Sahabat atau pacar?

47 6 3
                                    

Nayra, Gesya, Argio, dan Afan sedang makan di kantin. Suasana kantin begitu ramai dipenuhi siswa-siswi yang mengisi perutnya. Tak ada pembicaraan diantara mereka, hanya suara ketukan sendok dan garpu saja.

Gesya melihat ketiga temannya tersebut, mereka semua sibuk makan. Dirinya memilih untuk membuka pembicaraan, sebab diam saja begini malah membuat suasana tidak nyaman.

"Fan, lo pernah jatuh cinta ngga?" Ucap Gesya tiba-tiba sambil menatap Afan.

"Uhuk uhuk anjir" Yang ditanya malah kaget, Afan tersedak makanan yang sedang ia telan. Terkejut dengan pertanyaan Gesya.

"Jawab, Fan. Gue penasaran ih" Gesya menggoyang-goyangkan tangan Afan, mendesak meminta jawaban dari Afan.

"Ck, ganggu orang makan" Afan tetap melanjutkan makannya, untuk apa mendengarkan ucapan manusia paling cerewet yang ada dihidupnya.

"Lo mah makan ngga makan juga tetep sama. Badan kurus kerempeng balung kayak triplek gitu. Jawab napa ihh bang Afan" Bukan Gesya jika tidak cerewet seperti itu.

Nayra dan Argio hanya saling pandang, menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya ini. Gesya adalah makhluk paling ribet jika berhadapan tentang cinta. Sedangkan Afan adalah makhluk paling bungkam jika ditanya tentang rasa.

"Gak penting" Ucap Afan penuh penekanan di setiap katanya.

Afan berdiri, menyudahi makannya yang belum sepenuhnya habis lalu melenggang pergi.

"Bayarin makanan gue" setelah berkata pada Argio, Afan langsung menghilang. Entahlah kemana, hobinya memang selalu meninggalkan.

"Ngeselin lo" Argio memutar bola matanya malas, lagi-lagi ia merasa dirinya dirugikan. Afan yang kenyang, dia yang bayar. Apa-apaan.

Sementara Gesya sedari tadi masih bengong mendengar jawaban Afan.

"Emang susahnya jatuh cinta apaan sih? Sampe si Afan nggak pernah ngerasain" Gesya berkata lirih.

"Ge, nggak semua orang mudah jatuh cinta. Banyak resiko yang harus ditanggung kalo udah berani jatuh hati" Nayra berkata seolah dia adalah pakarnya cinta. Padahal dia sendiri belum pernah pacaran dan sejenisnya.

"Halah Nay, lo tuh masih kecil, nggak tau apa-apa. Belajar yang bener aja. Biar senior ini yang berurusan" Ucap Gesya dengan cengiran anehnya.

Dasar Gesya, pacaran berkali-kali saja selalu gagal.

"Lo tiru Afan tuh, Ge. Jangan mudah cinta sama orang. Lo mah liat tukang cilok ganteng aja langsung klepek-klepek. Nanti kalo sakit hati nangis kayak mau mati" Lagi-lagi Argio meledek Gesya.

Gesya hanya diam saja, toh memang itu kenyataannya kan. Sedangkan Nayra hanya tertawa kecil mendengar ucapan Argio.

Argio berdiri, pergi membayar semua makanan teman-temannya. Meskipun kadang kelakuannya sering kurang baik, Argio adalah anak yang sangat sering mentraktir teman-temannya tersebut.

Lalu mereka semua pergi meninggalkan kantin saat makanannya sudah habis. Nayra menuju kelasnya sendiri, sedangkan Argio dan Gesya menuju kelas Gesya.

"Jatah ngapel ya bang?" Gesya menggoda Argio dengan mencubit-cubit hidung mancung Argio.

Argio hanya tertawa, balas mengacak-acak rambut Gesya. Namun di depan kelas Gesya ternyata sudah ada seseorang yang melihatnya dengan tatapan tidak suka. Siapa lagi kalau bukan Via, pacar Argio.

"Yang pacar kamu itu siapa sih?"
Via berkacak pinggang kala Argio dan Gesya berhenti tepat dihadapannya, menatap sinis pacarnya dan gadis menjengkelkan itu mesra dihadapannya.

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang