"Jika tidak ada yang ingin dikatakan lagi kita akhiri rapat hari ini" tepat setelah sang ketua HIMASI menutup rapat, Citra sang bendahara mengangkat tangan. "ya, sepertinya masih ada tambahan dari Kak Citra, Silahkan, kak ?" Yuda sedikit meringis memanggil Citra dengan embel-embel 'kak'.
Bagaimana pun seluruh anggota HIMASI harus saling memanggil 'kakak-abang' soalnya mereka senior inti bagi adik-adik maba alias mahasiswa baru. Aturan itu datang langsung dari Inaya atau biasa dipanggil Iin sang Sekretaris. Iin terkenal sebagai senior yang agak jutek bahkan dengan sesama angkatan, apalagi dengan maba. Tapi dia sangat ramah terhadap senior terlebih demisioner (mantan HIMASI).
"Makasih Yuda" Iin sontak menatap sinis Citra, pasalnya si cewek pelit duit itu jelas-jelas tidak mengindahkan aturan 'kakak-abang'nya. Dia dengan selownya manggil sang ketua hanya dengan 'Yuda' saja, bukannya 'bang Yuda', apa-apaan si pelit itu !
Citra sendiri tak punya alasan logis untuk menuruti maunya Iin. Lagipula ia lebih suka memanggil rekan-rekannya dengan nama saja. Apalagi ada junior di HIMASI, masak dia harus panggil kakak atau abang ke junior ? Big No !! kalo alasannya kasi contoh ke Maba, please.. maba bukan anak SD/TK yang harus dikasi contoh sesignifikan itu. Tanpa para senior saling panggil kakak-abang pun mereka gak akan dengan bodohnya membunuh diri mereka secara massal dengan manggil senior pake nama. mereka akan dengan penuh keikhlasan tetap manggil 'kak.. bang...'. Malah sambil bungkukkan badan didepan senior, bahkan ada yang jalan jongkok bagi yang kelewat sopan. Ada juga yang merayap malahan, bagi yang dihukum. Jadi, gak perlu deh pake main kakak-abangan segala.
"Jadi untuk kedepannya, saya berharap rekan-rekan sekalian bisa merincikan seberapa pengeluaran yang akan digunakan. Saya minta setiap bidang melaporkan ke saya perkiraan kebutuhan kalian supaya saya bisa membudgedkannya. Dan kalian juga wajib membuat laporan perincian pengeluaran per-bulan disertai nota. Sekian tambahan dari saya." Semua yang ada diruangan tak berani berkomentar terhadap keputusan yang dibuat Citra, tak terkecuali Iin dan Yuda.
Satu HIMASI sudah lama kagum dengan jiwa wibawa nan tenang yang menjadi ciri khas seorang Citra Amanda. Para Junior yang baru bergabung di HIMASI pun tak sedikit yang mengidolakan kakak seniornya itu. Tak heran jika Citra ditunjuk sebagai PM pada kegiatan pembinaan mahasiswa baru nanti atau Bahasa kampusnya disebut sebagai OSPEK. Dimana tujuan para senior dalam kegiatan itu tak lain ingin membina maba agar menjadi individu yang berakhlak baik dan dimana para maba merasa mereka ditindas, dibantai, dieksekusi, lalu dikubur oleh seniornya. Jadi kalau kalian kelas XII dan merasa tidak percaya diri dengan hasil UN kalian, jangan cepat-cepat resign dari dunia ini. Lebih baik tunggu 'dipecat (= dieksekusi)' oleh senior pas kuliah. Jadinya kan gak bikin dosa buat sendiri, biarin aja senior yang kenyang dosa.
Jam empat sore tepat Citra dan Nayla selesai rapat HIMASI dan keduanya langsung menuju ke rumah Citra. Rencananya Nayla hari ini menginap dirumah Citra mengerjakan tugas dari Pak Yono. Heru sih, pake disusul lagi Pak Yono ke ruang dosen, ditanya 'mohon maaf pak, tadi bapak belum kasi tugas sebenarnya. Kalau boleh tau tugasnya apa ya pak ?' bangke kan ? coba kasitaunya minggu depan aja pas makul Pak Yono. Se-kampus juga yakin 100% kok Pak Yononya gak akan marah. Alhasil Heru dihujat satu kelas.
Ketika menginjakkan kaki diteras rumah, telinga kedua cewek itu mendengar pembincangan orang yang sedang bertransaksi. Siapa lagi kalau bukan sang mami si ibu kos.
"emang ada anak kos baru ya, Cit ? asik, makin banyak dong duit mami kamu" Nayla langsung berkomentar
"mungkin.. terus kenapa kamu yang heboh banyak duit ? kamu tu gak masuk dalam KK kami, jadi gak bakal dapat jatah warisan."
"biasa kan diajak makan-makan sama si mami" Nayla nyegir dan langsung dapat jitakan dari Citra. Kenyang endak, benjol iya.
"Assalamualaikum.." Citra memberi salam, sesuai pesan Mami-Papi, 'kalo abis dari mana-mana itu masuk rumah wajib salam dulu' dan ini juga sudah sesuai dengan kaidah agama yang dianutnya.
"Wa'alaikumsalam.." Mami tetap nyaut walau sambil ngitung duit tanpa berpaling. Lembaran-lembaran merah itu lebih indah ditatap daripada wajah anaknya.
Betapa takjub sekaligus terkejut Citra melihat pemandangan yang ada didepannya. Sosok laki-laki yang dikenalnya berada dihadapannya, tepatnya dihadapan maminya yang sedang menghitung duit lengkap dengan kacamata beliau yang gagangnya dirantai. Laki-laki itu juga menatap Citra dan Nayla bergantian lalu tersenyum sambil menundukkan kepala. Anak yang sopan.
"Bintang ?" Citra spontan menyebutkan nama laki-laki itu.
Yang dipanggil namanya spontan menaikkan sebelah alisnya. Masalahnya, tak secuil pun ingatannya tentang gadis yang barusan menyebutkan namanya terkuak. Ia yakin gadis itu asing baginya.
"kamu lupa sama aku, Bintang ?" sadar dengan ekspresi laki-laki didepannya, Citra segera memastikan. Semoga sang pujaan hati yang akhirnya ditemukannya tidak benar-benar melupakannya. 'lupa juga biarin lah. Udah ketemu juga syukur. Kalo Cuma lupa kan bisa diingetin. Kalo tetap gak ingat ya tinggal kenalan ulang' batin Citra. Namun, si Bintang ini masih tampak bingung, terbukti ! dia geleng-geleng kepala.
"lah, kalian berdua saling kenal ?" Mami yang sudah selesai menghitung duit langsung ikut nyimbrung. Masih dengan kacamata rantainya.
"Iya, Mi. Bintang pernah nolongin Citra waktu di acaran nikahan kak Dela. Jadi waktu itu baju Citra ketumpahan minuman, Bintang yang nolongin kasi tissue buat Citra lap bekas tumpahannya." Jelas Citra.
"lalu Cit ? kering bekas minumannya dilap pake tissue-nya Bintang ?" Nayla ikut berkomentar dan langsung mendapat lototan mata dasyat dari Citra. Bahkan lototan mata guru SD kalah.
"ooooohhhhh... yang kamu ceroboh numpahin minuman ke baju ? mana nodanya susah ilang lagi. Kayak anak kecil aja." Mami malah mengomel ketika ingat dengan tumpahan minuman dibaju Citra. Dan ia telah membuka kacamata rantainya.
"Oh. Saya baru ingat sama kamu." Lalu Bintang beralih menatap sang ibu kos " Maaf bu, jadi anak ibu ini sebenarnya ndak salah. Ada orang yang nabrak dia lalu minuman yang dipegangnya tumpah. Gitu kejadiannya bu." Bintang mengklarifikasi kejadian tempo hari.
'yes ! dibelain sama suami masa depan !!' batin Citra bersorak gembira.
Seperti bisa mendengar suara hati sahabatnya, Nayla berbisik dengan tujuan menyadarkan Citra dari alam bawah sadarnya.
"Jangan senyum-senyum Ge-Er, Cit. Dia Cuma mengklarifikasi berdasarkan fakta dari hasil pengamatan. Bukan mau caper sama kamu, ya. Dia aja gak ingat siapa kamu."
Teman laknat. Alhasil Bintang langsung tertawa kecil sementara di Mami nepok jidat. Emang si Nayla ngomongnya bisik-bisik sih. Tapi itu bisikan naga, wahai teman-teman. Kedengaran!
"Eh, Bintang.. kalau mau langsung ke kamar.. silahkan aja ya, itu kuncinya uda sama kamu kan ?"
"Iya bu. Saya langsung ya.. permisi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Teen Fiction'Falling in love' itu mudah bagi kaum cewek walaupun mereka punya 1.234 kriteria. TAPI !!! satu yang dominan... GANTENG. kalo udah punya kriteria satu itu, uda gak perlu ribuan kriteria lain. Lalu bagaimana dengan Citra Amanda? Sama, penggemar cogan...