.
.
.
"Arigatou gozaimashita. Mata okoshi kudasamase. (Terima kasih. Slahkan datang kembali),"Akira menganggukkan kepalanya pada pelanggan restoran sushi tempatnya bekerja.
"Akira-kun!"
"Hai! (Iya),"Akira menoleh kearah yang memanggilnya.
"Ponselmu berbunyi sejak tadi, mungkin ini penting."Yamada, pemilik restoran sushi menyerahkan ponsel pada Akira lalu kembali ke dapurnya.
"Moshi moshi (Halo)."
"Hayashi Akira?"
"Hai! siapa ini?"
"Can you speak English or Korean?,"suara diseberang sana terdengar bukan orang Jepang.
'Korea?,'batin Akira sambil berfikir siapa yang menghubunginya.
"Aku bisa bahasa Korea,"ucapnya kemudian.
"Baiklah, Akira-ssi. Apa benar anda mendaftar untuk mendapatkan beasiswa di Korea?."
"Emm, ahh! Benar aku mendaftar tapi itu sekitar enam bulan lalu."jawab Akira dengan bahasa koreanya yang fasih.
Sesekali beberapa rekan kerjanya yang melintas didepannya menengok saat mendengarnya bicara, termasuk Yamada, si pemilik restoran.
"Kami ingin memberitahu salah satu perusahaan di Seoul bersedia memberi beasiswa penuh untukmu."
"Nani?! (Apa),"Akira spontan kembali mengucapkan kata dalam bahasa Jepang karena terkejut antara senang dan tak percaya mendapat beasiswa penuh tanpa melewati tes.
"Maaf, apa yang anda katakan?."
"A,aniyeyo. Tapi bolehkah aku tahu siapa, em, perusahaan apa yang bersedia memberikan aku beasiswa?."
"Semua akan kami jelaskan nanti. Semua data anda sudah kami urus, jadi hanya persiapkan diri anda untuk mempertahankan beasiswa itu tetap layak untuk anda. Karena waktu kuliah sebentar lagi jadi kami akan kirimkan tiket keberangkatan beserta data-data lainnya hari ini. Besok tiketnya akan sampai ke Jepang. Keberangkatan akan dijadwalkan lusa."
"Secepat itu?."
"Apa anda tidak bersedia?."
"Tidak, tidak. Bukan itu maksudku. Baiklah aku akan melakukan persiapan segera."
"Baiklah. Kalau begitu, kami tunggu kedatanganmu."
"Terima kasih."Akira menatap ponselnya setelah pembicaraan selesai. Ia masih tak habis pikir dengan apa yang baru didengarnya.
"Apa itu bisa disebut beasiswa?Mereka hanya memintaku datang dan langsung kuliah tanpa mengurus apapun?Eiyh, untuk apa memikirkannya lagi?Bukankah itu sangat menguntungkan bagiku."Akira tersenyum setelah menimbang-nimbang keungtungan yang ia dapat.
"Akira-kun?,"tepukan tangan Yamada tepat didepan wajahnya mengagetkannya.
"Kau kenapa?."tanyanya.
"Ano (Emm)...lusa aku harus ke korea."
"Lusa? Kenapa mendadak sekali? Ada urusan penting di korea?"
"Permohonan beasiswaku diterima dan lusa aku harus kesana. Jika tidak, beasiswanya dibatalkan."
"Mendadak sekali. Kenapa mereka tidak memberitahu jauh-jauh hari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You✔
Fiksi PenggemarJungkook...Yoongi dan Seokjin... Harus terpisah karena kecelakaan. Basic story : Brothership || Family