01. Yang Tak Di Inginkan

53 13 0
                                    

"AAAAAA!"

Teriakan suara wanita di malam hari begitu kencang sontak saja membangunkan orang orang yang telah tertidur pulas di Rumah itu.

"Novi!"

Seorang Pria datang dan ia tampak terkejut apa yang telah di lihat olehnya. rupanya, yang berteriak itu adalah Istrinya yang jatuh di kamar mandi, tampak pula ada darah berceceran di kaki Istrinya itu. ya, benar saja Istrinya  tengah hamil dan sepertinya mengalami pendarahan akibat terjatuh yang harus segera di bawa ke Rumah sakit.

Suaminya itu secepatnya mengangkat tubuh Istrinya yang tak berdaya dengan darah yang terus menerus keluar.

"Nov kamu yang kuat ya bentar lagi kita sampe kok tenang tenang" Suaminya terus saja menenangkan istrinya sambil sesekali ia mencium tangannya sambil menyetir mobil.

"Ayah ayo cepat aku tidak ingin ibu kenapa napa" Sambil menangis Arka si anak pertama(11th)  dibuat cemas pada kondisi ibunya yang lemas tak berdaya. Tampak pula di sisi kiri dan kanan ada kedua adiknya yakni Gino(8th) anak kedua, Dan Inggrid(6th) yang sepertinya kini akan mempunyai adik jadi ia tak lagi menjadi si bontot.

Keluarga itu semakin resah tatkala sang Ibu telah memasuki sebuah ruangan. terlebih sang Ayah yang tak henti hentinya berdoa sesekali pula ia terus saja berjalan mondar mandir dan mengintipi dari kaca.

"Kaka ibu akan baik baik saja kan?" Tiba tiba saja Inggrid melontarkan kalimat itu dengan penuh harapan bahwa ibunya akan baik baik saja.

"Pasti! kita berdoa saja semoga Ibu dan kandungannya dalam keadaan baik" Ayahnya menimpali omongan Inggrid, yang membuat ia tersenyum.

Sudah beberapa jam mereka menunggu namun suster ataupun Dokter belum juga keluar dari ruangan, yang kembali membuat cemas.
setelah lamanya mereka menunggu akhrinya Dokter pun keluar, Namun ada yang aneh. Anton(Ayah) melihat Dokter itu tampak mengelap air mata Dan tidak ada senyuman di bibirnya. Dengan rasa penuh penasaran apa yang sebenarnya telah terjadi sehingga dokter itu meneteskan air mata, Anton memutuskan untuk menghampiri dokter tersebut.

"Apa yang terjadi? Istri saya dan kandungannya baik baik saja kan?"

"Pak sebenarnya.."

"SEBENARNYA APA AYO JAWAB!" Anton  terbawa emosi dan ia tak ingin hal buruk menimpa Istri dan kandungannya.

"Maaf pak kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi.. Istri bapak mengalami keguguran"

Mendengar ucapan itu Anton menjadi lemas tidak berdaya tubuhnya pun hampir jatuh ke lantai dan seketika itu Anton menangis karena merasa bahwa ia telah gagal menjadi seorang Suami yang tidak dapat menjaga Istrinya yang tengah hamil.
Dan kini ia harus bisa menerima bahwa Istrinya mengalami keguguran.

Anton masuk ke dalam untuk melihat keadaan Istrinya, dan ia begitu sangat sedih bagaimana kalau nanti Istrinya mendapati perutnya yang telah seperti semula(tidak hamil) Anton sangat takut Istrinya akan marah padanya akibat kelalainya dalam menjaga.

"Mas Anton" Anton sangat terkejut disaat Novi mulai sadar dan memanggil namanya.

"Ka- amu udah sadar" Anton mencoba untuk tenang.

"Alhamdullilah mas. oiya kandungan aku" mendengar Novi mengatakan itu Anton mulai menundukan kepala dan kembali meneteskan air mata.

Novi sangat terkejut tatkala ia melihat perutnya yang sudah rata kembali seperti tidak mengandung.

"Mas ini kenapa apa yang terjadi sama perut aku, dimana bayinya mas" Novi mulai panik.

Anton sangat sedih melihat Novi yang sebenarnya telah mengalami keguguran. dan ia mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya pada Novi, Anton berharap Novi bisa menerima kenyataan itu.

"Nov dengerin aku" Anton memegang tangan Novi dengan sangat erat

"Sebenarnya kamu keguguran"

"Apa? kamu bercanda kan, IYA KAN MASS" Novi berteriak tampak air mata mulai menetes

Novi menangis histeris saat tahu bahwa ia mengalami keguguran dan mencoba untuk merusak segala macam vasilitas yang ada di ruangan itu, Anton pun sama ia menangis sejadi jadinya dan mencoba untuk menenangkan Novi bahkan ingin memeluknya, namun Novi terus saja memberontak.
Setelah sekian lama mereka menangis bersama sama Akhirnya Novi terdiam namun kini ia tak henti memukul kepalanya. yang membuat Anton sangat Khawatir.

"Nov denger aku kita bisa nerima hal ini dengan sama sama" Sambil memeluk Novi Anton mencoba menenangkan.

"Aku cuma kepikiran gimana nanti kalau Arka, Gino, sama Inggrid tahu kalau aku keguguran, dan aku gak mau ngeliat mereka sedih"

"Kamu tenang aja kita gak perlu ngasih berita kesedihan ini ke mereka"

"Terus gimana kalau mereka ngeliat perut aku udah rata, dan nanya dimana bayinya?"

"Aku bisa pikirin soal itu, kamu tenang aja" Sambil memeluk Novi

Anton dan Novi sepakat untuk menyembunyikan masalah ini kepada anak anak mereka. dan Anton memilih untuk mengadopsi bayi di panti asuhan agar Novi tidak terus terlarut dalam kesedihan yang menyebabkan Trauman besar. Benar saja sejak Anton mengadopsi Bayi itu Novi menjadi ceria kembali tanpa ada kesedihan lagi, Dan mereka sepakat menamai Bayi itu NARA.

TimeLineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang