06. Permasalahan

20 9 0
                                    

Nara terlihat berjalan ke arah kantin, Namun ada yang aneh ia tampak tidak terlihat bersama Randai.
Ketika Nara sudah duduk dikantin, tiba tiba Langit datang sontak membuat Nara menjadi kesal.

"Nara tumben lo sendiri, Randai mana?" Tanya Langit sambil duduk di sebelah Nara.

"Tumben lo gk nyolot nanya nya." Menatap sinis ke arah Langit.

"Emang lo mau kita terus terusan berantem, Ya nanti gak pernah jadi temen dong"

Saat Nara dan Langit sedang berbincang, Randai datang sontak membuat Nara terkejut. karena ia tidak ingin Randai salah paham padanya.

"Widihh lagi pada makan nih." ucap Randai menghampiri meja Nara dan Langit

"Randai kamu, Aku tadi sebenernya ke kantin sendiri cuma Langit tiba tiba aja dateng." Nara terlihat panik.

"Iyaiya gpp lagian Langit juga sahabat aku kok"

Nara sama Randai ko ngomongnya Aku kamuan si apa jangan jangan mereka pacaran?, gak mungkin kalau pun mereka pacaran gua harus bisa rebut Nara dari Randai. Batin Langit.

Di rumah Ibu sedang duduk di ruang keluarga, sambil membaca majalah dan sekarang ia berteriak memanggil nama Inggrid.

"Inggrid Inggrid!"

Mendengar Ibu memanggil namanya Inggrid keluar dari kamar dan langsung menghampiri Ibu.

"Ada apa Bu?" Tanya Inggrid.

"Kamu ini kemana aja si, Ibu panggil ko gak nyaut nyaut."

"Aku lagi dikamar ngerjain desain."

"Apaa ngerjain desain? terus aja kamu urusin desain!"

"Bu udah deh, sekarang Aku udah disini Ibu mau ngapain?"

"Cepet kamu setrika pakean pakean udah numpuk tuh, dari pada kamu gak guna kerjaannya cuma gambar desain terus!"

Inggrid langsung pergi berjalan ke belakang untuk menyetrika pakain pakain walaupun sebenarnya tidak seharusnya ia melakukan semua itu.
Saat Inggrid sedang menyetrika, Laras datang dan menawarkan bantuan padanya.

"Inggrid sini biar kaka aja" Ucap Laras sambil merebut setrika dari tangannya.

"Udah ka gak usah kalau Ibu tau pasti bakal marah."

"Engga mending kamu lanjutin aja gambar desainnya."

"Apa apaan Ini!"

Kedatangan Ibu membuat Inggrid dan Laras terkejut, sontak Inggrid langsung merebut kembali setrika yang di pegang oleh Laras.

"Laras Ibu kan udah bilang kalau Inggrid yang harus beresin pakain pakain ini, kamu gak usah bantuin dia deh!"

"Tapi Bu kasian dong Inggrid, lagian dirumah ini juga ada pembantu kan." Ucap Laras membela Inggrid

"Ka Laras udah gpp biar aku aja." Inggrid tersenyum pada Laras.

Dimalam hari Nara berjalan menuruni tangga, menuju ruang keluarga dan menyalakan TV karena ia tidak bisa tidur.

"Nara kamu belum tidur?" Ucap Inggrid.

"Ehh ka, iya aku belum tidur ka Inggrid sendiri?" Tanya balik Nara

"Aku gak bisa tidur gak tau kenapa." Duduk di samping Nara

"Kaka lagi mikirin sesuatu, kalau iya cerita aja sama aku."

"Gak tau nih kaka cuma aneh aja kenapa sikap Ibu berubah drastis sama kaka."

"Maksudnya berubah itu kaya gimana?" Tanya Nara penasaran.

"Kamu tau gak tadi siang kaka di suruh rapihin baju sama Ibu, ya kaka gak masalah disuruh sama Ibu tapi yang bikin gak abis pikir itu, Ibu manggil nama aku sambil teriak teriak."

"Masa sih kak, kok sikap Ibu berubah gitu ya."

"Gak tau deh, ya udah Nara mending kamu tidur sekarang besok kan harus kuliah."

"Kaka juga ya, Ayo!" Menarik tangan Inggrid.

Inggrid sama sekali tidak mengerti mengapa sikap Ibu berubah padanya sempat Inggrid berfikir perubahan sikap Ibu padanya di sebabkan oleh musibah 20 tahun yang lalu..

TimeLineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang