Chapter 15 || Worry

442 16 0
                                    

"KALIAN BERDUA INI KENAPA KERAS KEPALA SEKALI HAH?!?, KAMU JUGA KINAN! ROMEO ITU TIDAK MAU DIANTAR SAMA KAMU!" Bu Fifi yang sudah habis kesabarannya pun mulai berteriak marah.

***
Author's Pov

"QUEEN CEPAT ANTAR ROMEO KE UKS ATAU NILAI KAMU SAYA KURANGIN! KINAN KAMU SILAHKAN DUDUK KEMBALI DAN ROMEO SANA PERGI KE UKS!" Teriakan bu Fifi menggema hingga membuat telinga semua orang yang ada di kelas berdengung sakit.

"Ck!" Queen dengan terpaksa beranjak dari duduknya, kalau tidak nilainya pasti dikurangi, kakinya menghentak hentak dengan sebal,saat sudah sampai didepan Romeo, Queen memelototi Romeo, sedangkan cowok itu terkekeh karna gemas dengan tingkah laku Queen,dengan tidak sabaran Queen menarik tangan Romeo dan membawanya keluar kelas.

Saat sudah agak jauh dari pintu kelas barulah Queen melepaskan cekalannya dan menatap Romeo tajam.

"Mau lo itu apa sih Rom! Gue kan udah bilang kalau kita itu udah selesai! Kita udah masing masing sekarang! Bagian dari kata kita udah masing masing mana yang nggak lo pahami hah?!? Berhenti cari gara gara sama gue!" ujar Queen.

"Selesai?" tanya Romeo.

"Iya! Kita udah selesai! Paham ga sih lo?!" sahut Queen.

"Kita bahkan belum mulai apapun, selesai apa maksud lo?" tanya Romeo,bibirnya tersenyum miring.

Queen terdiam ditempatnya.
"Sial! Gue kejebak sama kata kata gue sendiri,bego banget sih gue!" batin Queen.

"Yaudahlah,intinya lo gausah deketin gue lagi!" Queen berusaha mengelak.

"Deketin? Kapan gue deketin lo? Gue kan cuma minta obatin bukan deketin lo"

Queen bungkam! Lagi lagi dirinya terjebak dengan kata katanya sendiri.

"Definisi 'deketin' tuh kayak gini"
Romeo maju perlahan ke arah Queen. Mulai mendekat ke arah Queen lalu mendorong tubuh Queen hingga terhempas ke dinding di belakangnya. Queen meringis sakit. Romeo mulai menghimpit Queen ke dinding hingga tidak menyisakan jarak pada tubuh mereka,bahkan sepatu mereka saling bersentuhan. Romeo mensejajarkan wajahnya dengan Queen.

Queen bisa melihat dengan jelas luka luka diwajah Romeo mulai membiru. Tangannya dengan perlahan menyentuh sudut bibir Romeo yang mengeluarkan darah. "Sakit yah?" tanya Queen.
Romeo hanya menggeleng untuk menjawabnya.

"Lo ga bisa lepas dari gue gitu aja,setelah kejadian kemarin entah kenapa gue mulai.. Aneh sama perasaan gue sendiri. Dan lo dengan gampangnya bilang kalo kejadian kemarin cuma kesalahan" bisik Romeo.

"Lo ga bisa lepas segampang itu"
Tanpa aba aba Romeo mencium kedua pipi Queen lalu ke dahi,hidung dan terakhir bibir Queen. Romeo hanya menempelkan bibirnya tanpa adanya niatan melumat atau apapun. Cowok itu sedikit berlama-lama dengan bibir manis Queen,rasa manisnya seperti nikotin yang membuat candu.

Queen sepenuhnya sadar dengan apa yang dia dan Romeo lakukan,hanya saja entah kenapa Queen tidak bisa menolak jika Romeo menciumnya.

Romeo melepaskan tautan bibirnya lalu tersenyum, Queen memalingkan wajahnya karna tidak ingin Romeo melihat rona merah di pipinya.

"Ayo ke Uks, gue obatin luka lo" ujar Queen ketus, kemudian ia berjalan mendahului Romeo untuk sampai ke Uks.

Untung koridor tempatnya dan Romeo tadi sedang sepi karna jam pelajaran sudah dimulai, karna kalau tidak pasti Queen akan malu dengan perbuatannya dan Romeo tadi.

Sesampainya di Uks Romeo mendudukkan bokongnya di brankar sedangkan Queen tengah mengambil antiseptik dan juga kapas untuk mengobati Romeo. Saat sudah mengambil obat yang dibutuhkan Queen beralih pada Romeo lalu membasahi kapas dengan antiseptik,setelah itu mengoleskan dengan lembut pada luka Romeo.

"Sshh.. Pelan pelan,perih" Romeo meringis perih.

Queen dengan sengaja menekan luka Romeo. "Siapa suruh kerjaannya berantem mulu, lagian lo kenapa sih kalo ga berantem sehari aja? Kenapa? Takut cap Badboy lo dicabut? Iya?"

Romeo tersenyum kecil mendengar omelan Queen.
"Kenapa? Lo khawatir kalo gue luka?"

"Yaiyalah gue khawatir! Bego banget sih"

"Kenapa lo harus khawatir? Lo bilang kita udah masing-masing sekarang, harusnya lo B aja dong ngeliat gue kayak gini" tanya Romeo.

"Engh--itu.." Queen berusaha memutar otak untuk mengalihkan pertanyaan Romeo yang satu itu. Bahkan ia sendiri juga bingung kenapa dia bisa khawatir pada cowok itu.

"Lo berantem sama siapa sih sampe bisa babak belur begini?" akhirnya Queen hanya bisa
mengalihkan pertanyaan Romeo dengan pertanyaan juga.

"Lo ga perlu tau gue berantem sama siapa, dan juga ga usah ngalihin pertanyaan!"

Queen bingung harus menjawab apa. "Eh luka lo kan udah gue obatin, kalo gitu gue balik ke kelas yah"

Queen sudah hendak berbalik saat tiba-tiba ia merasa rambutnya ditarik dari belakang.
"Awhh" Queen memekik karna kaget saat tubuhnya tertarik ke belakang dan menubruk dada Romeo.

"Apaan sih Rom! Sakit tau!" pekik Queen sambil memegang pangkal rambutnya.

"Lo ga boleh pergi,disini aja temenin gue" ujar Romeo memaksa.

"Ck! Gue ga mau ketinggalan pelajaran"

"Ntar gue ajarin kalo lo ga bisa"

"Apa? Gue ga salah denger? Lo? mau ajarin gue? Mana bisa! Lo nya aja selalu bolos waktu pelajaran bu Fifi!"

"Oh.. Jadi lo diem-diem nyariin gue waktu gue bolos?"

"Mana ada!"

"Ada, itu buktinya lo yang bilang sendiri"

"Ish! Kok lo nyebelin sih! Tau gitu ga gue obatin lo! Biar aja sampe tuh bonyok di wajah lo jadi busuk dan ga bisa ilang! Biar mampus sekalian" ujar Queen dengan sarkas.

"Yaelah gitu aja baper lo"

"Tuh kan makin nyebelin! Gue beneran pergi nih!" Queen mengancam.

"Pergi aja, ga ada yang ngelarang juga!"

"Tadi kan lo yang ngelarang gue buat pergi!"

"Yakan tadi,sekarang udah enggak"

"Yaudah gue pergi beneran!" Queen melenggang menuju pintu keluar. "Kok ke kunci sih! Bukain ga!"

"Emang sengaja gue kunci biar lo ga bisa keluar" ujar Romeo sembari menunjukkan gantungan kunci pada Queen.

"Sini-in kuncinya!" Queen sudah hendak merebut kunci di tangan Romeo tapi Romeo sudah lebih dulu memasukkan kunci ke dalam seragamnya.

"Ambil aja kalo berani" Romeo menyeringai.

"Sialan! Sini-in kuncinya Romeo! Gue mau keluar!"

"Ambil sendiri" setelah itu Romeo membaringkan tubuhnya pada brankar yang tadi didudukinya. Tangannya menutupi matanya untuk menghalau cahaya yang menyilaukan.

Queen menghampiri Romeo yang tengah berbaring. "Masa gue ambil sendiri sih,ntar kalo ga sengaja megang roti sobeknya bisa bisa gue khilaf" gumam Queen.

Romeo bisa mendengar gumaman Queen lalu ia tersenyum kecil. "Ambil aja kali, khilaf juga ga papa kok, ga bakal gue apa apain,palingan cuma gue tindih"

"Sialan! Itu namanya ngapa ngapain bego!"

Queen menggeplak kepala Romeo yang membuat cowok itu mengaduh sakit. Lalu tanpa aba-aba tangannya masuk ke dalam seragam Romeo yang tidak dimasukkan kedalam celananya dan mengambil kunci yang berada tepat diatas roti sobek Romeo.

Vote...
And
Comment...

🍭🍬🍭

RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang