Chapter 16 || Cigarette

463 19 0
                                    

Queen menggeplak kepala Romeo yang membuat cowok itu mengaduh sakit. Lalu tanpa aba-aba tangannya masuk ke dalam seragam Romeo yang tidak dimasukkan kedalam celananya dan mengambil kunci yang berada tepat diatas roti sobek Romeo.

***
Author's Pov

Queen bisa merasakan sesuatu yang menonjol saat ia akan mengeluarkan tangannya kembali. Uh itu roti sobeknya,tangan Queen rasanya hanya bisa terpaku disana,hanya menempel dan entah kenapa pikiran Queen sekarang hanya terisi oleh perut kotak kotak Romeo, hati dan pikirannya seolah bertolak belakang,saat hatinya memberontak ingin segera melepaskan tangannya, pikirannya malah ingin tangannya berlama lama disana.

Dan pikiran Queen lah yang menang kali ini.

Romeo merasakan tangan Queen yang tidak beranjak dari perutnya sedari tadi lalu ia membuka matanya setelah melepaskan tangan yang menutupi matanya.

"Tuh kan gue khilaf beneran" Queen berujar dengan polosnya.

Romeo terkekeh.
"Ga papa lo khilaf,ntar gue juga khilaf kok,asal jangan lo tahan kalo gue udah khilaf"

Queen tersentak saat mendengar kalimat yang diucapkan Romeo,langsung saja ia buru-buru mengeluarkan tangannya dari seragam Romeo,tak lupa juga mengambil kunci yang sedari tadi ia pegang bersamaan dengan Romeo yang beralih posisi menjadi duduk.

Queen sesegera mungkin berlari menuju pintu dan memasukkan kunci agar bisa terbuka,tapi sayangnya tangannya bergetar saking gugupnya sampai kuncinya terjatuh ke bawah. Ia membungkukkan badannya untuk mengambil kunci itu,sejengkal lagi tangannya akan meraih kunci itu dan secepat itu pula kunci itu terlempar amat jauh karna tendangan sepatu milik Romeo. Queen menatap arah terlemparnya kunci itu dengan tidak percaya lalu matanya menatap tajam pada Romeo yang menjadi pelaku terlemparnya kunci Uks itu.

"Ngapain sih Rom? Kenapa lo tendang kuncinya?!?" emosi Queen sudah diujung tanduk,ingin rasanya ia menelan seseorang sekarang.

Queen nyaris terpekik saat Romeo membungkam mulutnya dengan tangannya yang besar lalu menyeret Queen ke pojok Uks.

"Mau ngapain anjir lo bawa gue ke pojokan!" ujar Queen setelah Romeo melepaskan bekapannya.

"Diem atau gue bekap lo pake bibir gue" ancam Romeo.

Queen langsung kicep.
Sedangkan Romeo tengah merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesuatu didalamnya, sempat Queen berpikir hal aneh apa yang akan dikeluarkan Romeo dari saku celanya,sedetik kemudian ia bernafas lega.

Rokok dan macis. Itu yang dikeluarkan Romeo dari sakunya.

Mata Queen membola saat melihat Romeo menyulut Rokoknya dengan macis miliknya.

Kini mulut Queen yang menganga karna melihat Romeo yang tengah menghisap rokoknya dan menghembuskan asap rokoknya dengan santai. Seketika paru-paru Queen terisi dengan kepulan asap rokok yang dihembuskan Romeo.

"Lo gila apa!? Ini sekolah! Dan lo ngerokok di dalem Uks?!? Ga ada takutnya ya lo!" geram Queen.

"Sstt diem aja deh lo" sahut Romeo dengan santai.

"Matiin ga rokoknya?!? Gue ga suka liat cowok ngerokok"

"Ga suka jangan diliat"

"Yaudah gue keluar aja kalo gitu"

"Ga,lo tetep disini sampe rokok gue abis,baru kita keluar"

"Gue mau lo matiin rokok lo sekarang!" mata Queen sudah berkaca kaca.

Queen sangat tidak suka dengan rokok,bahkan ayah nya pun tidak ia perbolehkan untuk merokok. Karna menurutnya rokok itu pembunuh.

Queen sangat membenci rokok karna telah membunuh teman dekatnya,teman satu satunya yang ia miliki saat ia Smp. Ivana,teman tomboy nya itu meninggal karna rokok yang ia gunakan setiap hari. Queen tau seharusnya ia tidak membenci rokok,karna yang salah itu penggunanya bukan barangnya,tapi Queen sudah menetapkan kalau rokok itu adalah pembunuh.

"Loh..loh bentar deh" Romeo menjeda kalimatnya. "Heran gue sama lo,ini kan gue yang ngerokok,kenapa lo yang nangis?"

Queen semakin terisak karna Romeo tak kunjung mematikan bara rokoknya.

"Shit! Fine! Gue matiin" dengan kesal Romeo menjatuhkan rokoknya ke lantai dan menginjaknya sampai hancur.

Padahal baru dua isepan,sayang banget harus dibuang, batin Romeo.

"Udah dong berhenti nangisnya,udah gue matiin tuh" ujar Romeo dengan malas.

Dengan perlahan tangisan Queen mulai reda. "Siniin sisa rokok sama macis lo"

"Mau buat apa sih Queen? Mau lo isep juga?" tanya Romeo sebal.

Mata Queen mulai berkaca kaca kembali.

"Anjir! Kok nangis lagi sih?!?" tanya Romeo lagi.

Queen menjulurkan tangannya.
"Siniin rokok sama macis lo,atau gue nangis makin kenceng" Queen mengancam.

"Njir kok lo ngancem sih?!"tanya Romeo.

Bukannya menjawab pertanyaan Romeo,Queen malah menangis semakin kencang.

"Arghh! Nih ambil ya.. Ambil! Buang sekalian!" Romeo sangat frustasi jika dihadapkan dengan cewek yang tengah menangis.

Queem menggenggam rokok dan macis yang dijejalkan Romeo pada tangannya,lalu ia membuka jendela dibelakangnya dan melempar kedua barang itu dengan keras sampai terlempar jauh.

"Kok lo buang beneran sih?!?" tanya Romeo.

Queen mengedipkan matanya dua kali,lalu menyengir lebar.
"Tadi kan lo yang nyuruh buang,ya berhubung gue lagi baik ya gue turutin deh kemauan lo"

Hhh.. Sabar Romeo sabar,batin Romeo.

"Ayok cepetan keluar!" ujar Romeo ketus.

"Sekuyy!!" jawab Queen bersemangat,entah kemana hilangnya mata nya yang berkaca kaca dan isakan tangisnya tadi,seolah hilang tertelan bumi.

Queen mendahului Romeo,ia berjalan dengan riang menuju pintu,ia teringat kalau pintunya masih terkunci dan kuncinya terlempar entah kemana, Queen berbalik menghadap Romeo. "Rom! Sana cari kuncinya gih! Tadi kan lo yang tendang" suruh Queen.

"Enak aja lo nyuruh gue doang! Lo juga bantuin nyari dong!"

"Males banget gue bantuin lo nyari! Situ yang tendang! Ya cari sendiri dong! Cowok kan? Bertanggung jawab lah!" usai mengomeli Romeo, Queen berjalan menuju brankar dan duduk disana.

"Nah gue bantuin lo doa aja dari sini okey" Queen meletakkan tangannya didepan dada seolah sedang meminta. "Semoga Romeo cepet nemuin kuncinya biar Queen ga berlama lama lagi sama Romeo, Aamin" lalu Queen meraupkan tangannya pada wajahnya yang mulus.

"Sialan!" alhasil Romeo mengumpati Queen.

"Kok lo malah bilang gue sialan sih? Gue siQueen bukan sialan! Bego kok dipelihara"

"Ya ya ya.. Serah apa kata lo deh!"

Vote...
And
Comment...

🍭🍬🍭

RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang