"Kenapa sih!!!! Kenapa harus dia yang ada disana...??? Kenapa takdir begitu kejam. Seharusnya dia gak disitu!!! Kan hancur rencana pdkt nya. Kalau dia illfeel gimana??? " Citra guling-guling dikasurnya sambil membuka film korea yang sengaja volumenye dibesarkannya. Biar gak ketauan orang rumah kalo dia sebenarnya lagi frustasi.
"Kenapa juga tadi si cewek harus kenceng-kenceng teriaknya. Coba kalem aja. Bodo amat dapat SP dari ketua. Ini soal perjuangan cinta dan masa depan!!! Ah! Emang bego si cewek" Citra beberapa kali menghembuskan nafas frustasi campur kesal.
Masih dengan laptop yang menanyangkan film korea yang terus menyala dengan volume yang sengaja dibesarkan biar Kalo ditanya 'kenapa marah-marah?' dia bisa bilang lagi nonton film korea padahal jelas-jelas dia lagi buka film 'Train to Busan' yang sudah ditontonnya. Ceritanya jauh beda dengan kondisi yang sedang dibicarakannya. Jelas-jelas dia sedang mengeluhkan perihal percintaan sementara itu film tentang zombie. Dimana letak nyambungnya?
Karena frustasi dengan Bintang, Citra sampe gak bisa berfikir cerdas. Setidaknya kalo mau membual buka kek drama legend of blue sea, decendent of the sun, moonlovers, atau crash landing on you. Masih nyambung, gendrenya emang romance. Bukannya train to busan!
Sementara Citra lagi guling-guling, nangis, ngomel, hentak-hentakkan kepala dikasur tanpa dia sadar mami udah berdiri didepan pintu dengan tangan dilipat didada sambil geleng-geleng kepala. Bahkan masih mengenakan kacamata lengkap dengan rantainya. Nah, kalo mami udah pakai kacamata rantai ini ada dua kemungkinan. Pertama, anak kos baru aja nyetor uang kos-an. Kedua, Papi baru aja gajian.
Begitu melihat maminya, Citra langsung berubah kalem.
"Mami ngapain disitu...?" tanya Citra "Kacamata rantai.. " citra menggumamkan kacamata maminya sementara sang mami masih belum mau bergeming. Rumput aja masih bergoyang kalo ditiup. Tapi mami...."Minta duit, mi" sambung Citra sambil nyengir. Dia tau, penampakan kacamata berantai menandakan mami lagi ada duit.
"No swettie.. No.." Mami baru mau bergeming. Emang benar mami kerabatnya tuan krab.
Citra merengut.
"Ngapain ribut malam-malam?" tanya mami.
Citra menunjuk kearah laptopnya yang masih menayangkan train to busan.
"Mami gak liat aku lagi nonton? Biasa Mi, terbawa suasana.. ""Oohhh.. Ya udah. Tapi jangan teriak-teriak udah malam. Dirumah ini dan di dunia ini bukan kamu satu-satunya mahkluk hidup." tatar mami puitis. Padahal yang lagi kuliah sastra Indonesia kan Citra.
"Mi...." Gara-gara teguran Mami, Citra jadi teringat. Memang dia tadi kenceng amat ya ngomongnya? Kamar dia dan Bintang kan sebelahan.. Tes nya tanya Mami aja deh, mungkin racauannya emang kedengeran, tapi apa yang diomongin belum tentu kedengaran.
"Apaan? Abis manggil kok bengong?" tanya Mami
"Kedengaran ya emangnya tadi aku ngomong apa?" Citra ingin memastikan apakah omongannya terdengar jelas dari luar kamarnya.
"Mami ndak dengar" jawab Mami
ALHAMDULLILAH.
Lalu Mami membelakangi dan segera beranjak pergi. Citra menghela nafas lega. Terimakasih kepada ahjushii Gong Yoo yang telah membantu menyamarkan suara Citra.
Beberapa detik kemudian..
Mami kembali mengintip didepan pintu kamar."Tapi kayaknya Bintang dengar"
ASTAFIRULLAH ALAZIM.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Teen Fiction'Falling in love' itu mudah bagi kaum cewek walaupun mereka punya 1.234 kriteria. TAPI !!! satu yang dominan... GANTENG. kalo udah punya kriteria satu itu, uda gak perlu ribuan kriteria lain. Lalu bagaimana dengan Citra Amanda? Sama, penggemar cogan...