ruang tamu masih menyala dan menampilkan adegan ciuman ala anak remaja.

Lalu, matanya menangkap Miu yang tertidur pulas di sofa. Senyumnya terkembang begitu saja ketika melihat Miu. Siva meletakan jasnya di sofa yang kosong, berlutut mendekati Miu dan menatap wajah polos gadis itu. Saat tertidur, Miu bagai anak kecil tanpa perlindungan. Polos dan manis. Siva jarang sekali melihat Miu yang seperti ini, dan bisa melihat wajahnya yang seperti ini membuat Siva bahagia.

Ia menyentuh wajah Miu dengan ujung jarinya hati-hati agar tak membangunkan gadis itu. Walau sebenarnya Miu juga tidak akan bangun sekalipun ada bom meledak di depannya. Ia berbalik, meraih remote tv dan mematikannya. Kemudian secara perlahan mengangkat tubuh Miu dan membawa gadis itu ke kamarnya. Di saat itulah, Siva menyadari satu hal. Dan sialnya, ia baru sadar setelah tubuh Miu berada dalam dekapannya.

Gaun tidur Miu sangat tipis juga pendek sehingga ia bisa melihat apa yang ada dibaliknya. Setiap lekukan dan hal lainnya, juga betapa mulus dan sempurna tubuhnya. Ya Tuhan. Siva bisa merasakan hawa tubuhnya memanas dan tangannya sedikit gemetar. Namun, ia tetap menggendong Miu dan menidurkannya di kamar. Ia buru-buru meraih selimut, menutupi tubuh Miu agar ia tak melihatnya lagi. Kemudian, pria itu menunduk dan mengelus rambut Miu sayang.

Siva mengagumi kecantikan Miu. Hal yang tak bisa ia lakukan terang-terangan saat mata gadis itu terbuka. Ia menyentuh wajah Miu lagi, menelusuri kening hingga ke bibirnya yang merona tanpa pewarna. Seolah terhipnotis, Siva mendekatkan wajahnya perlahan. Matanya hanya tertuju pada satu titik yang mengganggunya. Bibir merah muda yang nampak lembut untuk dikecup.

Bibirnya dan Miu hanya berjarak sekian milimeter lagi, hingga Siva akhirnya memutuskan menjauh dan hanya mengecup keningnya saja. Tidak, ia tak mau macam-macam pada istrinya yang tertidur pulas. Ia tak mau lepas kendali dan menyerang Miu malam ini juga. Lagi pula, semuanya masih perlu waktu. Siva menyentuh wajah Miu sekali lagi, mengelusnya lembut dan berbisik sebelum keluar dari kamar Miu.

"Mimpi indah, sayang."

---

Miu hampir terlonjak ketika menyadari jika ia sudah berada di kamarnya. Seingatnya semalam ia tidur di sofa. Miu melirik tubuhnya sekilas. Apa ia tidur berjalan? Atau Siva yang menggendongnya kemari? Miu bergidik. Kalau iya, pria itu pasti sudah melihat bagaimana pakaiannya dan sembarangan menyentuh tubuhnya.

Sekali lagi, Miu menatap tubuh dan pakaiannya, tapi tak ada yang aneh. Ia menarik napas dan menggeleng pelan. Pasti ia tidur berjalan. Gadis itu mengusap wajahnya, memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Siva biasanya tak ada di rumah setiap Sabtu walau kantornya libur. Pria itu seringnya ikut anggota klub renang untuk berlatih dan setelahnya ikut mereka jalan-jalan. Entah nonton atau sekedar nongkrong di kafe. Miu tahu dari media sosial Jojo yang kadang membuat vlog bersama anggota yang lain.

Love and The Other SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang