09. Rencana Langit dan Yura

14 8 1
                                    

Yura sedang asyik memainkan hpnya sambil berjalan sampai akhirnya ia menabrak Langit.

"Aduhh!" Keluh Yura.

"Lo gimana si jalan tu liat liat dong." Langit tampak kesal.

"Lo kan? Langit?" Ucap Yura histeris.

"Yura? ko lo disini?" Tanya Langit.

"Gue baru aja pindah ke kampus ini, niatnya si mau deketin Randai lagi cuma dia udah punya pacar."

Jadi Yura pindah kesini mau deket sama Randai lagi, ini kesempatan bagus buat gue ngedapetin Nara. Batin Langit.

"Oiya dia pacaran sama si Nara."

"Andai aja gue bisa dapetin Randai lagi."

Mendengar ucapan Yura, Langit langsung memiliki rencana untuk memisahkan Nara dan Randai.

"Bisa ko." Ucap Langit meyakinkan

"Hah? gimana caranya orang dia udah pacaran sama Nara."

"Lo bisa dapetin Randai lagi, meskipun dengan cara licik sekalipun."  Ucapan Langit membuat Yura bingung.

"Gimana maksud lo?"

"Ya, gue bisa bantu lo supaya bisa dapetin Randai lagi."

"Bukannya lo sohib ya sama Randai, ko jadi kejam gini si." Tanya Yura.

"Udah engga lagi semenjak dia milikin Nara, gua jadi benci makanya gua ngajakin lo kerjasama dan nanti lo bisa dapetin Randai gua bisa dapetin Nara." Langit tersenyum licik.

"Oke kalau gitu, gue setuju." Ucap Yura yang membuat Langit senang.

Langit dan Yura sudah saling kenal karena mereka satu sekolah sejak SMA, begitu juga dengan Randai

*******

"Assalamualaikum." Ucap Nara memasuki Rumah, namun tidak ada seorang pun yang menjawab.

Semua orang pada kemana si. Batin Nara.

Nara berjalan menuju dapur berharap ada seseorang disana.

"Ibu." Ucap Nara menghampiri Ibu yang sedang masak.

"Eh Nara udah pulang?"

"Kirain gak ada orang dirumah abis gak ada yang jawab salam aku."

"Maaf ya soalnya Ibu lagi nyalain blender jadi gak kedengeran."

"Oiya ka Inggrid mana?" Tanya Nara.

"Biasa dikamar kerjaanya gambar desain mulu gak guna!" Jawab Ibu sinis.

"Ibu ko ngomongnya gitu si, udah ah aku mau ke kamar." Ucap Nara lalu pergi meninggalkan Ibu.

Inggrid terlihat tampak senang sesaat sudah menerima telpon dari seseorang, ia pun langsung keluar kamar dan turun kebawah.

"Aku mau kasih tau sesuatu." Ucap Inggrid membuat semua orang yang tengah kumpul merasa penasaran.

"Ada apa?." Tanya Gino penasaran.

"Acara pameran Baju baju Inggrid bakal dilakasain besok." Ucapan itu membuat semua ikut senang karna akhirnya impian Inggrid tercapai.

"Selamet ya kak, aku pasti bakal dateng." Nara memeluk Inggrid

Semua keluarga memberikan selamat pada Inggrid, karena usahanya yang ingin menjadi seorang desainer akan terwujud.
Kecuali Ibu yang memberikan ekspresi tidak senang, hingga menatap sinis pada Inggrid.

*******

"lagi ngapain?" Tanya Randai yang kini tengah duduk di sebelah Nara.

"Ini makalah belum selesai, bantuin dong."

"Ya udah sini biar aku bantu."

Akhirnya makalah itu dikerjakan oleh Randai, sementara Nara ia hanya memberikan semangat padanya walaupun sebenarnya tugas itu miliknya.

"Hai Nara." Ucap Yura membuat Randai merasa risih.

"Lo ngapain si kesini kita lagi ngerjain tugas gak bisa diganggu." Ucap Randai ketus.

"Biar gue bantu ya." Yura yang ingin duduk dihentikan oleh Randai.

"Gak usah lagian udah beres, yo Nara." Menarik tangan Nara dan meninggalkan Yura.

"Sial Randai kayanya udah benci banget sama gue, tapi liat aja gue pasti bakal dapetin lo lagi." kesal Yura.

"Tunggu tunggu." Nara melepaskan genggaman tangan Randai.

"Kamu tadi kenapa si sama Yura, aku tau kalian mantan cuma kan bisa temenan."

"Temenan? temenan kamu bilang, aku udah muak sama dia dia itu munafik."

"Ya tapi kan.." Nara belum selesai ngomong dipotong oleh Randai.

"Denger, jangan pernah deket sama Yura dia bermuka dua aku gk mau kamu kenapa napa." Ucap Randai

                         *****

Hallo semua gimana? Lanjut gak? jangan lupa votenya juga ya biar author semangat nulisnya.

TimeLineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang