pemula

97 6 9
                                    

Suara tawa bahagia menggema, serta senyum yang tak luntur dari bibir semua manusia yang ada di sana. Beberapa orang berlari keluar gedung dengan wajah riang gembira. Merayakan hari yang selama ini sangat dinantikan.

Sekumpulan laki-laki dan perempuan dewasa berjejer sambil tersenyum lebar kearah satu sama lain. Hingga salah satu dari mereka berteriak "1 2 3!" Dan membuat semua orang yang berjejer itu melemparkan toga keatas, diiringi tawa yang terus menghiasi bibirnya.

Lalu semuanya saling berpelukan, tanda akan sebuah perpisahan. Setelah usai, hampir dari seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang ada di sana didatangi kekasihnya. Ada yang diberi buket bunga, coklat, bahkan pelukan mesra.

Namun, terdapat satu mahasiswi yang terdiam diantara riuh ricuhnya kegembiraan acara wisuda itu. Wanita berparas ayu ini hanya memperhatikan sekitarnya, teman-temannya sedang bercengkrama dengan pendamping mereka. Hanya dia yang sendiri tanpa ada laki-laki yang menghampiri.

Lalu tatapannya tak sengaja tertuju pada wanita paruh baya yang melambaikan tangannya pada mahasiswi ini. Segera ia berjalan cepat menghampiri wanita paruh baya tersebut dan langsung memeluknya, itu pasti ibunya.

Mahasiswi dan ibunya tersebut memasuki mobil yang sudah terparkir manis disamping mereka dan melaju pelan menuju rumahnya. Senyum manis keduanya tak luntur dari bibirnya. Mengingat, tadi pagi ia berangkat dengan membawa baju dan perlengkapan wisuda lalu pulang dengan membawa gelar sarjana.


🎓🎓🎓

Namaku Nayra Ghaisani Malik. Malik adalah ayahku. Aku perempuan? Sudah jelas, ibuku memberi nama 'Ghaisani' yang berarti cantik. Tapi percayalah, ibuku lebih cantik dibandingkan siapapun. Aku adalah anak satu-satunya dari pasangan ayah dan ibuku. Meskipun begitu, aku tak pernah merasa kesepian. Menurutku keluarga dan teman bukan hanya yang berbentuk manusia. Kamar adalah bagian dari keluargaku. Buku, ilmu, pena dan benda-benda disekitarku adalah temanku.

Sebenarnya aku sudah tidak butuh teman, sebab kenangan sudah memenuhi hati dan pikiranku. Kenangan yang senantiasa aku jaga dan rawat tanpa pernah ada niat untuk melupakannya.

Aku lahir di Bumi, menjalani masa kecil di Bumi, dan tumbuh menjadi dewasa pun di Bumi. Hanya saja, ketika aku ditinggalkan oleh orang-orang yang aku sayang rasanya ingin sekali enyah dari bumi ini.

Tok tok tok

Ahh ada yang mengetuk pintu kamar, aku tau itu pasti Ibu. Dirumah, kami hanya tinggal berdua, Ayahku bekerja di luar kota. Setahun sekali baru pulang untuk sekedar menemui kami.

Aku melangkah membukakan pintu. Ibu sedang tersenyum sambil memegang kotak berwarna biru. Aku tebak itu pasti hadiah untukku.

"Ara, ada hadiah kiriman dari Ayah" ucap ibu sambil memberikan kotak itu kepadaku. 'Ara' adalah nama panggilan dari ibu kepadaku.

Aku menerimanya, mengecup pipi ibu sekilas lalu kembali masuk dan menutup pintu kamar. Tumben sekali Ayah mengirimkan hadiah untukku, biasanya menelpon saja sudah cukup baginya.

Tapi aku sedih, di acara wisudaku ini ayah sama sekali tidak meluangkan waktu untuk pulang. Hanya hadiah ini yang diberikan, bukannya tidak suka dengan hadiah ini, aku hanya butuh seseorang yang memberikannya, ayah.

Aku buka kotak biru itu, isinya foto 4 orang yang berdiri dan kami semua membelakangi kamera. Laki-laki yang berdiri diujung kiri adalah Afan. Disebelah Afan ada Argio, dengan tangan kiri memeluk pundak Afan. Disebelah Argio adalah aku. Dan disebelahku adalah Gesya dengan tangan kirinya memeluk pundakku juga.

Foto itu diambil ketika kami sedang main bersama. Astaga! Hampir saja aku lupa, mari aku perkenalkan dengan sahabat-sahabatku.

Yang pertama Argio Mahesa. Nama panggilannya adalah Gio. Pria tampan berhati baik, hanya saja kelakuannya yang sedikit usil dan pemikirannya kadang tak bisa dimengerti. Tapi hal ini yang membuat kami senang dengannya.

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang