Author's Pov
Saat merasakan ada hembusan nafas seseorang yang memiliki aroma mint yang seakan menyapu wajahnya, Queen pun membuka matanya, mengerjap ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
Queen hampir memekik karna mendapati wajah tampan yang berada tepat di depan wajahnya.
Deg.
Jantungnya seakan ingin melompat dari tempatnya.
Wajah itu.. Romeo. Dari jarak sedekat ini wajah tampan Romeo lebih terlihat jelas.Queen menegakkan punggungnya, menoleh kesana kemari dan tidak mendapati satu orang pun di dalam kelas selain mereka berdua.
"Sialan! Kenapa Mutmut ga bilang kalo di kelas ini cuma tinggal gue sama Romeo doang sih!" Queen menggumam pelan seakan tidak ingin jika Romeo bangun dari tidurnya.
Queen ingin keluar dari sini tapi tidak bisa karna dia terjebak diantara jendela dan tubuh Romeo. Queen tidak bisa jika harus keluar lewat jendela karna ini lantai tiga. Jalan satu satunya hanya harus melewati tubuh Romeo. Queen enggan membangunkan Romeo dari tidurnya karna dia masih kesal pada Romeo.
Pada akhirnya Queen ingin nekat melompati meja di belakangnya untuk bisa keluar. Saat sudah berdiri diatas bangku dan hendak melompat ada sebuah tangan yang mencekalnya. Queen terbelalak kaget saat melihat Romeo yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.
"Lo mau ngapain?" tanya Romeo sambil memicingkan matanya.
"Ga mau ngapa ngapain,tadi ada kecoak dibawah meja makanya gue naik ke atas bangku" jawab Queen cuek.
"Bukannya mau kabur?" tanya Romeo lagi sambil menyeringai.
"Mm..anu..ya eng- enggaklah,ngapain juga gue kabur!" balas Queen ngotot.
Ekspresi wajah Queen seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri.
Romeo tertawa kecil.
"Duduk" perintah Romeo."Ga mau! Gue bukan babu lo yang seenaknya bisa lo perintah!" balas Queen sengit.
"Gue bilang duduk" perintah Romeo lagi dengan nada menekan.
"Ck!" Queen dengan terpaksa akhirnya duduk kembali dengan wajah cemberut dan bibir mengerucut yang tidak henti hentinya mengeluarkan sumpah serapah.
Romeo tertawa geli.
"Kenapa lo ketawa!" sentak Queen.
Romeo menggelengkan kepalanya.
"Gapapa" jawab Romeo sambil mengacak rambut Queen gemas."Gausah pegang pegang gue deh! Cepetan ngomong! Kenapa lo nyuruh gue duduk!" Queen kembali menyentak Romeo.
"Gue cuma mau minta maaf soal tadi pagi" ucap Romeo.
"Permintaan maaf lo udah basi!" balas Queen.
"Gue tau kalo gue udah keterlaluan karna udah ngata ngatain lo,tapi kan dari awal gue ga tau permasalahan lo sama Sania itu apa,yang gue liat disana,lo lagi jambakin rambut Sania dan seret seret dia sampe Sania kesakitan,jadi gue mikirnya lo lagi bully si Sania" bela Romeo.
"Kalo lo ga tau permasalahan awalnya harusnya lo ga ikut campur dong!" ujar Queen.
"Ya makanya sekarang gue mau minta maaf sama lo karna ketidaktahuan gue jadinya lo dipermalukan didepan umum" Romeo kembali meminta maaf.
"Yaudahlah lupain aja,gue juga udah terlanjur benci sama lo,jadinya gue ga bisa maafin lo gitu aja" ujar Queen dingin.
"Mending lo pergi dari sini atau gue yang pergi" lanjut Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo
Teen FictionQueen menampilkan wajah kecewa karna kenikmatannya di renggut. Romeo terkekeh. "Lo mau gue lanjutin?" tanya Romeo. Queen menganggukkan kepalanya. "Lo mau gue ngerusak diri lo?" Romeo kembali bertanya seraya menaikkan sebelah alisnya. Queen tertegun...