***
Hari ini terasa beda. Kelas yang sepi. Langit yang biru. Tak berisik suara sepatu. Hanya ada dia, dan kamu di kelas itu.
Entah ada angin apa yang telah membawa dan meninggalkanmu berdua.
Ada canggung yang menyelimuti. Bibir yang ingin sekali berucap. Jantung yang tak pernah berhenti berdebar. Pipi merah yang tak mampu kamu sembunyikan, dan satu yang kamu lihat.
Cokelat bola matanya yang seakan mampu menghipnotis siapa saja.
Sial, lagi-lagi senyummu tak tertahankan saat dia melemparkan tatapannya itu ke arahmu. Kamu dibuat kikuk setengah mati bak murid yang sedang dihukum gurunya berjemur ditengah lapangan.
...
Sejujurnya, kamu mencintainya, dan tanpa sepengetahuanmu, dia mencintaimu juga. Sudah sama-sama cinta tapi tak pernah saling mengungkap.
Lagi-lagi kamu bersikeras untuk hal itu. Menganggap bahwa hanya kamu yang cinta. Sekaligus merasakan kamu yang sedang terjatuh.
Di siang yang mulai terik, jalan yang terasa lengang, kamu memulai perbincangan. Membahas sebuah hal kecil sampai ke hal yang besar. Sibuk mencari topik pembicaraan. Kamu merasa kalau ini hanya sekadar basa-basi. Namun sepertinya, dia menikmatinya.
Sampai dimana kamu benar-benar kehabisan kata-kata.
"Tadi sampai mana, ya?" katamu.
Lalu pertanyaannya, akan dibawa kemankah kamu dan dia? Apakah cafe yang ramai? Pelataran kampus yang padat? Atau pepustakaan yang terlihat hambar?
Pada faktanya sejauh melangkah dengannya, kamu akan terbawa pada peristiwa yang telah menjadi masa lalu. Apapun itu, jika tentangnya, kamu menolak terulang kembali.
Kamu sudah terlalu lama terdiam dibunuh oleh perasaan. Memori dengannya sudah kamu hapus. Namun hatimu terlalu jujur untuk mengatakan, bahwa sebenarnya kenangan itu belum sepenuhnya terhapus.
"Kita dimana, sekarang?"
"Kenapa ke arah sini?" Lanjut dia.
Pertanyaannya tidak kamu gubris. Kamu masih menuntun jalan secara detail. Entah ada angin apa, dia hanya menuruti apa yang kamu katakan sejak beranjak dari kelas.
Sesampainya ditempat itu,
"Tumben, ngajak aku kesini lagi"
"Ada apa?" Tanyanya heran.
Kamu dan dia kembali menginjakkan kaki untuk kesekian kali ditempat itu. Tempat yang memang jauh dari keramaian. Tempat yang pernah menjadi persinggahan lelahmu, dan satu lagi,
tempat yang menjadi saksi kamu terlanjur menyatakan sesuatu.
Memang terlalu bodoh untuk diingat.
"Engga apa-apa, lagian kenapa?
Gaboleh?" Jawabmu bercanda.
Salah satu alasan terkuat untuk mendatangi tempat ini adalah kamu ingin menuntaskan pernyataanmu. Sebenarnya pernyataan itu adalah sebuah isyarat untuk dia peka. Namun, sesuatu telah terjadi.
Pada tempat yang sama kamu pijaki. Di meja makan yang sekarang kamu tempati.
Saat itu ternyata hatinya telah dimiliki oleh sosok lain.
...
Tanpa sepengetahuanmu, hatimu patah dari seseorang yang telah kamu tunggu-tunggu kedatangannya. Pernyataan yang tidak tepat dibalas dengan jawaban yang tidak tepat dihatimu. Seakan saat itu kamu membayangkan sedang berdiri diatas mercusuar. Lalu menjatuhkan diri pada samudera yang begitu dalam.
Terhempas.
Kamu benar-benar merasakan sedih yang tidak bisa sama sekali disembunyikan.
Kamu kembali meyakinkannya dengan penuh percaya diri.
"Udah aku gak apa-apa kok, hehe" Ucapmu.
Sementara itu kamu tidak bisa meyakinkan hatimu dalam keadaan baik-baik saja.
...
Beberapa bulan setelah itu. Beberapa semester yang telah kamu lalui bersamanya, tepat dihadapanmu seseorang yang kamu ingat kembali muncul di permukaan. Terlampir pada kedua bola matamu yang sedang sejak tadi asik berfantasi membayangkannya.
"Hey.. malah melamun" Ucapnya mengagetkan seluruh jagat raya pikiranmu.
Setelah itu, kamu kembali tenggelam pada perbincangan hangat dengannya. Hingga senja datang bersama sang surya yang ingin kembali tidur dari arah barat.
Membuatmu kembali merasakan sesuatu. Rasa nyaman yang kembali lagi sekian lama menghilang.
Karena kamu dan dia berbeda dari yang lain. Sama-sama ingin memulai sebuah cerita baru. Karena kamu dan dia memang berbeda dari yang lain. Sedang merasakan patah hati dari orang-orang yang disayanginya.
Seketika dia menggenggam tanganmu, setelah mengakhiri perbincangan panjang yang diakhiri dengan perihal kandasnya hubungan dengan seseorang. Lalu kamu dibuat bingung setengah sadar.
"Apa yang sedang terjadi?" Tanya dalam hatimu.
Semakin bertanya-tanya. Semakin berdebar jantungmu.
Kedua bola matamu berbinar. Tak peduli apa yang baru saja terjadi, yang pasti genggamannya telah membuatmu kembali merasakan jatuh cinta. Kembali pada momen masa lalu yang tidak bisa kamu tolak.
Lalu bibirnya sontak mengatakan,
"Aku nggak mau main-main. Aku mau hubungan yang jelas, yang ada tujuannya, dan karena aku sudah lelah patah hati, karena aku nggak mau membuang waktuku dengan orang yang nggak pernah berani berkomitmen dengan untuk masa depan..."
"Aku mau kamu" Lanjutnya.
Tetes demi tetes menitik di matamu. Kamu mengucap syukur panjang pada Tuhan.
Hatimu berkata,
"Akhirnya, i found the one"