07. Perubahan Sikap Ibu

22 8 0
                                    

Ibu terlihat marah dan berjalan ke arah kamar Inggrid dengan sangat buru buru sepertinya ada hal yang terjadi sampai Ibu terlihat marah.

"Brakkk!" Pintu kamar Inggrid di buka dengan kasar oleh Ibu, dan tampak Inggrid terlihat sangat terkejut.

"Buu ada apa?" Tanya Inggrid panik.

"Kamu gak usah pura pura gak tau, kamu ngadu ke Nara kan soal yang Ibu suruh kamu beresin pakean pakean iya kan!"

"Ya ampun bu cuma hal kaya gitu terus Ibu harus semarah ini sama Aku."

"Hehh denger ya, awas kamu kalau ngadu ngadu lagi ke Nara sama ke yang lainnya Ibu gak akan segan segan untuk ngehukum kamu!" Sambil menunjuk Inggrid.

"Aku bener bener gak abis pikir bisa bisanya Ibu ngancam anaknya sendiri." Inggrid terlihat sedih

"KURANG NGAJAR KAMU YA!"

"PLAKK!" Ibu menampar Inggrid yang menyebabkan ia meneteskan air mata.

"Bu apa apaan ini!" mendengar suara ayah membuat Ibu sangat terkejut.
Melihat bahwa Inggrid di tampar, Ayah langsung menghampiri dan memeluknya.

"APA YANG SEBENARNYA TERJADI!" Suara Ayah meninggi.

Ibu terlihat ketakutan saat mengetahui Ayah sangat marah dan ia hanya bisa diam tidak berkutik.

"Bu ayah tanya sekali lagi APA YANG SEBENARNYA TERJADI!"

"Ayahh udah yahh." Inggrid mencoba menenangkan Ayah sambil menangis

Tanpa menjelaskan apa pun Ibu langsung pergi, yang membuat Ayah semakin marah sampai sampai ia ingin mengejar Ibu. Namun untunglah Inggrid berhasil menahan Ayah.

"Inggrid bilang sama Ayah apa yang sebenaranya terjadi, sampai sampai kamu harus di tampar sama Ibu?"

"Udah lah yah gak penting, Ibu emang suka kaya gitu."

"Ayah janji setelah ini kamu gak akan di perlakukan semena mena lagi sama Ibu." Sambil memeluk erat Inggrid.

Randai dan Nara terlihat sedang latihan bernyanyi di taman kampus, sambil sesekali mereka tertawa ria.

"Aduhh Randai yang bener dong latihannya." Ucap Nara

"Ya Aku dari tadi serius kamu yang ada malah nyanyinya gak bener." Timpal Randai

"Tuh kan mulai deh, udah ah males."

"Iya iyaa jangan ngambek dong." Sambil menatap Nara

Langit yang melihat mereka dari kejauhan merasa kesal dan berniat ingin memisahkan mereka bagaimana pun caranya.

Sial makin panas aja gua ngeliat mereka berdua, tapi nanti liat aja Nara pasti bakal jadi milik gua. Batin Langit.

Inggrid terlihat sedang menangis di kamar sesekali pula ia melihat foto kecilnya yang di gendong oleh Ibu.

"Grid kamu liat kunci motor kaka gak?" Gino terdiam melihat Inggrid yang sedang menangis.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Gino penasaran

"Biasa lah ka."

"Ya ampun Ibu ini kenapa si suka banget kayanya namparin muka kamu, ini gak bisa di biarin kaka harus bilang sama Ibu"

"Kak udah gak usah." Menahan tangan Gino

"Gak usah gimana Ibu udah kelewatan kalau di diemin terus pasti bakal namparin muka kamu lagi."

"Ayah udah bilang kok sama Ibu." Ucap Inggrid.

"Inggrid dengerin kaka kalau misalkan kamu dimarahin sama Ibu udah lebih baik kamu diem aja dari pada kamu kena tampar lagi."

"Percuma mau diem mau ngelwan pasti bakal di tampar tampar juga."

"Emang masalah apa lagi sampe kamu di tampar?"

"Udahh ya ka aku gak mau ngomongin itu dulu, aku pengen sendiri."

"Ya udah, kaka keluar ya."

Seorang perempuan turun dari mobil yang sangat mewah yang menjadi pusat perhatian mahasiswa/i di kampus.
Perempuan itu cantik namun sayang ia terlihat angkuh dan sombong hanya itu kekurangannya.

TimeLineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang