.
.
.
Yoongi menyusuri koridor lantai tiga sebuah hotel berbintang di wilayah Gyeongpo. Di depannya, Jong Go berjalan menunjukkan arah. Jong Go sama sekali tidak terlihat takut Yoongi akan kabur jika ia membiarkan Yoongi berjalan di belakangnya.
Mereka berhenti didepan ruang tiga kosong tiga tepat diujung koridor lantai itu, Jong Go menekan tombol disisi pintu, tak lama kemudian seorang yang sangat dikenal Yoongi keluar.
"Masuklah,"Jin Myung membukakan pintu untuk mereka.
Begitu mereka masuk lebih dalam ke kamar itu, Yoongi melihat Seokjin duduk di tepi jendela, menghadap ke langit luar.
"Seokjin-ah, dia sudah disini."Seokjin menoleh keasal suara dan tertegun saat matanya bertatapan dengan mata Yoongi.
Jin Myung menangkap keseriusan diantara keduanya, langsung berjalan kearah Jong Go dan mengajaknya keluar. Seokjin tak hentinya menatap Yoongi, ada sesak yang dirasakannya mengingat hubungannya dengan Yoongi tak seperti dulu. Seokjin berjalan mendekati Yoongi dan langsung memeluknya.
"Aku sangat merindukanmu, Yoongi-ya,"Selama beberapa detik Yoongi membiarkan Seokjin memeluknya.
Ia sama sekali tak berminat untuk membalas pelukan Seokjin. Sampai akhirnya Seokjin melepaskan pelukannya, ia tahu Yoongi tak akan bersikap manis padanya meski mereka sudah lama tak bertemu.
"Untuk apa memintaku datang?,"tanya Yoongi datar.
"Pulanglah."
"Jawabanku masih sama seperti sebelumnya."jawab Yoongi singkat.
"Yoongi-ya, aku tahu kau kesal padaku, tapi aku ingin kita seperti dulu. Kau boleh melakukan apapun sesukamu, mengurus kafemu pun tidak apa, tapi kumohon pulanglah."Seokjin memohon dengan lembut, berharap Yoongi mau mendengarnya.
"Aku tidak bisa. Aku tidak mau berurusan denganmu lagi dan caramu mengurus perusahaan appa."Yoongi membalikkan badannya tapi Seokjin menahannya.
"Aku yakin ada alasan lain yang membuatmu tak mau kembali."Yoongi terlihat malas menanggapi Seokjin.
Ia pikir sudah cukup pembicaraannya dengan Seokjin dan ini saatnya ia kembali. Tanpa menjawab Seokjin, Yoongi melangkah menuju pintu.
"Apa karena Jungkook?,"Yoongi berhenti, diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Apa karena Jungkook, kau tak mau kembali ke rumah? Kau masih takut mengingat kenangan tentang Jungkook?"
"Aku tidak mau membahas itu."Yoongi enggan menunjukkan wajahnya pada Seokjin.
"Wae?Lupakan Jungkook, Yoongi-ya, Dia sudah tenang."
"DIA BELUM MATI!!,"bentak Yoongi sembari membalikkan tubuhnya.
Seokjin menghela nafasnya, ia sangat mengerti perasaan Yoongi, ia tahu Yoongi tidak pernah bisa menerima kenyataan bahwa Jungkook sudah meninggal. Bahkan Yoongi nyaris gila saat mengetahui fakta itu. Hingga ia harus menghadapi psikiater, tapi setelah dinyatakan sembuh, Yoongi malah menjauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You✔
FanfictionJungkook...Yoongi dan Seokjin... Harus terpisah karena kecelakaan. Basic story : Brothership || Family