chapter 5

47 3 0
                                    

"Hai."
Rival... Sejak kapan dia mau negur Indira duluan?
Indira mengatur nafasnya semaksimal mungkin. "Hai juga," balasnya sambil tersenyum lebar. Apa sih yang mau dibicarakan Rival dengannya? Wah, jangan-jangan Rival mau menertawakan sikapnya yang aneh kemaren.
"Nama lo siapa sih?" tanya Rival tak lama kemudian. Indira ternganga. Kaget campur senang semua kumpul jadi satu. Bayangkan! Rival menanyakan namanya! Tadinya Indira mengira Rival tidak akan melakukannya. Ternyata dia salah besar! Senangnya, akhirnya cowok ini nanya juga. "Indira," jawab Indira dengan senang hati. Pasti dong di kasih tau. Ini kan Rival. "Gue Rival." Rival mengulurkan tangannya yang kemudian disambut Indira.

Indira tersenyum menyejukkan. Baru saja dia ingin menanyakan nama cowok itu, walaupun ia sudah tau namanya Rival, Rival sudah memberi tahu duluan.

"Ra!" tiba-tiba terdengar suara Tata di belakangnya. Indira menoleh. 'Uhh Tata, ganggu aja lo, lagi berduaan nih' batin Indira. "Eh, mana minuman lo?" Indira menggeram sambil menyikut lengan Tata. Matanya memberi isyarat agar Tata melihat ke depan. "Oh," Tata terkejut begitu tahu ternyata di depan Indira ada Rival. "Maaf ganggu," katanya merasa bersalah. "Gue duluan ya,"
"Bagus, sana deh" gumam Indira pelan sekali hingga cukup Tata yang mendengarnya. Tata segera berbalik untuk pergi.

"Eh, jangan," cegah Rival sambil menyambar tangan Tata agar tidak pergi. Indira mengerutkan alisnya, heran beribu-ribu heran. 'Ihh Rival, udah bagus si Tata pergi, kan?' batin Indira. Rival tersenyum. "Nama lo siapa?" Indira tersentak. Tata juga ditanyain?? Akh, kirain tadi dia nanyain nama Indira karena tertarik sama Indira. Nggak taunya Tata juga *digituin*.  'Duh Val, lo tertarik sama siapa sih?? Sama gue apa sama Tata???'
"Tata," jawab Tata singkat.
"Kelas sepuluh berapa?" tanya Rival lagi. "Sepuluh 2". "Seneng gue bisa ngobrol sama lo." "Makasih."
Kuping Indira makin panas mendengar percakapan itu. "Ah, udah deh, kita belom makan nih Ta!" Indira berusaha menghentikan obrolan sambil memegang erat tangan Tata. Alisnya mengerut marah. "Eh Ra, gue juga seneng bisa ngobrol sama lo," dengan terburu-buru Rival mengatakannya.

Intinya, Indira sih seneng-seneng aja dipuji begitu. Tapi setelah Tata duluan yang dipuji begitu, akh, sama aja bikin sebel. Mendengar ucapan Rival itu, Indira hanya tersenyum masam dan langsung menarik tangan Tata untuk balik lagi ke kelas. "Ra, jangan cepet-cepet dong jalannya," protes Tata dengan muka polos, sambil meringis kesakitan karena tangannya ditarik-tarik. Susah banget mengimbangi langkah Indira yang berjalan terlalu cepat. Mendadak Indira berhenti. Tata sampai kaget. "Gue benci samo lo! Lo nyari kesempatan dalam kesempitan ya?? tanya Indira ketus. "Atau sengaja mau ngerusak salah satu hal terindah gue???" "Enggak...," jawab Tata dengan tatapan sedih. "Seribu alesan lo!" bentak Indira. Ia berjalan pergi meninggalkan Tata sambil terisak pedih.

"Ra, Indira!" Tata mengejar Indira. Lalu dengan gesit diraihnya tangan kanan Indira. "Lo denger gue dulu dong, Ra. Lo jangan marah sama gue..."
"Apa yang perlu gue denger?" tanya Indira galak sambil menghentikan langkahnya. "Gue kan ngomong sama Rival karena dia nanya. Lagian, kalo dia nggak negur gue, gue juga nggak akan negur dia duluan." kalimat dan tatapan Tata dipenuhi keyakinan yang amat tinggi. Indira terdiam. Matanya merah. "Oke, gue bisa percaya, tapi gue heran aja, kok Rival kayaknya lebih tertarik sam lo. Sampe nanyain kelas segala."

"Emangnya kalo nanyain kelas, udah pasti dia suka sama gue?" tanya Tata tenang. Indira diam lagi. Kepalanya menunduk. Tubuhnya terpaku. "Kan enggak, Ra?" kali ini Tata mengeluarkan senyum termanisnya. Indira menatap mata Tata, kemudian tersenyum kecil. Tata merangkul pundaknya. "Udah la, Indira sayang, jangan cepet cemburuan gitu dong. Gue nggak bermaksud bikin lo marah, Ra. Gue nggak bermaksud ngerusak 'acara' lo. Mungkin sebenernya Rival mau nanyain kelas ke lo, tapi dia malu. Makanya dia nanya ke gue, sebagai gantinya."

"Lah, kenapa dia mesti malu?" tanya Indira kebingungan. "Karena dia suka sama lo!" "Ah, Tata..." wajah Indira merona lagi.

BackStreet ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang